Laman

Tonggak

Jumat, 07 Desember 2012

Jeihan: SAJAK FILSAFAT JEIHAN


Data buku kumpulan puisi

Judul : Sajak Filsafat Jeihan (Jeihan: bukuku, kubuku; sajak filsafat)
Penulis : Prof. Jakob Sumardjo
Cetakan           : -
Penerbit : Jeihan Institute, Bandung.
Penyunting : H. Atasi Amin, Masmuni Mahatma
Tebal : v + 111 halaman (12 tulisan + lampiran puisi)
ISBN : 978-979-16594-2-0
Gambar sampul : H. Atasi Amin

(Penyair hanyalah langkah awal untuk menjadi pemikir, Jeihan)

Beberapa pilihan puisi Jeihan dalam Jeihan: bukuku, kubuku; sajak filsafat

Mukadimah Puisi Mbeling

sadjak ja sadjak
djedjak ja djedjak
sadjak tjari djedjak
djedjak tjari sadjak

biarkan

jang djedjak, djedjak
jang sadjak, sadjak

1971



Setia

tinggi di atas langit bolong
ni Bulan
setia menanti
ki Bulan

1973


Buku

bukuku
kubuku

1973    


Nelayan

di tengah laut
seorang nelayan berseru
Tuhan bikin laut
beta bikin perahu
Tuhan bikin angin
beta bikin layar

tiba-tiba perahu terguling

akh,
beta main-main
Tuhan sungguh-sungguh!

1974


Sutardji

seorang lelaki sambil buka baju
berteriak lantang
aku sutardji calzoum bachri
turunan bangsa bahari
ini dadaku

dari kejauhan sekelompok anak
berteriak:
itu tidak lucu, tanpa susu!

1974


Parfi

makin banyak
anggota
makin sedikit
karya
makin banyak
bicara
makin banyak
kehilangan

mau jalan keluar?
walk out!

1993


Medio Mei, 1

kota-kota terbakar,
leleh

kita-kita terkapar,
luluh

1998


Doa

A
A  A
A  A  A
A  A  A  A
A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A
A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A  A


Amin

1970



Vietnam

        OOOOOOOOO
        OOOOOOOOO
        OOOOOOOOO
        OOOOOOOOO
                                                     OOOOOOOOO
                                                     OOOOOOOOO
                                                     OOOOOOOOO
                                                     OOOOOOOOO

beribu anak tak beribu

OH. H.O.
H.O. OH!
O

1975


Trisakti

Dar Der Dor
AaaaaaaaaaaaaaaH
R A H  !
A
H
!

1998


Syukur dan Tafakur
Pro: Kita

mari kita cuci
diri kita dengan
peluh sendiri
di siang hari

dan
mari kita basuh
hati kita dengan
air mata sendiri
di malam hari

1999

Tentang Prof. Jakob Sumardjo
Prof. Jakob Sumardjo lahir di Jombor, Danguran, Klaten tahun 1939. Sejak 1962 tinggal di Bandung. Pendidikan IKIP Sanata Dharma, Yogya dan IKIP Bandung. Mengajar di beberapa perguruan tinggi.

Tentang Jeihan
Tak ada biodata Jeihan dalam buku berisi tulisan Prof. itu. Namun di bagian 10, yang dijuduli Kita-Kita, dapat diperoleh gambaran. Jakob Sumardjo menulis begini: “Pada dasarnya ia menjalani hidup dalam sikap linier. Namun pemikirannya sering non-linier. Jeihan memang paradoks.// Paradoks Jeihan mungkin bersifat genetik. Ibunya yang berasal dari daerah pesisir Jawa adalah manusia rasional yang keras dalam disiplin. Pemikirannya yang linier berasal dari ibundanya ini. sedangkan ayahnya orang Solo kraton, pedalaman, yang gemar mistik. Ayahnya adalah kutub berseberangan dengan ibunya. Afeksi kasih sayang didapat dari ayahnya. Seorang buaya kroncong yang sering membawa-bawa Jeihan kecil kalau latihan bersama kelompoknya. Jeihan juga sering diajak ke tempat-tempat semedi ayahnya. Rasionalitas Barat dan mistisisme Jawa bersatu dalam dirinya.// Untung dia menjadi pelukis, bukan penulis. Sebagai penulis dia akan mendatangkan banyak perdebatan karena sifat defensif dan agresifnya yang sama kuat. Dalam percakapan saja sering mendebat, apalagi kalau dia tuliskan dalam penjelasan panjang. Nasakit! (menjadi penutup dalam sajak Nasihat, red.). itulah kata akhir dia. Kau tidak akan mampu. Aku mampu. Dan itu dibuktikannya dalam hidup. Ia pelukis papan atas dalam soal kelarisan karya-karyanya. Ia digemari oleh orang-orang kaya, para pejabat dan selebriti. “Tidak habis dalam tujuh turunan,” katanya. Namun ia tetap merahasiakan kekayaannya.”
Jakob Sumardjo juga menulis ini: Kehendaknya yang kuat menjadikan dirinya Superman Nietzche. Ia berani berdebat dengan siapa pun. Dan tidak mau kalah. “Kalau tidak setuju, paksa dia setuju!,” itulah semboyannya”. Hehehe. Di bagian lain menulis ini: “Jeihan yang pernah “meninggal dunia” pada usia 6 tahun, mungkin sedikit banyak telah menyicipi “dunia esensi” ini. kesadarannya memasuki Bawah Sadarnya, dan kembali dengan pengalaman bahwa sadar Kosong sekaligus Isi. Lalu jadilah sosok yang paradoks.” Namun sekarang, menurut Prof. Kini Jawanya mulai muncul.


Catatan Lain
Buku milik hajri ini, menurut barcode yang masih tertempel di situ, seharga Rp. 30.000,-.  Saya bolak-balik mencari informasi di buku ini tentang kapan terbit atau cetakan yang ke berapa, tak juga ketemu. Saya selama ini, hanya tahu bahwa Jeihan seorang pelukis. Akhir 2009, pengetahuan saya bertambah, Jeihan memiliki Institute dan membantu sepenuhnya penerbitan buku puisi Kolam, karya Sapardi Djoko Damono. Di halaman terakhir kumpulan Kolam itu, bahkan ada semacam puisi, yang sepertinya dibuat Jeihan, bunyinya seperti ini:

Sapardi,
Puisimu:
dirimu
diriku
diri kita
semua
menyatu dalam
Kolam,
Kalam.

Jeihan
Bandung, Medio April 2009.
  

4 komentar:

  1. maaf, maksud dari puisi Doa dan Vietnam itu apa ya? juga kata RAH dalam trisakti itu maknax apa? salam puisi : )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, penjelasan lengkap barangkali ada di buku ini yang ditulis oleh Prof.Jakob Sumardjo. Tapi seingat saya begini. Untuk puisi Doa, bentuk yang mengerucut ke atas, menandakan hubungan yang mengerucut kepada Tuhan. Untuk puisi Vietnam, bentuk puisi dirupakan seperti hujan bom yang dijatuhkan oleh pesawat AS sewktu perang vietnam. kata RAH, dihubungkan dengan sebelumnya sehingga yang terbaca adalah DARAH. :)

      Hapus
  2. mohon bantuan
    nunjuukin puisi karya si jeihan yang judulnya sebuah mimpi,,kira kira ada nggak linknya

    BalasHapus