Laman

Tonggak

Senin, 02 Januari 2012

Chairil Anwar: KERIKIL TAJAM DAN YANG TEREMPAS DAN YANG PUTUS


Data buku kumpulan puisi


Judul  : Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus
Penulis : Chairil Anwar
Cetakan : XVI, 2007)
Penerbit : PT. Dian Rakyat, Jakarta
Tebal : 56 halaman (38 puisi)
ISBN : 979-523-065-4
Kulit muka : Su Lan
Vignet : O. Effendi

Beberapa pilihan puisi Chairil Anwar dalam Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus

Nisan
Untuk Nenekanda

Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
Dan duka maha tuan bertakhta

Oktober 1942


Sendiri

Hidupnya tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya

Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya

Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama

Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!

Pebruari 1943


Hukum

Saban sore ia lalu depan rumahku
Dalam baju tebal abu-abu

Seorang jerih memikul. Banyak menangkis pukul

Bungkuk jalannya – Lesu
Pucat muka – Lesu

Orang menyebut satu nama jasa
Mengingat kerjanya dan jasa

Melecut supaya terus ini padanya

Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga

Pekik di angkasa: perwira muda
Pagi ini menyinar lain masa

Nanti, kau dinanti-dimengerti!

Maret 1943


Di Mesjid

Kuseru saja Dia
Sehingga datang juga

Kamipun bermuka-muka

Seterusnya Ia bernyala-nyala dalam dada
Segala daya memadamkannya

Bersimpuh peluh diri yang tak bisa diperkuda

Ini ruang
Gelanggang kami berperang

Binasa-membinasa
Satu menista lain gila.

29 Mei 1943


Buat Gadis Rasid

Antara
daun-daun hijau
padang lapang dan terang
anak-anak kecil tidak bersalah, baru bisa lari-larian
burung-burung merdu
hujan segar dan menyebur
bangsa muda menjadi, baru bisa bilang “aku”
Dan
angin tajam kering, tanah semata gersang
pasir bangkit mentanduskan, daerah dikosongi
Kita terapit, cintaku
-  mengecil diri, kadang bisa mengisar setapak
Mari kita lepas, kita lepas jiwa mencari jadi merpati
Terbang
mengenali gurun, sonder ketemu, sonder mendarat
- the only possible non-stop flight
Tidak mendapat


Krawang – Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan berdegap hari?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami Cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukan jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan
                                                                                    harapan

atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi


Tentang Chairil Anwar
Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922. Berpendidikan MULO (tidak tamat). Pernah menjadi redaktur “Gelanggang” (ruang kebudayaan Siasat, 1948-1949) dan redaktur Gema Suasana (1949). Kumpulan sajaknya, Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir (bersama Rivai Apin dan Asrul Sani, 1950). Chairil Anwar dianggap pelopor angkatan 45. Ia meninggal di Jakarta, 28 april 1949. Hari kematiannya diperingati sebagai Hari Sastra di Indonesia.


Catatan Lain
Buku ini terbagi dalam 2 subjudul yaitu Kerikil Tajam (29 puisi) dan Yang terampas dan yang putus (9 puisi). Harga buku ini Rp. 28.500,- Beli pada Januari 2008. Oleh Hajri. Haha. Terusik di rak bukunya yang nyaman tanggal 28 Desember 2011.

7 komentar:

  1. Hi, aku mau nanya dimana ya saya bisa mendapatkan buku ini? Soalnya aku lagi nyari2 toko yang jual buku ini. Makasih banyak ya!

    BalasHapus
  2. Saya pernah lihat buku ini di TB Karisma, di kota saya, Banjarbaru... Entah di kotamu? Trims sudah mampir

    BalasHapus
  3. Aku dari Jakarta. Bisa bantuin kirim ke aku ga? Aku bayar harga buku termasuk uang ongkir. Bisa di-contact ke email aku funkie(dot)nikita(at)gmail(dot)com

    Makasih before yaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ok. silakan mbak/ibu Nurul cek e-mail. Trims.

      Hapus
    2. mba aku juga bisa pesan tidak aku lg cari2 alamatku jakarta utara email. uwi.rita@yahoo.co.id

      Hapus
  4. Sebuah lubang peluru menembus dadanya. Ia tertidur tapi tidak tidur sayang ". Apa ini jg puisi Chairil Anwar ?. Judulnya apa ?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan chairil anwar, tapi Toto Sudarto Bachtiar, judulnya "Pahlawan tak Dikenal".

      Hapus