3 Puisi Cinta Saya


RUMAH PENYAIR

Jangan menghina penyair
Seberapa belepotan pun sajak-sajaknya

Tangannya bertuah

Setiap huruf dari puisinya bernyawa!
(Baik puisi yang ditulis dengan jujur
atau sekedar kerajinan tangan saja)1

Setiap kata dari puisinya menyimpan
        sebuah dunia!

Puisi adalah rumah penyair
Mereka dapat pulang kapan saja
saat berada di mana saja
-- tentu jika mereka mau 
dan rindu -- 


Catatan 1: Pernahkah kau membaca puisiku yang lain, yang kerajinan tangan itu, misalkan ini: (Anjing Penjaga Puisi)... Sebuah puisi, tanpa kata atau pun suara/dan anjing penjaga/terlihat di sebuah penyair/sore mengapung: manis dan leleh/angin memintal, cinta mengepung/Anjing penjaga menyapa: gukguk!/Rantai di lehernya bersepuh emas//Wahai penyair, jika puisi menguap/berikan saja daging dan tulangmu pada itu anjing/untuk dijaganya dalam tubuhnya!



REFLEKSI

Tubuh dan hidupku adalah monumen
dari hutang yang tak kan bisa terbayarkan

Seberapa keras aku menyicil
lebih terdengar sebagai lelucon saja

Hutang yang kian membengkak
setiap bertambah sekon

yang menyebabkan
aku tergolek lemas oleh rasa syukur

Aku hidup dengan nafas buatan
langsung dari mulutMu

dan matiku pun, tidak bisa tidak,
akan di pangkuanMu

Bolehkah sekarang
aku menangis, Tuanku?

Karanganyar 2, 20 Juni 2012
M. Nahdiansyah Abdi


KEAJAIBAN RUMAH

Mengherankan, besar kecilnya rumahku tak dapat
diukur dengan meteran
Mengherankan, ia hanya tergantung pada benda kecil
yang menghias melintang di sana
Di situ, di wajah isteriku

Sempit atau luasnya rumahku
ternyata hanya tergantung
pada seberapa lebar dan tulus senyum isteriku

Karanganyar 2, 13 Juni 2012
M. Nahdiansyah Abdi

14 komentar:

  1. Mas M Nahdiansyah, salut dan jempol. Aku selalu tak melewatkan blogger ini. Blogger ini keren. Sebagai perpustakaan puisi. Blogger ini membuatku semakin mencintai puisi..Bolehkah aku rekomendasikan sebuah buku yang layak untuk ditambahkan di blogger ini. Penyair Dedet Setiadi pada antologi tunggalnya yang terbaru " Gembok Sangkakala ", Atau bisa kukirimkan buku beliau, kalau berkenan tolong kirim alamat. Terimakasih sekali lagi. salam puisi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sangat menghargai perhatian Mbak Fevi. Terima kasih sekali. Tentu saja blog ini terbuka buat buku puisi siapa saja. Menurut Chairil, semua harus dicatat, semua dapat tempat. Tinggal mengukur waktu, tenaga, kemauan sendiri. Saya, tentu sangat senang jika dikirimi buku puisi. Bisa dikirim ke Bagian Psikologi, RS Jiwa Sambang Lihum, Jl. Gubernur Syarkawi Km 3,9; Kec. Gambut, Kab. Banjar, Kalsel. Namun sebagaimana banyak hal di dunia, selalu ada pilihan alternatif. Mbak bisa saja memilih puisi-puisi yang disenangi, men-scan sampul depannya (persis seperti yang saya lakukan), meski cara ini akan sedikit capek. Lalu kirim ke email saya m(dot)nahdiansyah(dot)abdi@gmail.com. Bisa pilih cara 1 atau cara 2. Pilihlah pilihan yang paling menyenangkan bagi sampeyan. Salam takzim.

      Hapus
  2. Luar Biasa... Kepada Puisi kau perjuangkan...

    BalasHapus
  3. Iya, makasih. Kata-kata ini ..... (meminjam pepatah Jepang) bisa menghangatkan tiga bulan musim dingin!

    BalasHapus
  4. bahasanya sungguh indah sekali

    BalasHapus
  5. Bang, salam kenal saya dr jogja.. Saya penikmat puisi yg blm bisa jd pelaku, meski saya senang dan terbiasa melengkapi satu buku puisi jika sdh dr toko buku...

    Saya senangi puisi2 yg hampir semua penyair tanah air ini, saya mikmati begitu saja. Namun entah kenapa, setelah Chairil, serasa saya begitu terbawa lg ke dlm ruh-nya Chairil, itu saya rasakan stlh mendapatkan sbh buku puisi "catatan harian pejalan tidur." Terimakasih bang nahdiansyah, rasa penasaran mendesak saya kapan bs bertatap lgsg dg abang... Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siip. Semoga suatu saat bisa ketemu... Hati-hati jadi penikmat puisi, bisa kecanduan :)

      Hapus
  6. Bang, apakan sudah pernah ngirim puisi ke majalah Horison?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin pernah, sekali, via email. Tapi sepertinya gak ada kejelasan :)

      Hapus
  7. Suka...

    Betapa indah penyampaian maksudmu dengan kata-kata, maksud dan arti setiap pembaca boleh berimajinasi...

    BalasHapus
  8. salam takzim, betapa rajin membaca dan mengunggah puisi-puisi penyair negeri ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sungkem Mas Dedy, makasih dah mampir dan berkomentar di blog ini.

      Hapus
    2. https://fauzanne12.blogspot.com/2020/06/melawan-gelisah.html?m=1

      Hapus