Laman

Tonggak

Minggu, 01 Juni 2014

MELATI UNTUK BUNDA


Data buku kumpulan puisi

Judul : Melati untuk Bunda
Penulis : Karsono H. Saputra
Penerbit : Wedatama Widya Sastra, Jakarta
Cetakan : I, April 2005
Tebal : vi + 25 halaman (25 puisi)
ISBN : 979-3258-39-X

Beberapa pilihan puisi anak Karsono H. Saputra dalam Melati untuk Bunda

Melati untuk Bunda

kupetik melati di sudut taman
kusuntingkan di sanggul bunda
sebagai pengganti mutiara hatinya
saat menuntut ilmu di sekolah


Si Belang Dua

putih dan coklat muda warna bulunya
bening dan tajam sorot matanya

ia senang berguling
lalu melenting
mengeong
dan duduk di pangkuan bila ingin dibelai

tak mau mencuri meski lapar
cuma memandang yang di meja makan

itulah si belang dua, kucing kami



Liburan di Rumah Kakek

di rumah besar itu
berkumpul banyak orang
ada orang-orang dewasa yang kusebut pakde,
bude, paklik, atau bulik
ada anak-anak yang kupanggil adik atau kakak

kami selalu makan bersama

orang-orang dewasa saling bicara
kadang dengan tertawa
anak-anak bercanda, kadang ada yang menangis
tapi kami bahagia di sekeliling kakek-nenek di desa


Sakit

ibu guru, maafkan aku
pe-er belum selesai kukerjakan
dan sekarang tak bisa mengikuti pelajaran

kemarin dokter bilang
aku harus minum obat
dan hari ini harus istirahat


Bulan

kata kakek
ada bidadari di bulan
yang akan membagi cantiknya
pada anak manis dan tidak nakal

kata ibu guru
bulan itu benda langit
yang tak berpenghuni

ayah,
mana yang benar di antara keduanya


Telepon

kita bisa bicara
walau tak bertatap muka
kita bisa bicara
walau kau nun jauh di sana

halo kawan …
apa khabarmu
liburan nanti, boleh aku
berkunjung ke rumahmu

ya, ya, sampai jumpa


Pengemis Kecil

seorang gadis kecil
berdiri di bawah lampu merah
perempatan jalan
menadahkan tangan

kubuka kaca jendela
kuulurkan tangan
dan, kulihat matanya berseri-seri

bunda, hari ini
aku rela tak jajan
dan tak menambah tabungan


Surat Kepada Tuhan

tuhan,
bolehkan aku tahu tentang nenekku
yang kau panggil sebulan lalu
bagaimana khabarnya
apakah batuk dan sesak napasnya masih mengganggu
tolong sampaikan
cucunya yang nakal sangat rindu


Sekolah

kata bunda
: sekolah itu
pintu dan jendela dunia
     ilmu itu
pembuka cakrawala hati dan kepala
maka
aku harus rajin ke sekolah dan menuntut ilmu
supaya dadaku lapang dan kepalaku berisi


Ayah Bunda

waktu kecil dulu, bila ada rasa takut
aku selalu lari ke pelukannya
tangannya yang kokoh menenteramkan hatiku
dan ciuman ke kepala menjaga hidupku

selalu membelaiku
bila malam mengantarku ke dunia mimpi
lewat suaranya yang merdu
dan dongeng yang indah
dan, aku selalu menyusupkan kepala ke dadanya

ayah bunda
aku menyayangi mereka


Ibu Guru

tak pernah lelah tak pernah henti
berdiri di kelas penuh kasih
tak pernah marah, bahkan selalu senyum
meski sesekali aku nakal dan malas belajar


Hari Libur

tersentak aku bangun
aneh! tak ada dering jam membangunkanku
kubuka pintu kamar, sepi di luar
ayah bunda tak tampak
kulongok yu yem di dapur, tak ada
ah … rupanya tanggal merah
tralalala … aku kembali ke kamar
naik ke tempat tidur, menulis puisi hari libur


Tentang Karsono H. Saputra
Karsono H. Saputra lahir di sebuah desa kecil di Prambanan, Klaten. Menulis sejak SMP dan pernah bergabung di Persada Studi Klub asuhan Umbu Landu Paranggi. Kumpulan puisinya: Sajak-sajak Pendek Bulan Terang, Purnama di atas Cakrawala, Bulan Bulat Laut Pasang, Bulan di Lengkung Langit, Purnama Menyentuh Stupa, dan Sketsa. Karya fiksinya yang lain: Genderang Perang di Padang Kurusetra dan Matahari Senjakala. Karya nonfiksi: Aspek Kesastraan Serat Panji Angreni, Percik-percik Bahasa dan Sastra Jawa, Puisi Jawa: Struktur dan Estetika, dan Serat Macapat.   


Catatan Lain

Buku Kecil berisi kumpulan puisi anak-anak ini dicetak hard-cover. Halaman dalamnya pun memiliki kertas yang cukup tebal dan mengkilap. Tak ada biodata penyair di buku tersebut. Saya mengambil biodata penyair dari buku kumpulan puisinya yang lain, yaitu sketsa.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar