RUMAH PENYAIR
Jangan menghina penyair
Seberapa belepotan pun sajak-sajaknya
Tangannya bertuah
Setiap huruf dari puisinya
bernyawa!
(Baik puisi yang ditulis dengan jujur
atau sekedar kerajinan tangan saja)1
Setiap kata dari puisinya
menyimpan
sebuah dunia!
Puisi adalah rumah penyair
Mereka dapat pulang kapan
saja
saat berada di mana saja
-- tentu jika mereka mau
dan rindu
--
Catatan
1: Pernahkah
kau membaca puisiku yang lain, yang kerajinan tangan itu, misalkan ini: (Anjing Penjaga Puisi)... Sebuah puisi,
tanpa kata atau pun suara/dan anjing penjaga/terlihat di sebuah penyair/sore
mengapung: manis dan leleh/angin memintal, cinta mengepung/Anjing penjaga
menyapa: gukguk!/Rantai di lehernya bersepuh emas//Wahai penyair, jika puisi
menguap/berikan saja daging dan tulangmu pada itu anjing/untuk dijaganya dalam
tubuhnya!
REFLEKSI
Tubuh dan hidupku adalah monumen
dari hutang yang tak kan bisa terbayarkan
Seberapa keras aku menyicil
lebih terdengar sebagai lelucon saja
Hutang yang kian membengkak
setiap bertambah sekon
yang menyebabkan
aku tergolek lemas oleh rasa syukur
Aku hidup dengan nafas buatan
langsung dari mulutMu
dan matiku pun, tidak bisa tidak,
akan di pangkuanMu
Bolehkah sekarang
aku menangis, Tuanku?
Karanganyar 2, 20 Juni 2012
M. Nahdiansyah Abdi
KEAJAIBAN RUMAH
Mengherankan, besar kecilnya rumahku tak dapat
diukur dengan meteran
Mengherankan, ia hanya tergantung pada benda kecil
yang menghias melintang di sana
Di situ, di wajah isteriku
Sempit atau luasnya rumahku
ternyata hanya tergantung
pada seberapa lebar dan tulus senyum isteriku
Karanganyar 2, 13 Juni 2012
M. Nahdiansyah Abdi
Mas M Nahdiansyah, salut dan jempol. Aku selalu tak melewatkan blogger ini. Blogger ini keren. Sebagai perpustakaan puisi. Blogger ini membuatku semakin mencintai puisi..Bolehkah aku rekomendasikan sebuah buku yang layak untuk ditambahkan di blogger ini. Penyair Dedet Setiadi pada antologi tunggalnya yang terbaru " Gembok Sangkakala ", Atau bisa kukirimkan buku beliau, kalau berkenan tolong kirim alamat. Terimakasih sekali lagi. salam puisi
BalasHapusSaya sangat menghargai perhatian Mbak Fevi. Terima kasih sekali. Tentu saja blog ini terbuka buat buku puisi siapa saja. Menurut Chairil, semua harus dicatat, semua dapat tempat. Tinggal mengukur waktu, tenaga, kemauan sendiri. Saya, tentu sangat senang jika dikirimi buku puisi. Bisa dikirim ke Bagian Psikologi, RS Jiwa Sambang Lihum, Jl. Gubernur Syarkawi Km 3,9; Kec. Gambut, Kab. Banjar, Kalsel. Namun sebagaimana banyak hal di dunia, selalu ada pilihan alternatif. Mbak bisa saja memilih puisi-puisi yang disenangi, men-scan sampul depannya (persis seperti yang saya lakukan), meski cara ini akan sedikit capek. Lalu kirim ke email saya m(dot)nahdiansyah(dot)abdi@gmail.com. Bisa pilih cara 1 atau cara 2. Pilihlah pilihan yang paling menyenangkan bagi sampeyan. Salam takzim.
HapusLuar Biasa... Kepada Puisi kau perjuangkan...
BalasHapusIya, makasih. Kata-kata ini ..... (meminjam pepatah Jepang) bisa menghangatkan tiga bulan musim dingin!
BalasHapusbahasanya sungguh indah sekali
BalasHapusiya, makasih sudah baca...
HapusBang, salam kenal saya dr jogja.. Saya penikmat puisi yg blm bisa jd pelaku, meski saya senang dan terbiasa melengkapi satu buku puisi jika sdh dr toko buku...
BalasHapusSaya senangi puisi2 yg hampir semua penyair tanah air ini, saya mikmati begitu saja. Namun entah kenapa, setelah Chairil, serasa saya begitu terbawa lg ke dlm ruh-nya Chairil, itu saya rasakan stlh mendapatkan sbh buku puisi "catatan harian pejalan tidur." Terimakasih bang nahdiansyah, rasa penasaran mendesak saya kapan bs bertatap lgsg dg abang... Terimakasih
Siip. Semoga suatu saat bisa ketemu... Hati-hati jadi penikmat puisi, bisa kecanduan :)
HapusBang, apakan sudah pernah ngirim puisi ke majalah Horison?
BalasHapusMungkin pernah, sekali, via email. Tapi sepertinya gak ada kejelasan :)
HapusSuka...
BalasHapusBetapa indah penyampaian maksudmu dengan kata-kata, maksud dan arti setiap pembaca boleh berimajinasi...
salam takzim, betapa rajin membaca dan mengunggah puisi-puisi penyair negeri ini.
BalasHapusSungkem Mas Dedy, makasih dah mampir dan berkomentar di blog ini.
Hapushttps://fauzanne12.blogspot.com/2020/06/melawan-gelisah.html?m=1
Hapus