Laman

Tonggak

Jumat, 02 September 2016

Zeffry Alkatiri: MY ALLAH, MY RASUL, AND YOUR HAJJ




Data buku kumpulan puisi

Judul : My Allah, My Rasul, and Your Hajj
Penulis : Zeffry Alkatiri
Cetakan : I, 2014
Penerbit : Akbarmedia, Jakarta Timur
Tebal : 112 halaman (96 puisi)
ISBN : 978-602-9215-28-1
Editor : Yaya Ganis
Desain sampul : Ari Ardianta
Tata letak : Sahrul (I-young)

My Allah, My Rasul, and Your Hajj, terdiri dari 3 bagian, yaitu Part 1: My Allah (45 puisi), Part 2: My Rasul (25 puisi), dan Part 3: Your Hajj (26 puisi).

Beberapa pilihan puisi Zeffry Alkatiri dalam My Allah, My Rasul, and Your Hajj

My Allah 6

Siapa sesungguhnya yang membayar:
Agar bumi ini terus berputar?

            Bumi ini bukanlah kumidi
Yang dapat kau pinta putar
  Dengan uang yang mampu kau sodorkan
Melalui loket di depan pintu masuknya.

Jadi,
Siapa sesungguhnya yang membayar:
Agar bumi ini terus berputar?


My Allah 18

Dari dan buat: Artha M Akbar

Persoalan hidup kita amatlah sederhana
Dibanding jaringan atau susunan tubuh manusia
Yang luar biasa rumitnya,
Tak terjangkau oleh pikiran,
Tetapi semuanya beres diurus olehNya.



Di Tempat Ibadahmu 2

Semewah dan serumit apapun
Rumah ibadah yang kalian bangun,
Belum tentu dapat mengundang
Tuhan untuk datang.


Ibadahku

Ruku dan sujud kepadamu
Bukanlah perbuatan bodoh
Itu lebih baik
Daripada tunduk patuh
Pada kebohongan rezim zholim
Yang seakan menguasai
Kehidupan kami.


Tahun Baru Masehi

Semoga Malaikat Izrofil
Tidak ikut merayakan tahun baru,
Tak dapat dibayangkan,
Seandainya dia ikut
Meniup terompetnya.


My Allah 3

: Manusia lebih suka memilih
Apa yang dia suka
Dan bukan apa yang Allah suka.

            Apakah mereka menyangka
            Arwahnya diterima
            Oleh para dewa buatannya?
Sungguh,
Batu dan perunggu itu
Tak mampu berbuat sesuatu.

Apakah mereka menyangka
Dapat hidup abadi
Dengan membangun kokoh makam-makam
Untuk bersemayam?
Sungguh,
Mereka tak sanggup melawan alam.


My Allah 15

Bunga dan daun yang merekah
Tidak pernah kedengaran suaranya
Mereka diam-diam bersyukur
Dapat memperlihatkan keberadaannya
Kepada makhluk lain ciptaanNya.


LafazMu 3

Adakah yang mampu menyamai
Gelombang kelembutan
Bunyi bahasaMu?

            Di dalam lafazMu
            Begitu banyak terhampar
            Tanda-tanda
            Penunjuk arah ke rumahMu.


My Rasul 14

Andai,
Kau tidak diberi amanah dan perintah
Kami tidak akan tahu
Bagaimana seharusnya beribadah

            Andai,
            Kau tidak pindah ke Madinah
            Kami tidak akan tahu
            Bagaimana memaknai maksud Hijrah

Andai,
Kau tidak menikah
Kami tidak akan tahu
Bagaimana hidup berkeluarga yang sakinah.

            Andai,
            Kau tidak melakukan peperangan
            Kami tidak akan tahu
            Bagaimana seharusnya menghadapi lawan.

Andai,
Kau tidak mengatur harta rampasan
Kami tidak akan tahu
Bagaimana mengasuh yatim dan perempuan.

            Andai,
            Kau tidak mengikat perjanjian
Kami tidak akan tahu
Bagaimana seharusnya membuat perdamaian.

Andai,
Kau tidak memberi pengampunan
Kami tidak akan tahu
Bagaimana seharusnya melepaskan dendam.


My Rasul 16

Pintu itu tidak akan mungkin terbuka,
Jika bukan engkau yang membukanya.

            Kau diberiNya kunci
            Untuk membuka pintu-pintu yang tertutup,
            Juga untuk menutup pintu-pintu yang terbuka.

Mereka menawarkan dua buah pintu,
Tapi hanya dengan kasat mata,
Kau dapat melihatnya
Bukan pintu rumahNya.

            PintuNya itu sebenarnya selalu terbuka,
            Tapi jika kita melihat dengan sebelah mata,
            Seakan-akan tertutup.

Dia menawarkan dua buah pintu,
Tapi kita selalu memilih yang mudah terbuka,
Kita enggan untuk mencoba mengetuknya.

            Engkau menuntunku,
            Hingga sampai ke pintu gerbang-Nya.


My Rasul 15

Jangan kau takut
Akan ancaman suara
Dan jangan kau merasa senang dulu
Atas surah-surah
My Rasul
Bukanlah seorang pengecam
Ataupun pemberi angan-angan
Kecuali bagi mereka
Yang menolak atas
Peringatan dalam Al Quran


Pahala dan Dosa

Dizholimi = berpahala
Menzholimi = berdosa
Menutup aib = berpahala
Membuka aib = berdosa
Meluaskan silaturahim = dapat rezeki
Menutup silaturahim = dapat pepesan kosong
Bijak lapang dada = berpahala
Menyimpan dendam, iri, dan dengki = berdosa
Memberi kepada yatim dan duafa = berpahala
Memberi kepada pemeras dan koruptor = tidak menjadi
darah.


My Rasul 11

Apakah aku mampu melindungimu
Ya Muhammad?
Ketika mereka mencercamu
Yang keluar dari mulut yang bau.

            Maafkan aku ya Rasul
            Ketika masih kecil
            Mereka menyuruhmu
            Untuk melemparimu dengan batu.

Maafkan aku ya Muhammad
Ketika mereka menyuruhku membunuhmu
Dengan imbalan hanya puluhan ribu.

            Kami pun mungkin tidak mempercayaimu
            Ya Muhammad,
            Pada saat kami hidup sezaman denganmu.

Akulah si pemukul genderang
Dari kubu kaum fasik
Yang menyaksikan perang dari belakang


My Rasul 12

Seorang tua menggunakan tongkat
Berjalan perlahan
Disapa dan menyapa siapa yang ditemuinya
Menuju masjid Quba
Seorang tua menggunakan tongkat menaiki ontanya
Jalan perlahan
Menyapa dan disapa oleh siapa yang ditemuinya
Menuju masjid Qiblatain
Seorang tua menggunakan tongkat menaiki ontanya
Jalan perlahan dan diiringi
Oleh para penyapanya
Menuju Ma’kah Al Mukaromah.


Jumrah

Melempar jumrah
Bukanlah hiburan permainan
Anak-anak di pasar malam
Yang kau lempari dengan sekuat tenaga
Berharap dapat hadiah.

            Dengan kerikil Jumrah ini
            Aku berjihad melawan
            Iblis laknat tanpa penat

            Kalau hanya sekedar
            Menimpuk!
            Aku masih mampu
            Tapi,
            Menghalau bisikannya
            Sungguh aku masih jauh.


Arafah

Jangan kau tertinggal
Atau terlelap di Arafah
Sebab itu hanya persinggahan sementara
Seperti hidup di dunia

            Pada hari itu,
            Para pemburu surga
            Melepaskan ribuan panahnya
            Sebagian kembali menukik
            dan terjerembab ke bawah
            Karena tak mempunyai sayap
            Untuk menembus atap langit.


Sa’i

Semestinya kau
Melakukan Sa’i tujuh kali
Di luar ruang
Yang terik di siang hari
Berjalan di atas alas kerikil padang pasir
Seperti dulu?
Yang dilakukan oleh karena dorongan
Seorang ibu yang mengharuskan
Berjuang tanpa henti sehabis melahirkan.
Yang berjuang tanpa henti
Untuk mencurahkan jejak cinta dan keberanian
Dalam menjaga dan memelihara kehidupan
Kepada kita sampai kini.


Hajj 9

Jangan kau kira yang dekat dengan Ka’bah
Didengar doanya
Dan jangan kau kira yang jauh dari Ka’bah
Tidak diperdulikan olehNya.

            Allah Sang Majikan
            Tuan rumah bagi setiap muslim
            Baik Ka’bah
            Ataupun di mana pun mereka bersujud
            KepadaNya.


Hajj 1

Tonton dan ejeklah,
Ketika kami berwudlu,
Ketika kami bersujud,
Tetapi tak mungkin kalian menonton dan mengejek kami
Ketika kami berihram dan berhaji.
Mengapa kalian segan ikut bersama kami?
Ini ritual purba
Bukan buatan manusia.

            Ka’bah tontonan purba yang sanggup bertahan
            ribuan abad
            Apakah kalian sanggup mengumpulkan jutaan
            manusia
            Dalam satu tempat?
            Teater dan Stadionmu amatlah muskil – kecil!

Haji: ritual pertemuan
Berjuta umat dengan Khaliknya
Yang ditampung dalam wadahNya
Yang tak mungkin tertandingi
Oleh puluhan stadion dan gedung teater paling megah
Di tempatmu.


Hajj 7

Sayang sekali bahan putih yang tak berjahit
Yang kau kenakan dalam beribadah
Bukan dibuatkan oleh jemari muslim.

            Dulu: di tepi tebing tinggi
            Kau menyaksikan orang-orang
            Menistakan Ka’bah
Yang dibangun dengan susah payah
            Oleh nenek moyang mereka.

Kini: dari celah gelap goa Hira
Kami menyaksikan para penguasa Mekah
Menyembunyikan Ka’bah
Dalam goa beton-beton raksasa.


Zeffry Alkatiri
Zeffry Alkatiri adalah pengajar dan peneliti di Departemen Sejarah FIB UI Depok. Lahir di Jakarta, 30 Agustus 1959 dari keluarga campuran Arab-Betawi. Sejauh ini telah menghasilkan empat kumpulan puisi, yaitu Dari Batavia Sampai Jakarta: Sejarah Perkembangan Kota Jakarta dalam Sajak, Post Kolonial dan Wisata Sejarah dalam Sajak, Catatan Seorang Pejalan dari Hadrami, dan My Allah, My Rasul, and Your Hajj.


Catatan Lain
Tak ada pengantar, tak ada endorsemen. Halaman persembahan berbunyi seperti ini: “dipersembahkan kepada:/para Syuhada dan para Mualaf/yang telah berani/melakukan hijrah”. Di sampul belakang buku memuat biodata penyair, berikut fotonya. Namun tidak dituliskan tempat tanggal lahirnya. Tempat tanggal lahir penyair saya dapatkan dari buku Catatan Seorang Pejalan dari Hadrami.
Yang sedikit berubah hanya penulisan nama. Dua buku puisi, yaitu Dari Batavia sampai Jakarta dan Catatan Seorang Pejalan dari Hadrami menggunakan nama Zeffry J. Alkatiri, namun di dua buku lain, “J”-nya menghilang, sehingga tersisa Zeffry Alkatiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar