Minggu, 05 April 2015

SEPILIHAN PUISI UMBU LANDU PARANGGI



Umbu Landu Paranggi (foto: agus wiryadhi saidi, 2012)


Data Buku Kumpulan Puisi

Judul : -
Penulis: Umbu Landu Paranggi
Penyunting : Wayan Sunarta
Jumlah postingan : 38 posting puisi (37 judul puisi, total 42 puisi dengan memasukkan berbagai versi)
Periode penulisan puisi: Yogyakarta (30 puisi), Bali (8 puisi)

Beberapa pilihan puisi Umbu Landu Paranggi dalam blog http://umbulanduparanggi.blogspot.com

Ibunda Tercinta

Perempuan tua itu senantiasa bernama:
duka derita dan senyum yang abadi
tertulis dan terbaca jelas kata-kata puisi
dari ujung rambut sampai telapak kakinya

Perempuan tua itu senantiasa bernama:
korban, terima kasih, restu dan ampunan
dengan tulus setia telah melahirkan
berpuluh lakon, nasib dan sejarah manusia

Perempuan tua itu senantiasa bernama:
cinta kasih sayang, tiga patah kata purba
di atas pundaknya setiap anak tegak berdiri
menjangkau bintang-bintang dengan hatinya dan janjinya

(1965)
Sumber : Tonggak 3 : Antologi Puisi Indonesia Modern (ed) Linus Suryadi AG, Gramedia, Jakarta, 1987 (halaman 244). Puisi ini diambil dari Manifes, Antologi Puisi 9 Penyair Yogya, Yogyakarta, 1968.

Rusli Marzuki Saria: PAREWA

Data buku kumpulan puisi

Judul : Parewa
Penulis : Rusli Marzuki Saria
Cetakan : I, 1998
Penerbit : PT Grasindo, Jakarta.
Tebal : 116 halaman (148 puisi, 33 puisi di antaranya tanpa judul)
ISBN : 979-669-327-5
Desain sampul: Yusrizal KW, Padang

Parewa terbagi atas 6 (enam) bagian/kumpulan, yaitu Pada Hari Ini Pada Jantung Hari (21 puisi), Tanpa Judul (18 puisi tanpa judul), Tema-tema Kecil (45 puisi), Sendiri-sendiri Sebaris-sebaris dan Sajak-sajak Bulan Pebruari (18 puisi), Ada Ratap Ada Nyanyi (40 puisi), Ketemu Umbu Landu Paranggi (6 puisi)

Bila senja hitam ibu terisak dan menangis/Kutekurkan kepala dan ingin berbagi duka/Ibu menciumku dalam berbisik: engkau anak laki-laki perasa
(dari Sajak Terkenang Kembali, Rusli Marzuki Saria)

Beberapa pilihan puisi Rusli Marzuki Saria dalam Pada Hari Ini Pada Jantung Hari

Mereka Bawa Getah Nangka dan Senjata

hunjamkan ke hulu hati parewa lembing tajam
ketika kemarau meretak ekor kerbau, cabutlah!
di pintu rumah gedang bunda silangkan
kapur sirih tigakali

air mata duka tetes satu-satu
bunda kenangkan kepergian anak laki-laki buah rimbang
tengadah ke langit dan gerutu:
“mereka bawa getah nangka dan senjata.”

1965
Parewa: menurut KUBI, penjahat – perusuh. Dalam masyarakat Minangkabau, parewa artinya yang positif, pembawa pembaruan, lebih inovatif dan penantang arus.

Korrie Layun Rampan: SUARA KESUNYIAN




Data buku kumpulan puisi

Judul : Suara Kesunyian
Penulis : Korrie Layun Rampan
Cetakan : I, 1981
Penerbitan khusus : Budaya Jaya & Dewan Kesenian Jakarta, Jakarta
Dicetak : Mitra Srangenge, Bandung
Tebal : 92 halaman (75 judul puisi)
Gambar jilid : Nana Banna

Suara Kesunyian terbagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu Lagu Impian (29 puisi), Lagu Bathin (16) puisi dan Wajah Puisi (30 puisi).

Beberapa pilihan puisi Korrie Layun Rampan dalam Suara Kesunyian

Bertahan Kita dalam Ayunan Waktu

Terayun kita dalam saat, dalam terban hari
Dingin pun memekat, membasuh jasmani
Sejuta makna terlepas dari jari, raib
Menghunjam khayalmu ke wilayah ajaib

Pekik gema pun menampar ruang, rintih yang sedih
Tikaman mata belati, sayap-sayap Kasih
Engkau membayang di hati, pijaran Kata-Kata salih
Menyadarkan kita dari mimpi tidur yang letih

Bertahan kita dalam ayunan Waktu, menganyam duka Kasih
Berjalan dalam luka hari. Dalam kibaran dendam rindu

(1975)

Karno Kartadibrata: PICNIC




Data buku kumpulan puisi

Judul : Picnic
Penulis : Karno Kartadibrata
Cetakan : I, Muharram 1430 H/Januari 2009
Penerbit : PT Kiblat Buku Utama, Bandung.
Bekerjasama dengan Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PP-SS)
Tebal : 42 halaman (27 puisi)
Nomor : 289/KBU-U/2008
Gambar kulit muka : The Language of Birds karya Feeroozeh Golmohammadi

Beberapa pilihan puisi Karno Kartadibrata dalam Picnic

Corat-Coret di Tembok Kusam

“kau akan mati
di hutan sendirian
ditemani suara burung di kejauhan”

2007


Lagu Sesal

saudaraku yang sekarang tinggal nisan
kita semua tutup usia
hanya berbekal penasaran
angin membisu
surat tidak berbalas

2003

Kirjomulyo: ROMANSA PERJALANAN




Data buku kumpulan puisi

Judul : Romansa Perjalanan
Penulis : Kirjomulyo
Cetakan : II, 2000  (cet. I, 1979)
Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Tebal : 160 halaman (73 puisi)
Gambar jilid : Amrus Natalsja
ISBN : 979-419-266-X

Romansa Perjalanan terbagi atas tiga bagian, yaitu Romansa Perjalanan I (19 puisi), Romansa Perjalanan II (11 puisi) dan Romansa Perjalanan III (Bali) (43 puisi)

Beberapa pilihan puisi Kirjomulyo dalam Romansa Perjalanan

Angin Pagi

I
Yang pertama kuingat
dan terakhir kulupakan
adalah kau Ibu

Berkali kubuat dosa dan noda
tidak kuterima
selain cinta dan air mata

Berkali ku menatap kerut Ibu
berkali jadi ngeri
bertanya dalam diri

Dengan apa menebus segala itu?

II
Yang pertama kukenal
dan yang terakhir kutinggalkan
adalah kau alam

Tak dapat ku menyebut
dengan kata apa tentang kau
tapi kaulah temanku yang terdekat

Seluruh kepunyaanmu, jiwamu sekali
melahirkan sesuatu
memimpin hati dan mimpi

Memberi sesuatu semacam cinta