Senin, 01 Oktober 2012

M. Nahdiansyah Abdi: BUKU HARIAN PEJALAN TIDUR


Data buku kumpulan puisi

Judul : Buku Harian Pejalan Tidur
Penulis : M. Nahdiansyah Abdi
Cetakan : I, Januari 2011
Penerbit : Tahura Media, Banjarmasin.
Tebal : vi + 64 halaman (61 judul puisi)
Perancang Sampul : Hery S.
Foto jamban : M. Wiwin Rahmadani SH
Link : http://pejalantidur.blogspot.com

Beberapa pilihan puisi M. Nahdiansyah Abdi dalam Buku Harian Pejalan Tidur

Tentang Wanita yang Menguap dan Jam Tangannya yang Sialan

Wanita itu menguap tanpa punggung telapak tangan menempel di
mulutnya. Angin deras tapi nelangsa.
Berkali-kali ia melirik arloji, berharap lelakinya
muncul dari pintu itu: “Dasar jam tangan murah!” ia
keceplosan. Dia perempuan buta dan lelaki itu
torso yang mengigau di kotak kaca.

270210


Risiko

Ada yang slalu berpikir kalah-menang
maka jatuhlah korban-korban
Ada yang berpikir melulu cinta
ia pun repot juga

Limpahan cinta menyamar berupa-rupa
Ia dituntut ”dungu” sejak pandangan pertama

010510


Gemuruh

Wahai mimpi-mimpi besar
Visi-visi Agung
Biji di gelap tanah
Janin dalam kandungan

Wahai, hembusan ruh yang sejuk dan kudus
Yang menjamah segala yang mati dan yang berdenyut
Mukzijat yang bekerja di semua satuan waktu
di semua daratan dan khayalan

demikianlah, aku mengajukan pertanyaan yang tak ada
jawabannya: senantiasa
menyamar jadi kesintingan, kesurupan oleh alfabetMu!

121209/270310

TIRANI DAN BENTENG


Data buku kumpulan puisi

Judul : Tirani dan Benteng; dua kumpulan puisi
Penulis : Taufiq Ismail
Cetakan : I, 1993
Penerbit : Yayasan Ananda, Jakarta.
ISBN : 979-8424-00-X
Tebal : xxix + 172 halaman (72 puisi + 48 foto)
Kulit muka : Nur Fadjar
Vignet : Zaini
Foto-foto : Suroso Soerojo, Kantjono, Erijono Wijono, Rushdy Husein, Marzuki Arifin, DA Peransi, Ed Zulverdi.

Buku ini merangkum 3 kumpulan puisi, yaitu Puisi-puisi Menjelang Tirani dan Benteng (32 puisi), Tirani (18 puisi) dan Benteng (22 puisi)

Beberapa pilihan puisi Taufiq Ismail dalam Puisi-puisi Menjelang Tirani dan Benteng

 

Oda pada Van Gogh

 

Pohon sipres. Kafe tua
Di ujung jalan
Sepi. Sepi jua

Langit berombak
Bulan di sana
Sepi. Sepi namanya.

1964


Dengan Puisi, Aku

 

Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya.

1965

D. Zawawi Imron: BULAN TERTUSUK LALANG


Data buku kumpulan puisi

Judul : Bulan Tertusuk Lalang
Penulis : D. Zawawi Imron
Cetakan : I, 1982
Penerbit : PN. Balai Pustaka, Jakarta.
Tebal : 72 halaman (57 judul puisi)
Perancang Sampul : Hanung S.

Beberapa pilihan puisi D. Zawawi Imron dalam Bulan Tertusuk Lalang

Bulan Tertusuk Lalang

bulan rebah
angin lelah di atas kandang

cicit-cicit kelelawar
menghimbau di ubun bukit
di mana kelak kujemput anak cucuku
menuntun sapi berpasang-pasang

angin termangu di pohon asam
bulan tertusuk lalang

tapi malam yang penuh belas kasihan
menerima semesta bayang-bayang
dengan mesra menidurkannya
dalam ranjang-ranjang nyanyian

1978


Nyanyian Tanah Garam

angin yang diluluhkan bauan wangi
barangkali tak akan mampu
menghitung kerikil-kerikil sepi
perih ya, perih!
adakah duri di semak rindu?

aduh, paman!
kudaki punuk pundak sapimu
dengan secawan nira di tangan
untuk mengisi ruas nyawaku
wahai, bulan betah mengasuh kemarau

dari ekor bintang yang semalam gemetar
bisa diduga, siapa yang harus dilecut
agar bangkit kejantanan
umbul-umbul berlukis wayang
sudah tegak di sudut ladang

dan sebagai anak dunia
lagu lebah kuresapkan
dan sebagai anak madura
kugali kubur sebelum berperang

1978
 

Noor Aini Cahya Khairani: SUNGAI HITAM SEMESTA BERKABUT


Data buku kumpulan puisi

Judul : Sungai Hitam Semesta Berkabut
Penulis : Noor Aini Cahya Khairani
Cetakan : I, Oktober 2004
Penerbit : Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Banjarmasin.
Tebal : 39 halaman (36 judul puisi)
Penyunting : Micky Hidayat
Ilustrasi sampul : Oesman Effendi – Puncak I ‘77

Beberapa pilihan puisi Noor Aini Cahya Khairani dalam Sungai Hitam Semesta Berkabut

Di Hulu Kali Ini

di hulu kali ini
aku ingin menambatkan perahu
melepas beban dan pakaian. mandi sepi
lalu tenggelam di dasar waktu


Penyair Sepi

penyair yang lahir dari puisi mencari cinta
menelusur jalan sepi memikul beban semesta
tuhan terbaring di hatinya

sudah sampaikah perjalanan o, penyair
menawarkan kesepian dan rindu yang berdebu
pada cakrawala, sementara jejak terlupa

jalan kian sepi, hari menepi
dalam temaram angin membisikkan perpisahan
kasih yang pergi takkan pernah kembali

di perbatasan kegelapan menyempurnakan kesetiaan
pada cinta, penyair melepaskan beban semesta:
menuliskan kesepian manusia atas manusia
meninggalkan sejarah yang mesti sudah dan pergi
menuju misteri yang terbaring di hati

Wing Kardjo: FRAGMEN MALAM


Data buku kumpulan puisi

Judul  : Fragmen Malam, Setumpuk Soneta
Penulis : Wing Kardjo
Cetakan : I, 1997
Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
ISBN : 979-419-234-1
Tebal : 346 halaman (167 puisi, 88 sketsa/ilustrasi)
Gambar sampul : Haryadi Suadi
Ilustrasi : Abay D. Subarna, Jeihan, Haryadi Suadi, Kaboel Suadi, Karnedi, Nashar, Rini Joedawinata, Rudy Pranadjaya, Sipin Lim, T. Sutanto, Tisna Sanjaya, Wing Kardjo.

Beberapa pilihan puisi (soneta) Wing Kardjo dalam Fragmen Malam

Endless Tape

Seperti sekian lagu yang
berulang-ulang, seperti
sekian mimpi kembali
mengganggu.

Hidup lebih baik apakah itu?
Hidup lebih baik apakah
itu ketaatan mesin
pada program

Kau tak lebih
dari musik kamar
yang gemetar, telantar.

Menggelepar lapar
hidup, atau jadi
sekrup


Bukit

Bukan kebetulan hidup kaurisaukan
meski makan dan penginapan
sudah terjamin hingga
tahun depan

Dalam gelisah tidur, mimpi mendaki
bukit telur, kapan kapal pecah, laut
berdebur. Bagaimana bisa tekebur
hidup bisa begitu saja lebur.

Pentingnya hati terkunci di laci,
lahir sajak seperti arak,
yang terpendam dalam-

dalam, diperam
cahaya bulan.
Bulan.

Raja Ali Haji: GURINDAM DUA BELAS


Data buku kumpulan puisi

Judul : Gurindam Dua Belas
Penulis : Raja Ali Haji
Cetakan : I, 2003
Penerbit : Unri Press, Pekanbaru, Riau.
Tebal : 17 halaman (12 pasal gurindam)
ISBN : 979-8692-97-7


Inilah Gurindam Dua Belas Namanya
Segala puji bagi Tuhan seru sekalian alam serta shalawatnya Nabi yang akhirul jaman serta keluarganya dan sahabatnya sekalian adanya. Amma ba’du daripada itu maka tatkala sampailah Hijratun Nabi 1263 Sunnah kepada dua puluh tiga hari bulan Rajab Selasa mana telah ta’ali kepada kita yaitu Raja Ali Haji mengarang satu gurindam cara melayu yaitu yang boleh juga jadi diambil faedah sedikit-sedikit daripada perkataannya gurindam itu hanya dua belas pasal di dalamnya.

Gurindam pasal yang pertama 

Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilangkan nama

Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal Tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang teperdaya

Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat