Laman

Tonggak

Minggu, 03 Maret 2013

Wiji Thukul: AKU INGIN JADI PELURU



Data buku kumpulan puisi

Judul : Aku Ingin Jadi Peluru
Penulis : Wiji Thukul
Cetakan : I, Juni 2000
Penerbit : IndonesiaTera, Magelang. Diterbitkan atas bantuan Perwakilan KITLV di Indonesia (Koninklijk Instituut voor Taal -, Land-en Volkenkunde)
Editor : Dorothea Rosa Herliany
Ilustrasi sampul : Sudwinarno (Duweck)
Disain Sampul : M. Iqbal Azcha
ISBN : 979-9375-07-X
Tebal : xix + 176 halaman
Esai pengantar : Munir, SH

Hanya satu kata, lawan! Kalimat pendek itu lebih dikenali ketimbang Wiji Thukul. Ia telah menemukan api bagi sebuah simbol perlawanan (Munir)

Buku ini memuat 5 kumpulan puisi, yaitu Lingkungan Kita Si Mulut Besar (46 puisi), Ketika Rakyat Pergi (16 puisi), Darman dan Lain-lain (16 puisi), Puisi Pelo (29 puisi), dan Baju Loak Sobek Pundaknya (28 puisi)

Beberapa pilihan puisi Wiji Thukul dalam Ketika Rakyat Pergi

Peringatan

jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
barangkali mereka putus asa

kalau rakyat sembunyi
dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengar

bila rakyat tidak berani mengeluh
itu artinya sudah gawat
dan bila omongan penguasa
tidak boleh dibantah
kebenaran pasti terancam

apabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
dituduh subversif dan mengganggu keamanan
maka hanya ada satu kata: lawan!

Solo, 1986

Emha Ainun Nadjib: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA



Data buku kumpulan puisi

Judul : Sesobek Buku Harian Indonesia, Empat Kumpulan Sajak
Penulis : Emha Ainun Nadjib
Cetakan : I, Mei 1993
Penerbit : Bentang, Yogyakarta bekerjasama dengan Masyarakat Poetika Indonesia (MPI)
Penyunting : Mustofa W Hasyim dan Jabrohim
Desain grafis : Buldanul Khuri
Tata Letak : Dwi Agus M dan Heppy L Rais
Tebal : xiv + 245 halaman

Buku ini memuat 4 kumpulan puisi, yaitu ‘M’ Frustrasi dan Sajak-sajak Cinta (21 puisi), Sajak-sajak Sepanjang Jalan (39 puisi), Nyanyian Gelandangan (13 puisi) dan Sesobek Buku Harian Indonesia (50 puisi)

Beberapa pilihan puisi Emha Ainun Nadjib dalam ‘M’ Frustrasi dan Sajak-sajak Cinta

Nocturno

Tuhan si anak kenangan berbaring di cakrawala selatan
Tuhan si anak kenangan berloncatan di atas bintang-bintang
Tuhan si anak kenangan berebut masuk keluar pernapasan
Tuhan si anak kenangan tak meleleh di pucuk dendam
Tuhan si anak kenangan terjatuh!
                                                                                    : dalam bayang
                                                                                                 bayang

“Selamat malam!
            O, si buah angan
Selamat malam!
            O, si Anak Hilang!”

75

Rida K Liamsi: PERJALANAN KELEKATU



Data buku kumpulan puisi

Judul : Perjalanan Kelekatu
Penulis : Rida K Liamsi  
Cetakan : I, Oktober 2008
Penerbit : Yayasan Sagang, Pekanbaru, Riau.
Tebal : xiv + 96 halaman; (28 judul puisi)
Setting dan Ilustrasi : Armawi KH
ISBN : 978-979-24-8105-1

Beberapa pilihan puisi Rida K Liamsi  dalam Perjalanan Kelekatu

Kelekatu
Kepada : Thab

Ada ketika kita menjadi seperti kelekatu
Terbang dari lampu ke lampu
Dari pintu ke pintu
Dan akhirnya terdampar di bawah bangku
Tapi tak ada yang menyapa
Tak ada yang bertanya
Kesepian seperti degup maut yang berdetak di ujung
stateskop
Hanya kita yang merasa Aduhai
Aduhai
       Aduhai
Hanya kita yang tahu, apa yang tak pernah sampai

Ada ketika kita menjadi seperti kelekatu
Memandang kilap air dan terhunjam ke batu
Tapi tak ada yang menyapa
Tak ada yang bertanya
Keterasingan seperti sebuah lemari masa lalu tercuguk
di balik pintu
Hanya kita yang merasa kepedihan yang mengalir dalam
kabel lampu-lampu
Hanya Senyap
      Senyap
Senyap
Hanya kita yang tahu, apa yang tak sempat terucap

Ada ketika kita menjadi seperti kelakatu
Menunggu resa angin, menjadi isyarat musim
Memburu cahaya, dan gugur saat gelap tiba
Tapi kita tak tahu Bila
Bila
       BILA

2006

Piek Ardijanto Soeprijadi: LAGU BENING DARI RAWA PENING



Data buku kumpulan puisi

Judul : Lagu Bening dari Rawa Pening (Guning)
Penulis : Piek Ardijanto Soeprijadi
Cetakan : I, 1984
Penerbit : Tiga Serangkai, Solo.
Tebal  : 48 Halaman (31 puisi)
Setting : Syamsudin
Koreksi / Lay Out : Misngadi

Beberapa pilihan puisi Piek Ardijanto Soeprijadi dalam Lagu Bening dari Rawa Pening

Ketika Mancing

pagi bening begini hening
di tepi rawa pening
betapa senang mancing
plung kulempar kail berumpan cacing

cuma sebentar
ikan telah menyambar
tersangkut di ujung pancing menggelepar
di pangkal siang ikanikan lapar

siapa tak betah
terlingkung gunung sangat indah
ya illahi kauberi juga aku hiburan hari ini
di setebah lembah begini sepi

Soni Farid Maulana: ANGSANA



Data buku kumpulan puisi

Judul : Angsana, Sepilihan Puisi 2000 - 2006
Penulis : Soni Farid Maulana
Cetakan : I, Maret 2007
Penerbit : Ultimus, Bandung
Tebal : viii + 55 halaman (37 judul puisi)
ISBN : 979-99560-6-4
Editor : Bilven
Gambar sampul : Soni Farid Maulana, “Angsana”, cat minyak di atas karton, 20 x 25 cm, 2006
Desain sampul : Ucok

Beberapa pilihan puisi Soni Farid Maulana dalam Angsana

Perahu

kau buka kancing bajuku
seperti cahaya menguliti kegelapan
di sebuah kamar yang kekal

“ada perahu dalam tubuhmu
bawa aku berlayar menuju tanah asal!”

(detik arloji menafsir sepi, rumah karib
dalam diri. Perjalanan panjang,
desis ular hitam di rumpun malam)

lalu kita bicara dalam bahasa di luar kata
yang menampung gaung angin, dan gema ombak
di tepi pantai yang dulu ditinggalkan, berabad lalu.

“bawa aku ke tanah asal yang dulu kau sebut surga:
sebelum gelap kembali bersarang dalam kalbuku!”

(malam menarik diri sebelum maut menafsir
ruhku: dalam huruf-huruf kaku di batu
nisan. Di batu nisan) “Bawa aku ...”

2004

D. Zawawi Imron: BERLAYAR DI PAMOR BADIK



Data buku kumpulan puisi

Judul : Berlayar di Pamor Badik
Penulis : D. Zawawi Imron
Cetakan : II, Oktober 2003 (Cet. I, Juli 1994)
Penerbit : Tifa Nusantara, Yogyakarta.
Tebal : xx + 96 halaman; 12 x 19 cm (78 judul puisi)
Gambar sampul dan Ilustrasi : D. Zawawi Imron
Desain sampul : Narto
Penata Letak : Amin Barokah
Esai Pengantar : Drs. Nunding Ram, M.Ed

Beberapa pilihan puisi D. Zawawi Imron dalam Berlayar di Pamor Badik

Nyanyian Rahasia

Antara dua tebing
Jeram menjeritkan teka-teki

Antara dua badik
Tatapmu penuh arti


Nyanyian Gadis Mandar

Di sisi bulan dan kecapi
kutenun kasihmu, Abang!
Lembah selatan kabur diterpa hujan
menyanyikan rahmat yang biru
O, di jauh mana engkau berdebar
di laut apa peluhmu jadi garam?
Sebagai bukti kau anak Mandar

Petiklah kecapi, Abang!
Tuk mengalahkan gelombang dalam diri
Awan putih akan hinggap di lehermu
mengalungkan setiaku yang membaca
lembar-lembar jejakmu dengan membisu

Kalau matahari
nanti tak terbit lagi di Tinabung
Meski tenunanku belum selesai
Kucari mayatmu ke gunung ombak
Di sana sajadah kuhampar
Sebagai bukti: dalam diri ada Mandar

Saut Situmorang: SAUT KECIL BICARA DENGAN TUHAN


Data buku kumpulan puisi

Judul : saut kecil bicara dengan tuhan
Penulis : Saut Situmorang
Cetakan : I, Juni 2003
Penerbit : Bentang Budaya, Yogyakarta.
Tebal  : vi + 78 Halaman (51 puisi)
Perancang sampul : Buldanul Khuri
Gambar Sampul : Katrin Bandel
Pemeriksa aksara : Heni Purwaningsih
Penata aksara : Sugeng D.T.
ISBN : 979-3062-89-4

Beberapa pilihan puisi Saut Situmorang dalam saut kecil bicara dengan tuhan

insomnia

hampir. tengah malam. jalan.
jalan. kota sudah sepi. mobil
kadang lewat. mengiris. dingin. malam.
di kamar. sendiri. aku mendengar.
musik. dari tempat. yang jauh.
tentang tempat. yang jauh.
malam. hampir. begitu. sepi.
tak. ada. jangkrik. tak. ada. burung. malam.
darahku. menari. mengikuti. suara. gondang.
tempat. yang jauh. memanggil. manggil.
masa lalu. malam. kota. sepi.
di kamarku. sendiri. angin. sudah lama mati.
jalan. di luar. menggelepar. sekarat. malam.
begitu. kelam. memanggil. manggil.
musik itu. suara itu. dari jauh.
begitu jauh. angin. sudah lama
mati. tapi badanku. menggigil. darah.
darah. menari. mabok. gondang.
tempat. yang begitu. jauh. tak sanggup.
tak terjangkau. sendiri.
di kamar. aku. sendiri. hanya. suara itu.
terus. menyeru. tak henti. tak henti.

PRIANGAN SI JELITA




Data buku kumpulan puisi

Judul : Priangan Si Jelita
Penulis : Ramadhan K.H.
Cetakan : III, 1975 (Cet. I. 1958)
Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Tebal  : 44 Halaman (3 puisi beranak-pinak)
Disain sampul : Popo Iskandar
Kata Pengantar : Ajip Rosidi

Beberapa pilihan puisi Ramadhan K.H. dalam Priangan Si Jelita

Tanah Kelahiran, 1

Seruling di pasir ipis, merdu
antara gundukan pohon pina,
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang - Tangkubanprahu.

Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di air tipis menurun.

Membelit tangga di tanah merah
dikenal gadis-gadis dari bukit.
Nyanyikan kentang sudah digali,
kenakan kebaya merah ke pewayangan.

Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di hati gadis menurun.

Yudhistira ANM Massardi: SAJAK SIKAT GIGI



Data buku kumpulan puisi

Judul : Sajak Sikat Gigi
Penulis : Yudhistira ANM Massardi
Cetakan : I, 1983
Penerbit : PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Tebal : 82 halaman ( 62 judul puisi)
Gambar jilid: A. Wakidjan
Dicetak : Karya Nusantara, Bandung

Beberapa pilihan puisi Yudhistira ANM Massardi dalam Sajak Sikat Gigi

Biarin!

kamu bilang hidup ini brengsek. Aku bilang biarin
kamu bilang hidup ini nggak punya arti. Aku bilang biarin
kamu bilang aku nggak punya kepribadian. Aku bilang biarin
kamu bilang aku nggak punya pengertian. Aku bilang biarin

habisnya, terus terang saja, aku nggak percaya sama kamu
Tak usah marah. Aku tahu kamu orangnya sederhana
cuman, karena kamu merasa asing saja makanya kamu selalu bilang seperti itu

kamu bilang aku bajingan. Aku bilang biarin
kamu bilang aku perampok. Aku bilang biarin

soalnya, kalau aku nggak jadi bajingan mau jadi apa coba, jadi lonte?
aku laki-laki. Kalau kamu nggak suka kepadaku sebab itu
aku rampok hati kamu. Tokh nggak ada yang nggak perampok di dunia
ini. Iya nggak? Kalau nggak percaya tanya saja sama polisi

habisnya, kalau nggak kubilang begitu mau apa coba
bunuh diri? Itu lebih brengsek daripada membiarkan hidup ini berjalan
seperti kamu sadari sekarang ini

kamu bilang hidup ini melelahkan. Aku bilang biarin
kamu bilang itu menyakitkan

1974