Minggu, 02 November 2014

TS Pinang: SUBURBIA




Data buku kumpulan puisi

Judul: Suburbia
Penulis: TS Pinang
Penerbit: TITIKNOL Project
Publikasi: 1,2011
Tebal: 24 Halaman (21 puisi)
Format buku : pdf

Beberapa pilihan puisi TS Pinang dalam Suburbia

Mistika Urbana

kami berjamaah di warung-warung kopi, di sudut-sudut layar
browser, mengaji ayat-ayat yang jatuh begitu saja dari ujung-ujung
jemari. di jalanan, wajah-wajah memancarkan elektron, kaki-kaki
bergegas secepat sms dan sinar pencerahan dari mesin pencari. kami
ingin mencari nama, mencari uang, mencari suaka dari fatwa-fatwa
ulama. kami berkelana di warung-warung koneksi, di antena-antena
jaring-jaring gelombang tinggi, di mana kata dan gambar kami saling
berpapas tanpa tubuh dan nafas. kami memecah raga dan jiwa kami
berlaksa berjuta kali, datang dan pergi sejauh ai-pi. kami menemukan
diri kami sendiri, terserak di sengkarut alam bayang pita-pita
frekuensi.

kami bersuci dari debu mikro asap solar bus kota dan noda timbal,
dengan air hujan penuh limbah mineral. zikir kami nama-nama
penghibur terkini, tasbih-tasbih digital di mana kami ungkapkan
ketelanjangan kami. tetabuhan dengan ketukan kian cepat
mengiringi ekstasi kami, dan kegelapan tak lagi menakutkan. jantungjantung
kami membuka, menghisap bergiga-giga bit data dari langitlangit,
dari kabel-kabel, dari nomor-nomor akses cepat, dari atmosfer
yang kami hirup begitu saja sebagai meditasi. pendar layar kristal
menyala-nyala di dalam kami. mungkin bukan tuhan, tapi kami
temukan detak hidup kami.

adapun tuhan, tak lagi kami cari-cari.

Sutan Iwan Soekri Munaf: OBSESI




 Data buku kumpulan puisi

Judul : Obsesi
Penulis : Sutan Iwan Soekri Munaf
Penerbit : Angkasa, Bandung
Cetakan : I, 1985
Illustrator : Ernawan Rahmat Salimsyah
Tebal : 81 halaman (30 puisi)
Pengantar : Saini K.M. dan Beni Setia

Buku ini terdiri dari 3 bagian yaitu Kisah Cinta Iwan Soekri (19 puisi), Catatan Tahun-tahun Lepas (9 puisi) dan Obsesi (2 puisi panjang).

Beberapa pilihan puisi Sutan Iwan Soekri Munaf dalam Obsesi

Pendurhaka
pada roedy irawan syafrullah

malinkundang itu aku
sangkuriang itu aku
dari batu dan gunung kesombongan
tinggalkan rumah cari kedamaian
yang risi
si penduka itu aku
si perindu itu aku
yang berlayar dari kubang pilu
yang diantar mentari kelabu
ingin membunuh ayahnya juga mengaguminya
ingin kembangkan citranya juga mengurungnya
batas apa dari si penduka, o malinkundang wahai!
batas apa dari si perindu, o sangkuriang wahai!
pintu kelam senantiasa menghablur – satu
lewat suara gedincak, itulah suara lagu rintihku
lewat suara getaran, itulah suara tembang-tangisku
yang tak kenal bundanya tapi mencintainya
yang tak kenal dirinya tapi mengharapkannya
dari batu dan ombak suaraku menyibak
: akulah malinkundang itu! akulah sangkuriang itu
(bunda…
kemalangan beruntun tak terhindarkan
malinkundang itu pergi-pesta ke disco-disco
sangkuriang itu terjerat di bordil-bordil
itulah aku:
yang tersenyum hampa tapi larukan semangatmu
yang menjaga lautmu, yang meronai udaramu
(dan dari batu dan gunung keingkaran
kusebut nama: tuhan!)

1979

Remy Sylado: KERYGMA & MARTYRIA




Data buku kumpulan puisi

Judul : Kerygma & Martyria
Penulis : Remy Sylado
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Percetakan : PT Ikrar Mandiriabadi, Jakarta
Cetakan : I, Juli 2004
Tebal : 1056 halaman (881 puisi)
ISBN : 978-979-22-0918-2
Gambar sampul dan ilustrasi dalam : Remy Sylado
Desain sampul : Marcel A.W.

“yang mencari pengetahuan/akan menemukan pengertian/yang meremehkan kebajikan/telah membuang kebahagiaan.”
(Sajak Amsal tentang Kebahagiaan, Remy Sylado)

Kumpulan puisi Kerygma & Martyria terbagi atas dua bagian, yaitu Kerygma (394 puisi) dan Martyria (487 puisi)

Beberapa pilihan puisi Remy Sylado dalam Kerygma

Mukadimah

Menjadi penyair berpercaya
banyak yang terpanggil
sedikit yang terpilih
Kusebut diriku
pesyair


Senjata
buat Chusin

Seandainya ada perumpamaan yang ampuh
aku ingin jabarkan hatiku dalam dua ibarat
dalam benci ia lebih keras dari batu berlian
dalam cinta ia lebih lunak dari ubi beragi
dan aku seperti terminal tempat berganti muat
Tapi kenapa aku harus panggil benci
mengubah kecantikan dengan keputusasaan
kalau cinta datang memberi pengharapan
yang memelihara keindahan abadi
hingga daging berubah jadi tanah
Kuberi kau pengertian tentang hidup
senjata paling sakti dalam peperangan: cinta.

Sapardi Djoko Damono: HUJAN BULAN JUNI





Data buku kumpulan puisi

Judul: Hujan Bulan Juni
Penulis: Sapardi Djoko Damono
Penerbit: PT Grasindo, Jakarta
Percetakan: PT Gramedia, Jakarta
Cetakan: I, 1994
Tebal: x + 104 halaman (96 puisi)
ISBN: 979-553-467-X
Perwajahan: Nono S. / Albertus
Sampul depan: Kunta Rahardjo

Beberapa pilihan puisi Sapardi Djoko Damono dalam Hujan Bulan Juni

Hujan, Jalak, dan Daun Jambu

Hujan turun semalaman. Paginya
jalak berkicau dan daun jambu bersemi;
mereka tidak mengenal gurindam
dan peribahasa, tapi menghayati
adat kita yang purba,
tahu kapan harus berbuat sesuatu
agar kita, manusia, merasa bahagia. Mereka
tidak pernah bisa menguraikan
hakikat kata-kata mutiara, tapi tahu
kapan harus berbuat sesuatu, agar kita
merasa tidak sepenuhnya sia-sia.

1992


Dalam Diriku
Because the sky is blue
It makes me cry
    (The Beatles)

dalam diriku mengalir sungai panjang,
darah namanya;
dalam diriku menggenang telaga darah,
sukma namanya;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya!
dan karena hidup itu indah,
aku menangis sepuas-puasnya

1980

Lazuardi Anwar: PELABUHAN




Data buku kumpulan puisi

Judul : Pelabuhan
Penulis : Lazuardi Anwar
Penerbit : Nusa Indah, Ende – Flores
Percetakan : Arnoldus
Cetakan : I, 1980
Tebal : 51 halaman (45 puisi)
NI : 831805

“Buat isteriku sartini
dan enam wajah menari
dan menari
tiap hari”
(Halaman persembahan Pelabuhan, Lazuardi Anwar)

Beberapa pilihan puisi Lazuardi Anwar dalam Pelabuhan

Kota Kecil

Kota kecil
dipukul ombak
tenang menatap
samudera.

Kota kecil di pantai barat
dipukul ombak zaman ke zaman
camar bermain di lidah senja
tenang menatap samudera.

Kota kecil kota tertinggal
lama sudah tidak memberita
adalah pariaman
adalah kotaku sayang tanah kelahiran.

Kota kecil
dipukul ombak
tenang menatap
tenang mengharap.

1964