tag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post2046879409250424073..comments2024-03-18T05:03:54.891-07:00Comments on Kepada Puisi: Taufiq Ismail: MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA M. Nahdiansyah Abdihttp://www.blogger.com/profile/13183703577137638819noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-10612551159123647632022-06-09T19:10:15.260-07:002022-06-09T19:10:15.260-07:00mas website majalah horizon kok tidak ada ya? saya...mas website majalah horizon kok tidak ada ya? saya mau beli bukunyaAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-21552778359480224742021-06-15T04:36:03.749-07:002021-06-15T04:36:03.749-07:00Fatikhatul Koiroh
Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI...Fatikhatul Koiroh<br />Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI 2017 A)<br />175200034<br /><br />Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia.<br /><br /><br />III<br /><br /><br />Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu. Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang. curang susah dicari tandingan. Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek secara. Hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu. Di negeriku komisi pembelian alat-alat besar, alat-alat ringan, senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan peuyeum dipotong birokrasi lebih separuh masuk kantung jas safari. Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal, anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden, menteri, jenderal, sekjen, dan dirjen sejati, agar orangtua mereka bersenang hati. Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan. Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan sandiwara yang opininya bersilang tak habis dan tak putus dilarang-larang. Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat belanja modal raksasa. Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah. ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang. saja sementara mereka kalah, kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat. Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli, kabarnya dengan sepotong SK suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi. Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan, lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman. Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja, fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar. Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat jadi pertunjukan teror. Penonton antarkota cuma karena sebagian sangat kecil. Bangsa kita tak pernah bersedia menerima skor pertandingan yang disetujui bersama. Di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,<br /><br /><br /> Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng, Nipah, Santa Cruz, Irian dan Banyuwangi, ada pula pembantahan terang-terangan yang merupakan dusta. terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan, dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai saksi terang-terangan. Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.<br /><br />IV<br /><br /><br />Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak. Hukum tak tegak, doyong berderak-derak. Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak. Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza. Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia. Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata dan kubenamkan topi baret di kepala. Malu aku jadi orang Indonesia.<br /><br />Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia terdapat kelebihan dan kekurangan. Kelebihan puisi tersebut mudah dipahami dan sangat menarik untuk dibaca, karena isi puisi tersebut menceritakan di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata dan kubenamkan topi baret di kepala. Malu aku jadi orang Indonesia. Kekurangan puisi tersebut kata-katanya terlalu menyakiti orang dan menceritakan kehidupan. Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata dan kubenamkan topi baret di kepala malu aku jadi orang Indonesia.<br /><br />Dari puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia” jika dikaitkan dengan kehidupan sekarang yaitu jangan sampai membuat malu aku jadi orang Indonesia.<br /><br />http://kepadapuisi.blogspot.com/2013/07/malu-aku-jadi-orang-indonesia_295.html<br /><br /><br /> <br /><br /> Kritiks esai san sastrahttps://www.blogger.com/profile/04174531808221652472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-87005381779892149292021-06-15T04:33:24.190-07:002021-06-15T04:33:24.190-07:00Fatikhatul Koiroh
Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI...Fatikhatul Koiroh<br />Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI 2017 A)<br />175200034<br /><br />Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia.<br /><br />Esai<br /><br />I<br /><br /><br />Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia terdiri atas 4 bait. Tiap bait terdiri atas 8 sampai 12 suku kata. Makna puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia terdapat bait I ada 18 baris, bait II ada 8 baris, bait III ada 55 baris, 16 baris, bait IV ada 8 baris, menceritakan Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga Ke Wisconsin aku dapat beasiswa. Sembilan belas lima enam itulah tahunnya. Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia. Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia. Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda. Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya, Whitefish Bay kampung asalnya. Kagum dia pada revolusi Indonesia. Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya. Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya. Dadaku busung jadi anak Indonesia. Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy Dan mendapat Ph.D. dari Rice University. Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army. Dulu dadaku tegap bila aku berdiri. Mengapa sering benar aku merunduk kini.<br /><br /><br />II<br /><br /><br />Langit langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak. Hukum tak tegak, doyong berderak-derak. Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak. Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza. Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia. Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata Dan kubenamkan topi baret di kepala. Malu aku jadi orang Indonesia.Kritiks esai san sastrahttps://www.blogger.com/profile/04174531808221652472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-89526468226696091332021-06-15T04:30:07.525-07:002021-06-15T04:30:07.525-07:00
Fatikhatul Koiroh
Pendidikan Bahasa Indonesia (PB...<br />Fatikhatul Koiroh<br />Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI 2017 A)<br />175200034<br /><br />Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia.<br /><br />III<br /><br /><br />Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu. Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang. curang susah dicari tandingan. Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek secara. Hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu. Di negeriku komisi pembelian alat-alat besar, alat-alat ringan, senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan peuyeum dipotong birokrasi lebih separuh masuk kantung jas safari. Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal, anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden, menteri, jenderal, sekjen, dan dirjen sejati, agar orangtua mereka bersenang hati. Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan. Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan sandiwara yang opininya bersilang tak habis dan tak putus dilarang-larang. Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat belanja modal raksasa. Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah. ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang. saja sementara mereka kalah, kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat. Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli, kabarnya dengan sepotong SK suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi. Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan, lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman. Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja, fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar. Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat jadi pertunjukan teror. Penonton antarkota cuma karena sebagian sangat kecil. Bangsa kita tak pernah bersedia menerima skor pertandingan yang disetujui bersama. Di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,<br /><br /><br />Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng, Nipah, Santa Cruz, Irian dan Banyuwangi, ada pula pembantahan terang-terangan yang merupakan dusta. terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan, dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai saksi terang-terangan. Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.<br /><br />IV<br /><br /><br />Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak. Hukum tak tegak, doyong berderak-derak. Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak. Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza. Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia. Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata dan kubenamkan topi baret di kepala. Malu aku jadi orang Indonesia.<br /><br />Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia tersebut baik untuk dibaca namun, dalam puisi tersebut banyak kata yang berlebihan atau boros tetapi maknanya sama sehingga diulang-ulang. Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia” terdapat beberapa kritikan dalam puisi tersebut mengenai gaya bahasa juga terdapat kata seperti majas juga sedikit. Puisi tersebut mengajarkan sikap negatif karena di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja. Puisi tersebut jika dalam segi positif yaitu tidak boleh malu kepada negara Indonesia.<br />Kritiks esai san sastrahttps://www.blogger.com/profile/04174531808221652472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-52418257122610010272021-06-15T04:27:37.633-07:002021-06-15T04:27:37.633-07:00Fatikhatul Koiroh
Pendidikan Bahasa Indonesia (PB...Fatikhatul Koiroh<br />Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI 2017 A)<br />175200034<br /><br />Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia.<br /><br />Kritik<br /><br />I<br /><br /><br /> Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia terdiri atas 4 bait. Tiap bait terdiri atas 8 sampai 12 suku kata. Makna puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia terdapat bait I ada 18 baris, bait II ada 8 baris, bait III 55 baris, 16 baris, bait IV 8 baris, menceritakan Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga Ke Wisconsin aku dapat beasiswa. Sembilan belas lima enam itulah tahunnya. Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia. Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia. Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda. Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya, Whitefish Bay kampung asalnya. Kagum dia pada revolusi Indonesia. Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya. Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya. Dadaku busung jadi anak Indonesia. Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy Dan mendapat Ph.D. dari Rice University. Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army. Dulu dadaku tegap bila aku berdiri. Mengapa sering benar aku merunduk kini.<br /><br /><br />II<br /><br /><br /> Langit langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak. Hukum tak tegak, doyong berderak-derak. Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak. Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza. Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia. Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata Dan kubenamkan topi baret di kepala. Malu aku jadi orang Indonesia.<br /><br /> Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia tersebut baik untuk dibaca namun, dalam puisi tersebut banyak kata yang berlebihan atau boros tetapi maknanya sama sehingga diulang-ulang. Puisi Taufiq Ismail dalam Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia” terdapat beberapa kritikan dalam puisi tersebut mengenai gaya bahasa juga terdapat kata seperti majas juga sedikit. Puisi tersebut mengajarkan sikap negatif karena di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja. Puisi tersebut jika dalam segi positif yaitu tidak boleh malu kepada negara Indonesia.<br />Kritiks esai san sastrahttps://www.blogger.com/profile/04174531808221652472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-16858963262118946112021-06-15T04:06:26.631-07:002021-06-15T04:06:26.631-07:00Puisinya bagus sekali
Fatikhatul Koiroh
175200034
...Puisinya bagus sekali<br />Fatikhatul Koiroh<br />175200034<br />Pendidikan Bahasa Indonesia 2017 A (PBI 2017 AKritiks esai san sastrahttps://www.blogger.com/profile/04174531808221652472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-61653715322473898972020-08-15T17:12:22.517-07:002020-08-15T17:12:22.517-07:00Inilah Puisi-puisi yg membuat aku dapatkan gelar S...Inilah Puisi-puisi yg membuat aku dapatkan gelar S.Pd. Saat itu 2004, dengan keberanian yang berbaur dengan nekad mencoba mengambil Judul Skripsi "Analisis Nilai dalam Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (MAJOI) Karya : Taufiq Ismail.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/16930065286868064071noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-77740574252086356022017-08-10T00:31:03.038-07:002017-08-10T00:31:03.038-07:00Maha karya dalam kata yang bermakna, untaian jiwa ...Maha karya dalam kata yang bermakna, untaian jiwa anak bangsa yang luar biasa. P3swthttps://www.blogger.com/profile/16571773640574091757noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-80799450148603635772015-09-05T22:28:33.384-07:002015-09-05T22:28:33.384-07:00puisi-puisi ini SUPER SEKALI!puisi-puisi ini SUPER SEKALI!Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-14568756069665161492015-01-12T20:40:35.825-08:002015-01-12T20:40:35.825-08:00Saya pinjamnya di penyair Y.S. Agus Suseno, sekara...Saya pinjamnya di penyair Y.S. Agus Suseno, sekarang jarang lagi main ke sana, habis jauh, beda kota. Gini aja, coba hubungi ybs via facebook, akunnya Y.s. Agus Suseno. Barangkali beliau mau meminjamkan...M. Nahdiansyah Abdihttps://www.blogger.com/profile/13183703577137638819noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-48997004094506669402015-01-12T20:20:15.196-08:002015-01-12T20:20:15.196-08:00Mas pinjam dimana mas? bisa minta tolong dipinjamk...Mas pinjam dimana mas? bisa minta tolong dipinjamkan lagi, untuk kajian skripsi mas, cari di perpustakaan dan toko buku daerah saya tidak ada mas.Rian Febriantohttps://www.blogger.com/profile/02981247910414855436noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-64319736547160621552015-01-10T23:20:41.612-08:002015-01-10T23:20:41.612-08:00Saya juga cuma pinjam, Mas. Kalau mau beli bukunya...Saya juga cuma pinjam, Mas. Kalau mau beli bukunya, mungkin coba menghubungi redaksi majalah Horison atau kunjungi websitenya. Barangkali masih ada...M. Nahdiansyah Abdihttps://www.blogger.com/profile/13183703577137638819noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-7120318672251875852015-01-10T18:58:30.754-08:002015-01-10T18:58:30.754-08:00Maaf Mas, Kalau boleh bertanya, bukunya beli diman...Maaf Mas, Kalau boleh bertanya, bukunya beli dimana?, terima kasihRian Febriantohttps://www.blogger.com/profile/02981247910414855436noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2537658459728910536.post-55665971338872934602014-05-23T20:55:36.042-07:002014-05-23T20:55:36.042-07:00kern gan buat puisinya menambah wawasan terimakasi...kern gan buat puisinya menambah wawasan terimakasi.Obat asam urat tradisionalhttp://tinyurl.com/oxnjus6noreply@blogger.com