Laman

Tonggak

Rabu, 01 Juli 2015

M. Nahdiansyah Abdi: dari edan, oleh edan, untuk Eden




Data buku kumpulan puisi

Judul : dari edan, oleh edan, untuk Eden
Penulis : M. Nahdiansyah Abdi
Cetakan : I, 29 Juni 2015
Penerbit digital : Kepadapuisi Publising, Banjarbaru.
Tebal : 71 halaman (106 puisi)
Format ebook : Pdf
Penyunting, perancang sampul : M. Nahdiansyah Abdi
Sketsa sampul : Hajriansyah
Sketsa biodata : Sandi Firly
Download ebook :
https://drive.google.com/

dari edan, oleh edan, untuk Eden, terdiri dari lima bagian, yaitu Preambule (1 puisi), dari edan (49 puisi), oleh edan (27 puisi), untuk Eden (28 puisi) dan Penutup (1 puisi)

Peringatan : Membaca buku ini terlalu serius, dapat menyebabkan kecemasan, halusinasi dan gangguan tidur. Meningkatkan risiko bunuh diri, gangguan kepribadian dan skizofrenia. Diperlukan pendamping bagi pembaca di bawah umur!

Beberapa pilihan puisi M. Nahdiansyah Abdi dalam dari edan, oleh edan, untuk Eden

Manusia Pertama di Rumah Sakit Jiwa
-- dan terkenang Subagio Sastrowardojo

Beritakan kepada dunia
Aku telah sampai pada ide
di mana aku tak mungkin lagi kembali

Berilah aku seribu orang gila
daripada satu politisi (wekcuh!) yang penuh janji

161212


Malam Jomblo bagi Puisi

malam minggu adalah malam jomblo bagi puisi
tanyakan itu pada sandi firly

duduk di beranda buku seorang diri
dan sesekali melongok media sosial

puisi, malam itu tergoda untuk menulis novel
sebuah novel, yang barang sehuruf, maka jadilah

saya, sekalipun penyair sekedar
ikut susah melihat puisi yang melamun

puisi: terlihat antara ingin sendiri dan
butuh teman ngobrol!

malam minggu, 090515



Seperti yang Diinginkan Alam, Rousseau

Manusia dilahirkan bebas tapi ke mana-mana
selalu mengenakan rantai, kata Rousseau

Ini seperti kisah buku yang dibakar dan si penulis
            yang terusir
Hidup yang dirundung paranoia

Seandainya roti-roti di toko itu sendiri
            yang akan membukakan pintu baginya

Ia yang telah meniupkan hidup yang sama
            berantakannya
ke gelap rahim panti asuhan negara

Seperti yang diinginkan Alam
dan bukan seperti yang diinginkan opini
            orang per orang

Dan kini di Pantheon itu
            ia dapat dengan tenang
            membesarkan Emile

Dan mungkin dengan itu
            dia bisa melupakan si pembuat jam tolol
            yang mengirim ibunya ke pondok malaikat jagal

200713


Wihtiko (baca: Wittigo)

dan jika wihtiko maujud
raksasa sendu dari masa kelaparan panjang
hasrat mencabik dan menghayati
            daging merah mekar
di gua-gua kerontang dengan lorong
            yang melampaui segala simbol dan
            hubungan arkaik
Terimalah jiwa jahat ini
Jejadian tak sempurna ini
Biarkan racunnya bekerja dalam setiap puisi
dan terhirup olehmu tanpa bisa kaucegah!

191113


Trailing Phenomenon

Ya, beberapa mobil saling bertumpuk
Segelintir orang dengan wajah yang sama melambaimu
Pelabuhan ramai
Laut berdesakan
fantastik, gerimis mencetuskan sederetan citra
yang terlepas, terpisah,
jahat
namun simultan
Beberapa yang membaca buku tenggelam di tempat
Yang epilepsi menyendiri di pojok dreamlike state
Puluhan kucing terlibat perkelahian antar geng
Gelandangan tidur, dengkur palsunya
memata-mataiku

Aku menarik nafas panjang
nafas bagi nyawaku
bukan pada bangkai
yang terapung di sisi kapal

190113


Menyoal Harapan, Erich Fromm

“Harapan adalah unsur intrinsik struktur
kehidupan, dinamika spirit manusia,” tekan
Erich Fromm

Tapi siapa menyangka
jika banyak orang secara sadar berpengharapan
dan secara tidak sadar putus asa

Ke mana energinya mengalir?

Ya, ke mana perginya puisi
yang meramal masa depan
yang hidup dalam ketundukan simbiotik
terhadap kedatangan Ratu Adil atau
Imam yang dijanjikan?

Dan kepongahan macam ini
telah melahirkan kenyataan yang sakit
Misal, mereka telah membayangkan diri mereka sendiri
sangat aktif
namun sesungguhnya meringkuk tidur

Di periode ketika ruh-ruh kita teraniaya
oleh “Mulloch-mulloch” sibernetik sebagaimana
rekaan Orwel
Inilah saat untuk memberi jalan,
mempertahankan bersama harapan, seluruh
kehilangan-kehilangan kita

Dan dengan demikian
kita tidak hanya mengenal hidup
sebagai upaya menyelamatkan diri semata

Sehingga puisi ini pun
bisa dengan tenang
melanjutkan “jatuh cintanya”
pada Kehidupan.

250615


Kuda Supian Suri

Si Supian, disuruh menggambar orang malah
            menggambar kuda
Konon, dengan pisau di tangan
            ia berteriak-teriak mengejar ayahnya

“Berapa gerang harga diri pian tu, Bah?
            Ulun tukari nah!”

15 tahun hilir mudik rumah sakit jiwa
Umurnya baru 35

Sering nyelonong masuk
saat sesi konseling di ruang palm
: “minta diperiksa!”
padahal bukan gilirannya

Di dalam, Si Supian, tak tahan duduk lama-lama
Hanya berkata : “Saya baik-baik saja”
Lalu keluar lagi
dengan wajah seperti mikir
seperti nelangsa

240314


Jainudin

Karena kelewat memikirkan
masalah-masalah begini: wihdatul
ap’al, tauhidul asma,
fana fi shifatillah
syuhudul wahdah fil kastrah
syuhudul kastrah fil wahdah
tajalli zat, nur muhammad
sampai jugalah jainudin ke pintu rsj

Daya abstraksi rendah
kebisaan cuma bertani

Mau juga melihat Tuhan
dengan memandang matahari

Kata orang kampung yang membawa:
“ketinggian” mengaji

Ngomong ngelantur
berpadu padan dengan tangisan anak-bini

“Bagus seragammu, Udin.
Makanmu terjamin di sini!”

291113


Acrophobia

Tubuh terhuyung jatuh tiada disambar
tiada disambar si burung enggang
Terjatuh abadi, ia terjatuh tanpa mengerti
Inikah mimpi buruk bagi penidur abadi?
Ia tak tahu rasanya terbangun, ia
hanya tahu tentang jatuh tak berujung.
Ia tak ingin berdebat dengan depresi: sekali ini
biarlah terbuka batas mimpi dengan yang bukan mimpi.

221112


Psikopatik

Semuncratan darah, yang menulis
            kaligrafi namaMu
Penyiksaan-penyiksaan merdu
Ajal-ajal kosong
            kureguk dan kumuntahkan berulang-ulang
Tangan yang setia kucuci
            tiap menjelang sepi
Pembunuhan dan kesendirian
            membungkusku dalam selimut suci
Saat aku menggigil
Saat aku dibentak Suara
Saat aku tak dapat ke mana

Telah kusembelih burung-burung
saat remaja dulu
kepalanya kubawa ke gunung
Kutantang tuhan: Hidupkanlah!

Namun hanya kematian,
            hanya kematian berdentang di kepalaku

020713


Thought Broadcasting

Inilah kebenaran, inilah minat dan gairah hidup yang
besar: kau telah mengerti isi pikiranku, bahagia
dan cemasku, betapa telah tersiarkan tanpa sensor,
marah dan gelak bosanku, ide-ide transparan
tentang dunia dalam cangkang kepala

Hidup berlarut-larut yang tiada
berkesudahan. Melampaui dogma-dogma,
melampaui tuhan dalam pikiran

Inilah buku terbuka, inilah televisi 24 jam, inilah
lauhil mahfudz yang berceceran:
memeluk dan dipeluk ketiadaan

150812


Somniloquy

Kesebelasanku kalah lagi
Seorang teman mangkir dari tugas

Lihat, ia bermain saksofon sambil memasang kaos kaki
Selasa selasa dan selasa lagi

Langit mendung, kupu-kupu tersesat
Ia minum dari gelas bekas orang kafir

Memainkan panting
Menghayati sungai nada
Tanah rawa mati
Arwah gadis-gadis mandi
Pohon jingah mengantuk
Jamban berlayar ke khayangan

Pasien kabur lagi
Aku mau menelpon tuhan

: “Pulsa anda tidak mencukupi
Untuk melakukan panggilan ini!”

Shit!

110214


Giggling

Giggling, cekikikan sendiri
Mencandai ujud yang maujud dalam diri
Sebuah proyek humor
yang lebih bernilai dari industri moralitas

Kadang ia seolah berjalan ke atas bukit
untuk memberi khotbah yang tertunda
Kadang cuma tiduran seperti anjing

Lain waktu pergi ke jalan yang ramai
Dengan wajah beringas bak baja tempaan
Seakan memeram satu orasi paling menggetarkan 
yang belum pernah diciptakan manusia manapun di muka bumi

Inilah karunia cengar-cengir, anggur yang
dituang langsung dari mulut langit.
Ia mengalir tak tertampung
tak terhentikan
dan bahagia  

180512/150615


Hamil tapi Gila

Seluruh kecantikanmu terselubung, manisku,
            dalam tabir kegilaanmu
Kuku-kuku runcing mencengkeram
lunak daging
Rahim yang tak suci, sarang bersama
ular bludak
Liar, liar matamu
Lepas, lepas gelak tawamu
Meraung tangismu, meraung

Tiada pantai atau kota
            bagimu
Semua “filsuf” tiba-tiba sibuk
memencet-mencet telpon pintarnya
Semua “lelaki” tiba-tiba latah
membincangkan politik tempatan
Dan “ibu-ibu” pura-pura sibuk mengocok arisan

Seluruh kecantikanmu terselubung, manisku,
terselubung dalam tabir kegilaanmu,
terselubung dalam tabir
kegilaan
kita
    semua

170113


Hore, Pasien Pulang!

Apa gunanya puisi ini
jika setiap pasien yang pulang
keluarganya mengancam
akan melepasnya ke jalanan
atau mengirimnya kembali ke pasungan
Apa gunanya puisi ini
jika setiap minggu harus kontrol
datang dari pelosok-pelosok yang jauh
tak ubahnya tahanan wajib lapor
Apa gunanya puisi ini
jika CPZ, Haloperidol, THP
tak tersedia di desa-desa
Apa gunanya puisi ini
jika masyarakat menciptakan stigma
menutup pintu-pintu
dan berbisik-bisik di dalam rumah
Apa gunanya puisi ini
yang kubuat dengan tulisan tangan yang buruk
saat tanggung bulan
gaji tekor, sepanjang hari
istri cemberut, nggak ketulungan.

130114


Sebuah Dunia

Thomas Szasz dan William Glasser
yang tak menyukai diagnosis dan obat psikiatri,
berkata di suatu pagi:
tak ada itu gangguan mental
gangguan mental itu tak ada
Yang ada hanya realitas hari per hari
yang memberat di pundak
yang di kaki mendekap
Persetan diagnosis
Obat psikiatri itu sampah
Engkau boleh “kerasukan”
Engkau boleh menginginkan hidupmu berakhir
Tapi tegakkan dagumu
Itu pun sebuah dunia

151212


Autopoiesis

Autopoiesis
konsep pengaturan diri
dari Maturana dan Varela
mencari bapak
dalam sistem-sistem sosial
lewat percakapan-percakapan
di luar laboratorium
dan simulasi-simulasi komputer

Adalah Niklas Luhmann
sosiolog Jerman
bikin pagar di pekarangan belakang

Inilah batas pengharapan, kepercayaan, kesetiaan
sebuah kebun simbol
yang bangkit dari pikiran, kesadaran dan
bahasa manusia

Sebuah percakapan yang terus-menerus!

Sebuah puisi
yang mana kata poiesis sama berakar

Wahai puisi-puisi yatim piatu
di seluruh dunia
yang sudah atau yang belum diciptakan
datanglah

Akulah Ayahmu!                                                       

141013


Gaia

James Lovelock dan Lynn Margulis
dengan mata berbinar
menyaksikan
kelahiran kembali dewi Gaia
sebuah jaring rumit
yang melibatkan bebatuan, organisme renik
hewan, tumbuhan
atmosfir, lautan dan gunung berapi
sebuah siklus Gaian yang akbar

Dan jika tarian bunga-bunga daisy
baik yang hitam dan yang putih
telah menghangatkan hati Sang Ibu
dan jika tuhan telah pensiun
sebagai pembuat jam
seperti kiasan Newtonian
bolak balik aku keluar-masuk manusia
demi berunding dengan dosa

adam adam adam
adakah lega: hawa yang kau hirup dari atas bukit ini?

hari arafah, 141013


Parodi Direktur RSJ Sekarang

Direktur rumah sakit jiwa harus benar-benar “gila”
Untuk menghadapi kenyataan “gila” : terdampar
di sarang perampok paling terkutuk di dunia
karena terhadap kawan sendiri pun tak segan
buat dirampoknya

Ia boleh punya waham kebesaran
Dan jika pensiun, boleh, malah dianjurkan
untuk mengidap post power sindrom sepuasnya
Ia boleh menanggung rupa-rupa kelainan
Tapi sekali-kali jangan sampai ia
meskipun hanya halusinasi, merasa berada
di sarang perampok paling terkutuk di dunia
Meskipun pada kenyataannya demikian
Memang demikian
adanya

Direktur rumah sakit jiwa harus benar-benar “gila”
Benar-benar “gila”
Ia duduk di kursi “gila”
Dikelilingi penjilat-penjilat “gila”
Jika kebetulan ia penyair
puisi yang ia tulis pasti “jatuh” gila

151014


Social Grooming, Robin Dunbar

Inilah versi manusia dari mengelus bulu
dan mencari kutu dari primata: bergosip ria!
Inilah social grooming, sabuk
yang mengencangkan hubungan saling percaya
sebuah evolusi bahasa
sebuah metode meliyankan yang lain
manifestasi agresi tanpa sanksi sosial
inilah cara menghayati beragam aturan kita

Ya, kawanku, dunia sangat besar di sana
Kita di sini, dalam kelompok, terlelap
oleh mimpi-mimpi

Anak-anak sungai saling bersilangan
Pohon-pohon memanjat langit

Di bawah gunung api
Di antara sejarah kota-kota
Kita makan bersama
dan mencabuti puisi-puisi liar dari benak kita

Ya, kita masih berkumpul
mengukir bahasa, menghadiahkan dongeng
            buat si penyendiri

Malam hampir selesai
dan secara eksplisit, dirimu juga.                      

220114


Morfin, Serturne (1806)

Morpheus berangkat mimpi
mengayuh sepeda dengan kencang
ke padang hijau
tempat sebuah telaga
bermeditasi

Satu-satunya pohon
Ayunan kosong
seperti merek anestesi

10 - 15 mg
dan Morpheus terjungkal!

Sebuah layar LCD
dengan sakau no. 9
tremor
dan igauan

Cinta tanpa toleransi
menghempas-hempasnya
ke lubuk telaga
yang bermeditasi

060214


Tentang M.Nahdiansyah Abdi
M. Nahdiansyah Abdi, lahir di Barabai, 29 Juni 1979. Tertarik menulis puisi sejak SMP. Kumpulan puisinya yang pernah terbit: Jejak-jejak Angin (2007, bersama Hajriansyah), Parodi tentang Orang yang Ingin Bunuh Diri dengan Pistol Air (2008), Pewaris Tunggal Istana Pasir (2009), Buku Harian Pejalan Tidur (2010), Nun, Kota (di) Tanah Rawa (2014, bersama Sandi Firly dan Hajriansyah). dari edan, oleh edan, untuk Eden (2015) adalah ebook-nya yang pertama.


Catatan Lain
Hore, ini ebook pertama saya….!

6 komentar:

  1. Mas Nah, jelasin donk tentang siapa yg d.maksud edan dan siapa si Eden? peringatanx itu benerw gak sih mau baca saya jd ragu meski umur saya segini masih aja susah mencerna makna puisi, takutx gara2 salah tafsir nanti malah gangguan jiwa :p
    mohon dbalas ya
    salam sastra dan selamat atas e-book barux
    [¤_¤]/
    <HH
    ==
    ! !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, makasih. Ga ada maksud apa-apa atau ditujukan pada siapa2. Buku ini cuman syukuran karna udah 1 dekade saya kerja di rumah sakit jiwa. Judulnya plesetan dari idiom demokrasi, yang dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, gitu. Hanya refleksi bahwa ada dunia "lain" yang berbeda dari yang biasanya kita dapat. Aku pun sering terkaget sendiri awalnya. Tapi itulah kenyataannya. Ga usah takut mbaca ebook ini, asal punya sedikit selera humor aja. Dan tentang gangguan jiwa, tenang, semua ada obatnya :p

      Hapus
  2. Ooo, kirain berpengaruh trhadap sisi psikologis, kayak Urban Legend 10 Days Dream ato Puisi Neraka Tomino(yg katax bw sial. tapi saya biasa aj ngebacanya)

    puisi anda bagus. saya suka. mengingatkn saya dgn puisi Afrizal Malna, tapi gak bikin ngosngosan waktu ngebacax (puisix Malna panjang2, hehehe :p )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayak Afrizal ya? Bang Faruk juga bilang kayak gitu, padahal kalo baca Afrizal sama ngosngosannya. saya lebih senang dengan puisi chairil, subagio, sapardi... tapi semua puisi pada dasarnya baik :)

      Hapus
  3. Horeeeeee saya sudah buka ebooknya, asyiik. seperti berselancar ke dunia Freud. tapi menjadi alice in the wonderland.keren mas Nahdiansyah

    BalasHapus
    Balasan
    1. :D... Padahal puisinya biasa aja, komennya aja yang tak terduga dan menakjudkan... Horee :D

      Hapus