Rabu, 01 Agustus 2012

MARYAMAH KARPOV


Data buku

Judul : Maryamah Karpov, mimpi-mimpi Lintang (novel)
Penulis : Andrea Hirata
Cetakan : 7, Desember 2010 (Cet. 1. November 2008)
Penerbit : PT Bentang Pustaka, Yogyakarta
Tebal : xii + 504 halaman
ISBN : 978-979-1227-45-2
Penyunting : Imam Risdiyanto
Perancang sampul : Andreas Kusumahadi
Ilustrasi isi : Yudi Irawan

Beberapa gubahan puisi karya Andrea Hirata dalam novel Maryamah Karpov dan dwilogi novel Cinta di dalam Gelas - Padang Bulan.

Puisi

Dan tiba-tiba hari-hariku berubah menjadi puisi
Semilir di pagi hari
Meriang jika siang
Pecah, serupa ombak-ombak pasang kalau malam


Tak Tahu Engkau di Mana

Tak tahu engkau di mana
Tapi, kulihat dirimu, di antara bayang pohon willow
Kudengar suaramu, dalam riak Sungai Darrow
Dan kucium dirimu, dalam angin yang berembus dari utara



Seperti

Seperti puisi yang kautuliskan
Seperti nyanyi yang kaulantunkan
Seperti senyum yang kausunggingkan
Seperti pandang yang kaukerlingkan
Seperti cinta yang kauberikan
Aku tak pernah, tak pernah merasa cukup


Rahasia

Kuberi tahu satu rahasia padamu, Kawan
Buah paling manis dari berani bermimpi
Adalah kejadian-kejadian menakjubkan
Dalam perjalanan menggapainya

Senyum

Siapa yang menabur senyum
Dialah yang akan menuai cinta


Laut

Horizon, horizon setelah itu, tak ada hal lain
Horizon di langit dan horizon sejauh
   jangkau pandang
Muara menyempit, delta mengerut
Hutan lindap, daratan kelabu
Lalu laut, laut seluas langit
Datar, tetap, tak berhingga, biru mendebarkan


Lintang

Dengan pisau lipat
Kuukir pelan-pelan
Kalimat yang dalam
Dari perasaanku yang larat
Karena hormatku yang sarat
Untuk pesona persahabatan dan kecerdasan
Lintang, Lintang, hatimu yang benderang
Qui genus humanum ingenio superavit
Manusia genius tiada tara


Ada

Tahukah dirimu, Kawan?
Dalam serpih-serpih cahaya
Dan gerak-gerik halus benda-benda
Tersimpan rahasia
Mengapa kita ini ada



Peluk

Disebabkan karena kau terlalu malu
Dengan penuh gengsi kau berbalik,
   dia pun berlalu
Rasakan itu olehmu, sekarang baru kau tahu
Bahwa semua keindahan di dunia ini
   berkelabat dengan cepat
Dan hukum-hukum Tuhan ditulis
   sebelum telepon dibuat
Orang-orang indah yang kautemukan di pasar,
   stasiun, terminal, dan tikungan
Kekasih, kemewahan mutiara raja brana,
   kemilau galena dan intan berlian
Semuanya akan meninggalkanmu
Kecuali secangkir kopi
Dia ada di situ, tetap di situ, hangat,
   dan selalu dapat dipeluk

(dalam Cinta di Dalam Gelas)


Tak Tergenggam

Cinta, ditaburkan dari langit
Pria dan wanita menengadahkan tangan
Berebut-rebut menangkapnya
Banyak yang mendapat seangkam
Banyak yang mendapat segantang
Semakin banyak
Semakin tak tergenggam

(dalam Cinta di Dalam Gelas)


Seribu Lima Ratus Perak

Kutengok di televisi
Kebenaran di Jakarta mahal sekali
Para koruptor pintar sembunyi
Padahal nyata-nyata, mereka telah mencuri
Kawan, di kampung kami
Kebenaran harganya hanya seribu lima ratus perak
Warnanya hitam, tergenang di dalam gelas,
   saban pagi

(dalam Cinta di Dalam Gelas)


Bulan di Atas Kota Kecilku yang Ditinggalkan Zaman

Orang-asing
Orang asing
Seseorang yang asing
Berdiri di dalam cermin
Tak kupercaya aku pada pandanganku
Begitu banyak cinta telah mengambil dariku

Aku kesepian
Aku kesepian di keramaian
Mengeluarkanmu dari ingatan
Bak menceraikan angin dari awan

Takut
Takut
Aku sangat takut
Kehilangan seseorang yang tak pernah kumiliki
Gila, gila rasanya
Gila karena cemburu buta
Yang tersisa hanya kenangan
Saat kau meninggalkanku sendirian
Di bawah rembulan yang menyinari kota kecilku
   yang ditinggalkan zaman
Sejauh yang dapat kukenang
Cinta tak pernah lagi datang

Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman

(dalam Padang Bulan)


Tentang Andrea Hirata
Andrea Hirata Seman Said Harun, pengarang tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Lahir di Belitung, 24 Oktober 1982;

Catatan Lain
Berbeda dengan di novel Sitti Nurbaya, di mana puisi menjadi bagian dari cerita, yang keluar dari mulut atau goresan pena tokoh-tokoh dalam cerita, maka apa yang disebut “puisi” dalam novel Maryamah Karpov terlepas dari cerita. Berdiri sendiri dalam satu halaman, terjepit di antara bab-bab (di novel disebut mozaik-mozaik). Pengecualian untuk puisi Tak tahu engkau di mana (yang aslinya tak punya judul), merupakan baris-baris puisi yang diukir oleh tokoh (Ikal) di pagar batu penyekat ladang di Endensor. Itu menjadi satu-satunya puisi yang menjadi bagian cerita. Yang lainnya, entah apa namanya. Pemanis, pembuka, kesimpulan, endapan, yang dibuat oleh pengarang untuk memperkaya mozaik?
            Saya mendapatkan novel ini dari ayah saya, beliau menjadi tamu undangan sewaktu Andy F. Noya (yang merupakan duta baca) dan Andrea Hirata datang ke Banjarbaru, Sabtu, 7 Juli 2012 yang lalu. Beliau, yang ketika itu, berbincang dengan Hamami Adaby di kursi belakang, oleh panitia diminta menduduki kursi paling depan. Hanya di deretan depan yang ada bingkisan bukunya. Dan buku itu adalah novel Maryamah Karpov.
            Buku itu masih terbungkus plastik sampai suatu hari saya datang berkunjung ke rumah beliau. Dengan tergesa-gesa saya merobek sampulnya. Ini adalah buku yang belum saya baca. Berturut-turut saya sudah membaca Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor (bahkan memilikinya) dan Padang Bulan (yang ini milik kaka ipar, yang menurut saya buku ini yang lebih cocok berjudul Maryamah Karpov, sedang buku Maryamah Karpov, cukup Mimpi-Mimpi Lintang saja). Saya membaca buku-buku itu saat sedang heboh-hebohnya, saat masih hangat karena baru diangkat dari “penggorengan” penerbit. Sedangkan ketika membaca Maryamah Karpov mungkin sudah mulai agak dingin. Habis itu sudah cetakan ke-7 yang diterbitkan Desember 2010 lalu.
            Ayah saya membolak-balik buku, dan entah membaca daftar isi atau langsung ke halaman 37, ia membaca dengan riang (atau menggumam): “Sinting tapi Pintar”. Judul untuk mozaik 7 tersebut diucapkan berulang-ulang sembari berkisah pengalaman waktu di gedung pertemuan. Lalu beliau mengatakan buku ini cocok untuk saya. Dan betul, saya keingatan terus dengan kata-kata “Sinting tapi Pintar” itu, juga ketika saya mengetahui (lewat browsing internet tentunya) bahwa Laskar Pelangi cs ternyata menimbulkan kontroversi, bahkan sejak 2008 lalu. “Ayah saya benar, “gumamku saat ini ,” Andrea ini sinting tapi pintar.” Hahaha. Jadi mengingatkan stereotif orang melayu, sebagaimana pernah andrea menjawab ketika diwawancara: “Saya juga percaya orang Melayu terlahir sebagai penyair, story telling yang ulung. Ada peribahasa kalau kau pinjamkan uang pada orang melayu, akan putus perkara. Tapi kalau kau pinjamkan dia kata, maka akan berpanjang cerita.” Dan Andrea, tidak bisa tidak, adalah satu di antara orang Melayu yang terkena sterotif tersebut, sedikit diantara yang pandai berpanjang cerita itu.
            Namun kadung disinyalir, ada pernyataan-pernyataan penulis di luar konteks novel yang berubah-ubah dan diindikasikan “bohong”. Ada yang kecewa berat, ada yang tetap membela, yang jelas seperti dinyatakan kemudian, laskar pelangi diangkat berdasarkan true event, bukan true story. Jadi, di novel itu kita akan berhadapan dengan setting dan karakter tokoh yang dibikin semirip mungkin dengan kenyataan. Nama-nama yang membumi, dengan tingkah laku yang banyak dijumpai di masyarakat. Beberapa kejadian mungkin pernah terjadi. Tapi jelas ada dramatisasi dan permainan imajinasi yang hiperbolis. Dan sangat memungkinkan, dan ini banyak disinyalir, ada tokoh-tokohnya yang fiktif. Menghadapi hal demikian, terjepit diantara yang kecewa dan yang kagum, saya ambil jalan tengah, yang bagi saya cukup fair: orang ini sinting tapi pintar! Entah ia mengidap sakit gila yang ke berapa, tapi harus jujur diakui kalau novel-vovelnya menghibur bahkan mungkin sampai, pada bagian-bagian tertentu, menginspirasi. Beberapa hal yang bisa dipetik pelajaran, novel-novelnya di beberapa bagian dibuat melalui riset. Sesuatu yang jarang dilakukan novelis Indonesia, kecuali ada beberapa seperti Dewi Lestari (Dee). Tidak hanya mendapatkan pelajaran sosiologi dan sejarah orang Melayu kepulauan, kita juga disuguhkan dengan banyak teori fisika-biologi-geologi, pelajaran teknis membuat kapal, bermain biola, bermain catur, dsb.     

Fakta fakta Laskar Pelangi adalah sebagai berikut :

1.       Nama panggilan dari Andrea Hirata pada saat kecil adalah "andis" ,"Ikal" adalah nama panggilan andrea di novel
2.            Royalti Film Laskar Pelangi yang didapat dari Andrea adalah sekitar Rp 350 juta
3.  Andrea hirata dalam suatu kesempatan menyatakan,dirinya bukan sastrawan, benar-benar tidak berpengalaman, tidak berpendidikan sastra, tidak bergaul dengan orang-orang sastra, tidak bercita-cita menjadi sastrawan. Lebih parah lagi, tidak banyak membaca sastra.
4.            Film Laskar Pelangi sepanjang 2 jam 5 menit yang memakan ongkos Rp 8 miliar.
5.            NAMA Laskar Pelangi adalah sebuah nama pemberian sang guru, Bu Muslimah
6.       Sekarang Bu Muslimah yang asli mengajar di Sekolah Dasar Negeri 6 Gantong, dan sedang menunggu pensiun.
7.            Selama 10 hari pemutaran film itu sudah meraih penjualan 1,1 juta penonton.
8.          3.800 calon pemain dieliminasi menjadi 1.350 anak hingga akhirnya menjadi 12 pemain yang semuanya asli dari belitung, 11 Anak normal dan 1 anak penderita Down syndrome
9.            Film Laskar Pelangi dibuat hanya dengan 36 hari Syuting
10.    Andrea Ingin setiap 2 Mei Film Laskar Pelangi Diputar secara Gratis, dan dia pernah berkata "Filmnya lebih bagus dari novelnya.."
11.     Penulis skenario FILM Laskar pelangi yaitu Salman Aristo juga penulis skenario Film Ayat-Ayat Cinta.
12.        RIRI Riza sebelumnya akan menggunakan Yogi Nugraha pemeran kucai untuk dijadikan pemeran mahar, hingga datang Verrys Yamarno yang datang dengan gaya baju Mahar. Jalan sambil cium ketiak, lalu teriak: bau cuka! bau cuka! Lalu dia menyanyi.
13.   Verrys Yamarno. Pemeran Mahar yang jago kesenian ini ingin menjadi ustad. Cita-citanya adalah masuk ke Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur, atau Universitas Al Azhar di Mesir. "Saya ingin membuat orang jahat menjadi baik," ujar Verrys
14. Ferdian,Pemeran Lintang mempunyai cita-cita melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia atau Universitas Gadjah Mada
15.   Zulpani Fasa, 12 tahun, pemeran Ikal alias Andrea Hirata di masa kecil mempunyai cita-cita Menjadi tentara. Bisa membela negara," katanya.
16.  Mahar asli jadi PNS, guru kesenian di SMA Negeri 2 Tanjung Pandan,diam2 sempat mengantarkan anaknya ikut casting tapi gak lolos. Mira Lesmana nggak tau kalo Mahar ada di antara ortu yg ngantar anaknya ikut casting, baru setelah Mahar pulang ada yg bilang ke Mira.
17.        Aslinya Flo ini adek kelas Andrea . yang sekelas itu kakak laki2 Flo (kakaknya jg pindah dr SD PN), tp sang kakak ini tidak diceritakan ama Andrea. Flo ini asli anak pejabat PN yg tidak mau skolah di skolah PN
18.        Syahdan salah satu anggota laskar pelangi yang sekarang menjadi konsultan IT adalah yg diam-diam membawa naskah LP ke penerbit tanpa Andrea tau
19.        Aman alis Akiong pernah menyebutkan bahwa menurutnya Laskar Pelangi: Chandra Prana, Syahdan Wahyudi, Alpino, Iwan, Ahmad Fajri, Andrea Hirata, dan satu nama perempuan, Hartati. Yang disebut Mahar dan Samson, kata Aman, bisa jadi Ahmad Fajri—sekarang guru di SMA Negeri 2 Tanjung Pandan—dan Alpino. Sedangkan Lintang? "Saya hanya tahu ini. Kalau Lintang, tanya Andis," ujarnya sambil tersenyum.
20.        Harun Karena cacat mental sekarang dirumah saja, menemani ibunya. Harun sering datang ke lokasi syuting, lalu dia cerita: "tadi lihat syuting film, ada Andis ".
21.        Sempat syahdan dan Kucai asli ditanya wartawan siapa yg paling pintar dikelas, berdua serempak jawab: ANDIS!( kenapa bukan lintang??? tanya kenapa? ) :? ,Bahkan bu Mus ketika ditanya siapa Lintang? dia menjawab "saya tidak ingat,siapa lintang?"(mungkinkah jika Bu mus tidak ingat, anak sejenius lintang? )
22.        Saat di Kick Andi andrea menyebutkan bahwa foto tersebut tidak detail yaitu Syahdan (jongkok, kanan), Sahara (satu2-nya cewek) pada waktu itu para penonton lgsg histeris, "LINTANG, YG MANA???" Dan Andrea dgn cool bilang, "Rahasia…"
23.        Riri Reza berhasil menjinakkan "keganjilan" pada beberapa bagian novel Andrea. Mahar yang mengagetkan Bu Mus dengan tiba-tiba menyanyikan Tennessee Waltz karya Anne Murray dan "si jenius" Lintang yang berdebat hebat tentang cincin Newton dalam lomba cerdas cermat "dibumikan" Riri menjadi adegan yang lebih wajar bagi seorang anak. Riri mengganti Tennessee Waltz dengan Bunga Seroja, yang justru memperkental roh Melayu ke dalam film. Dan untuk adegan lomba cerdas cermat itu, secara tak terduga Riri mengubahnya menjadi drama yang menggetarkan
24.   Tokoh Pak Mahmud yang ditampilkan oleh Tora Sudiro, menghapus seluruh tato di tangannya dengan "dempul" make-up, sebenarnya di Novel Pak Mahmud adalah tokoh antagonis tapi di Film menjadi tokoh yang membela SD Muhammadiyah saat Cerdas Cermat
25.   Buaya dari Film Laskar Pelangi meminjam buaya dari Museum Pemkab Belitung (dibayar berapa ya buayanya? )



           




   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar