Laman

Tonggak

Senin, 01 Oktober 2012

Raja Ali Haji: GURINDAM DUA BELAS


Data buku kumpulan puisi

Judul : Gurindam Dua Belas
Penulis : Raja Ali Haji
Cetakan : I, 2003
Penerbit : Unri Press, Pekanbaru, Riau.
Tebal : 17 halaman (12 pasal gurindam)
ISBN : 979-8692-97-7


Inilah Gurindam Dua Belas Namanya
Segala puji bagi Tuhan seru sekalian alam serta shalawatnya Nabi yang akhirul jaman serta keluarganya dan sahabatnya sekalian adanya. Amma ba’du daripada itu maka tatkala sampailah Hijratun Nabi 1263 Sunnah kepada dua puluh tiga hari bulan Rajab Selasa mana telah ta’ali kepada kita yaitu Raja Ali Haji mengarang satu gurindam cara melayu yaitu yang boleh juga jadi diambil faedah sedikit-sedikit daripada perkataannya gurindam itu hanya dua belas pasal di dalamnya.

Gurindam pasal yang pertama 

Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilangkan nama

Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal Tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang teperdaya

Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat

                             

Gurindam pasal yang kedua 

Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut

Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang

Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa

Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat

Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji


Gurindam pasal ketiga 

Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita

Apabila terpelihara kuping
Kabar yang jahat tiadalah dumping

Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah

Bersungguh-sungguhlah engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan

Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fiil yang tiada senonoh

Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi


Gurindam pasal yang keempat 

Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh

Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir

Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala

Jika sedikit pun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung

Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka

Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah

Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar

Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor

Di mana tahu salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi

Pekerjaan takabur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih


Gurindam pasal kelima 

Jika hendak mengenal orang yang berbangsa
Lihatlah kepada budi dan bahasa

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia sia

Jika hendak melihat orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia

Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu

Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal

Jika hendak melihat orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai


Gurindam pasal keenam

Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru

Cahari olehmu akan istri
Yang boleh menyerahkan diri

Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan

Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi


Gurindam pasal yang ketujuh 

Apabila banyak berkata kata
Di situlah jalan masuk dusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itulah tanda hampirkan duka

Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih

Apabila banyak mencela (mencacat?) orang
Itulah tanda dirinya kurang

Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sahajalah umur

Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar

Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Apabilah perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut

Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar

Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat honar


Gurindam pasal yang kedelapan

Barangsiapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya

Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya

Lidah yang suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya

Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar

Orang yang suka menampakan jasa
Setengah daripada syirik mengaku kuasa

Kejahatan diri sembunyikan
Kebajikan diri diamkan

Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban diri hendaklah sangka


Gurindam pasal yang kesembilan 

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan

Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah Iblis punya penggawa

Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja

Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan

Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaituan jadi berseteru


Gurindam pasal yang kesepuluh

Dengan bapa jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka

Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat

Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai

Dengan isteri janganlah alpa
Supaya malu jangan menerpa

Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil


Tuk membaca dua pasal gurindam berikutnya, kunjungi link ini ya… :D



Tentang Raja Ali Haji
Raja Ali Haji adalah tokoh penguasa dan budayawan Melayu yang hidup tahun 1700-an. Beliaulah yang mampu menyatukan beberapa pulau di semenanjung Malaka, yang saat ini adalah Provinsi Kepulauan Riau, Singapura dan Malaysia. Makam beliau berada di Pulau Penyengat, tak jauh dari Pulau Bintang Tanjung Pinang. Untuk baca lengkap riwayatnya baca di wikipedia atau di lamannya langsung ya... :D http://www.rajaalihaji.com/id/biography.php


Lain-lain
Di bagian belakang buku ada beberapa keterangan. Misalnya. Gurindam Dua Belas selesai ditulis oleh Raja Ali Haji di Pulau Penyengat pada 23 Rajab 1263 Hijriah atau tahun 1846. Saat pengarang berusia sekitar 38 tahun. Karya ini kemudian diterbitkan tahun 1854 dalam Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap No. II sebagai terbitan dua bahasa, yaitu dengan huruf Arab dan terjemahannya ke dalam bahasa Belanda oleh Elisa Netscher, yang dilengkapi dengan keterangan dan anotasi.

Gurindam Dua Belas dapat dipandang sebagai saripati dari dua karya Raja Ali Haji yang ditulis sesudahnya, yaitu Muqaddima Fi Intizam dan Tsamarat al-Muhimmah. Dalam dua karya tersebut dipaparkan dengan rinci seluruh isi gurindam, baik yang tersurat maupun yang tersirat.  

Saya tak menemukan keterangan apapun dari buku tipis yang teronggok di rak Hajri ini. Apakah dia beli, kapan, di mana, berapa harganya? Tak ada keterangan sedikitpun. Saya hanya menduga (belum dikonfirmasi), buku ini dia dapatkan saat ada pertemuan sastrawan di Pekanbaru, Riau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar