Laman

Tonggak

Sabtu, 03 Desember 2011

Y. Thendra BP: MANUSIA UTAMA


Data buku kumpulan puisi

Judul : Manusia Utama, kumpulan puisi 2006-2011
Penulis : Y. Thendra BP
Cetakan : I, April 2011
Penerbit : Indie Book Corner, Yogyakarta
Tebal : 53 halaman (42 judul puisi)
ISBN : 978-602-9149-07-4                             
Penyunting : Irwan Bajang
Foto sampul : Indrian Koto

 Beberapa pilihan puisi Y. Thendra BP dalam Manusia Utama


Taman Bermain

di taman bermain
merendah angin pada bunga bunga
dua kanak-kanak berkejaran dalam mata
dua kanak-kanak dalam diri bicara

+ kita mau ke mana?
-  ke mana saja asal ada tempat bermain
+ hari sudah petang
-  aku belum mau pulang


Nokturnal

suara mesin dalam kepala
getar dada melintasi negeri malam
cahyamukah mendera kaca jendela kereta?
ada panggilan tak terjawab di telepon genggam



Meninggalkan Pulau Penyengat

dalam gerimis petang,
bersama pompong
aku tinggalkan pulau penyengat
tanpa menziarahi gurindam dua belas.
aku membaca pasal 13:
air laut yang kembali kepada laut

kesunyian bangkit
antara tiang kapal yang bersandar
dan kibasan sayap burung burung
langit yang jauh, langit yang jauh
semuram punggung laut
seperti dentuman pertama
meriam paranggi di selat malaka
mengusir bahasa melayu

aku menghirup angin garam
telepon genggamku masih memiliki sinyal
antara rambut gimbal saut dan kacamata bode
aku mendengar sorak-sorai
orang-orang membangkitkan yang mati
jadi hantu laut merompak pelayaran bahasa

pom pong pom pong
pom pong pom pong


Pengakuan

dari manakah aku belajar mencintai sesuatu yang
mulanya begitu jauh?
seperti gugusan bintang di langit september itu,
                                         tak kupahami utuh.
aku hanya ingin mencintaimu tanpa alasan yang rumit –
misalnya, perang yang tak berkesudahan, warna kulit,
                                          kelamin, dan tuhan.
biarlah cinta tumbuh sebagaimana biji pala di negeriku,
sebagaimana akar menyembunyikan dirinya ke dalam
                                          bumi lembab di negerimu.
demi nektar bunga tulip itu
demi kupu-kupu yang terbang di biru matamu

cinta telah mengubah diriku tak pernah merasa
                                          tua dan pengantuk
juga mematah jarak antara kita, memanggil pagi
                                          cemerlang untukmu,
menghiasi sunyi mimpi daun musim gugur
            dalam postcard yang kau kirim padaku.


Manusia Pergi

seekor bangau melintas di langit petang
melintas menuju sarang
aku yang bergegas
ke mana mesti pulang?

aku manusia pergi
menyimpan banyak lambaian
menahan ragam kenangan


Ngai Oi Ngi

waktu yang singkat
menyusun ingatan yang panjang, mei lan
di belinyu, di belinyu
kita bertemu
ruko ruko tutup pada jam 4 petang
dikepung bekas lubang-lubang tambang
yang ditinggalkan

aku menggenggam tanganmu lebih dalam
-- tangan yang datang dari negeri hutan terbakar --
di benteng bongkap, pha kak liang
pantai penyusuk atau di bawah bulan
ketika listrik padam
pada jam 9 malam

tetapi sepanjang jalan depati amir
angin mengembalikan tangan kita
jadi milik masing-masing
agar bisa menangkap senja
bangunan-bangunan tua
dari masa gemilang timah
hingga kesedihan
orang-orang hakka
dalam pembakaran taiseja

agar bisa merasakan
suara mereka yang hidup dan tak bisa pulang
lalu membangun kampung dalam dirinya
jauh lebih sunyi, jauh lebih sunyi
daripada sihir puisi
igauan pelayaran
yang tak pernah menyentuh lautan

belinyu-yogyakarta, agustus 2009


Disebabkan Humor

seorang ibu berkata kepada temannya
sesama penghuni panti jompo:

“kalau aku mati
aku ingin dikremasi
abuku ditaburkan
di depan mall terbesar
di kota ini
aku yakin
anakku akan
menziarahiku
sekali seminggu.”


April, Haiku, Chairil

aku melangkah
di jalan sajak –
bukan buat ke pesta


Tentang Y. Thendra BP     
Y. Thendra BP, berasal dari Nagari Padang Sibusuk, Sumatera Barat, yang lahir di Bangkinang, 10 Mei 1980. Studi di Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Buku puisinya Tuhan, telpon aku dong (Gambala Media, 2004). Mengelola Weblog: http://langit-puisi.blogspot.com. Emailnya: thendra1980@gmail.com.

Catatan Lain
Buku Manusia Utama oleh Y. Thendra BP ini dihargai Rp. 30.000,- Saya beli di TB. Indrian pada 23 Juni 2011. Dalam banyak kasus, saya kadang kesulitan memilih puisi yang ingin ditampilkan lebih dulu sebelum kata: baca selanjutnya. Demikian juga dengan buku Manusia Utama ini. Pilihan pada puisi Nokturnal sebenarnya karena faktor emosional saja, karena dekat dengan puisi pendek Chairil Anwar yang saya suka. Bunyi puisi Chairil itu, Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,/ Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?/Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:/Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!. Di awal-awal pembacaan, saya bahkan ingin menampilkan lebih dulu puisi satir Disebabkan Humor. Adapun puisi Pengakuan, mengingatkan saya pada sonet-sonet Pablo Neruda yang beberapa waktu lalu telah ditampilkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar