Data buku kumpulan puisi
Judul: Cahaya-Cinta, SULUK MAHARDIKA
Penulis: Saiful Anam
(Satria Mahardika)
Penerbit: Cahaya
Nusantara, Banyumas, Jawa Tengah
Cetakan : I, Agustus 2015
Tebal : xiv + 330 halaman (232 puisi)
ISBN : 978-602-7731-55-4
Editor : M. Alwi Fuadi
Pelukis cover : Nasirun
Desain cover : CNstudio
Pewajah isi : Hendri Purbo Waseso
Pengantar : KH. Slamet
Effendy Yusuf
Untuk bagian puisi, Suluk
Mahardika terbagi atas 7 sub bagian, yaitu Cahaya Keagungan (30 puisi), Kesatuan
Gerak Semesta (40 puisi), Tapal Batas
di Ruang Hidup (55 puisi), Wanita dan
Warna Indah Kehidupan (20 puisi), Cahaya
Cinta (29 puisi), Menapak Peradaban
Leluhur (32 puisi), Kemerdekaan
Negeri (23 puisi) + 3 puisi yang menjadi pembuka di bagian lain.
Beberapa pilihan puisi
karya Saiful Anam dalam Suluk Mahardika
# Laku Jalan Trabas
Ruang hidup ibarat
belantara lebat yang penuh dengan ancaman…
Tak mudah untuk melalui-nya
dan sampai pada tujuan…
Sejumlah jalur tersedia
untuk dapat mencapai tujuan…
Terdapat juga jalur khusus
yang tersembunyi…
Medan begitu berbahaya
penuh resiko…
Dalam perjalanan mencapai
tujuan…
Membutuhkan daya untuk
dapat melangkah…
Tekad serta kewaspadaan
juga sangat penting untuk berjejak…
Apalagi menapak di jalan
trabas (jalur khusus), yang hanya
berpetunjuk singkat;
Mlaku, madep, mantep, mbudeg lan micek…
Kita harus mlaku
(berjalan) untuk dapat sampai pada tujuan…
Langkah harus madep
(mengarah atau tetap ter-tuju) pada titik
utama, yang menjadi tujuan dalam
proses perjalanan…
Gerak langkah harus tetap mantap
(menapak dengan kuat), meski
banyak rintangan yang
mengaburkan arah tujuan…
Bersiap mbudek
(menjaga pendengaran dari suara sumbang yang
merusak), karena hembusan
angin kencang melahirkan suara dan
gelombang, bisa
menggoyahkan dan menumbangkan langkah…
Micek (menjaga pandangan) menjadi cara untuk menghadapi
ragam tipu daya dan bayang
semu, yang memenuhi dan menghiasi
sepanjang jalan…
Laku urip ing kahuripan…
Tumuju ing ndalem
kerso-nipun Gusti kang akaryo jagad…
20 Juni 2010