Jumat, 02 Oktober 2015

Saiful Anam (Satria Mahardika): SULUK MAHARDIKA




Data buku kumpulan puisi

Judul: Cahaya-Cinta, SULUK MAHARDIKA
Penulis: Saiful Anam (Satria Mahardika)
 Penerbit: Cahaya Nusantara, Banyumas, Jawa Tengah
Cetakan : I, Agustus 2015
Tebal : xiv + 330 halaman (232 puisi)
ISBN : 978-602-7731-55-4
Editor : M. Alwi Fuadi
Pelukis cover : Nasirun
Desain cover : CNstudio
Pewajah isi : Hendri Purbo Waseso
Pengantar : KH. Slamet Effendy Yusuf

Untuk bagian puisi, Suluk Mahardika terbagi atas 7 sub bagian, yaitu Cahaya Keagungan (30 puisi), Kesatuan Gerak Semesta (40 puisi), Tapal Batas di Ruang Hidup (55 puisi), Wanita dan Warna Indah Kehidupan (20 puisi), Cahaya Cinta (29 puisi), Menapak Peradaban Leluhur (32 puisi), Kemerdekaan Negeri (23 puisi) + 3 puisi yang menjadi pembuka di bagian lain.

Beberapa pilihan puisi karya Saiful Anam dalam Suluk Mahardika

# Laku Jalan Trabas

Ruang hidup ibarat belantara lebat yang penuh dengan ancaman…
Tak mudah untuk melalui-nya dan sampai pada tujuan…
Sejumlah jalur tersedia untuk dapat mencapai tujuan…
Terdapat juga jalur khusus yang tersembunyi…
Medan begitu berbahaya penuh resiko…

Dalam perjalanan mencapai tujuan…
Membutuhkan daya untuk dapat melangkah…
Tekad serta kewaspadaan juga sangat penting untuk berjejak…
Apalagi menapak di jalan trabas (jalur khusus), yang hanya
berpetunjuk singkat;

Mlaku, madep, mantep, mbudeg lan micek…

Kita harus mlaku (berjalan) untuk dapat sampai pada tujuan…
Langkah harus madep (mengarah atau tetap ter-tuju) pada titik
utama, yang menjadi tujuan dalam proses perjalanan…
Gerak langkah harus tetap mantap (menapak dengan kuat), meski
banyak rintangan yang mengaburkan arah tujuan…
Bersiap mbudek (menjaga pendengaran dari suara sumbang yang
merusak), karena hembusan angin kencang melahirkan suara dan
gelombang, bisa menggoyahkan dan menumbangkan langkah…
Micek (menjaga pandangan) menjadi cara untuk menghadapi
ragam tipu daya dan bayang semu, yang memenuhi dan menghiasi
sepanjang jalan…

Laku urip ing kahuripan…
Tumuju ing ndalem kerso-nipun Gusti kang akaryo jagad…

20 Juni 2010



# Diam

Berbagi dalam diam…
Bersuara dalam diam…
Bergerak dalam diam…
Mengerti dalam diam…
Memahami dalam diam…
Membangun dalam diam…

Diam dalam dekap…
Diam dalam hening…
Diam dalam kerinduan…

Melihat dengan diam…
Membaca dengan diam…
Merasakan dengan diam…

Diam melebur…
Diam membatu…
Diam membangun…

Dalam diam, merajut…
Dalam diam, menyemai…
Dalam diam, menyelam…

Hidup dalam kediaman, menata keindahan…
Hidup dalam kediaman, menikmati kedamaian…
Hidup dalam kediaman, merasakan kedalaman hidup…

22 Mei 2014


# Eling lan Waspodo

Saat di tengah labirin yang tergelar…
Kesadaran atas jadi diri begitu penting…
Untuk dapat melintas di alur yang rumit…

Wasiat leluhur Jawa: “eling lan waspodo” …
Eling atau ingat, akan asal dan tujuan hidup…
Waspodo atau waspada, pada tiap gerak dan jengkal langkah…

Eling lan waspodo…
Begitu penting dalam menapak dan menjalani proses kehidupan…

6 April 2010


# Terkesan Sama, tapi Berbeda

Bentuk tulisan, bacaan dan suara-nya sama
Sama menyebutkan-Nya…
Sama mengungkap asma-Nya…
Sama-sama mengatas-namakan-Nya
Namun…
Niat kadang dapat membedakannya…
Kesungguhan juga dapat membedakannya…
Hasil menjadi pembeda bagi yang terkesan sama…

Motif yang berbeda menghasilkan sesuatu yang berbeda…
Nafsu yang menderu memacu malapetaka bagi kehidupan…
Rasa yang bening mengalir menjadi nafas di ruang kehidupan…

11 Maret 2013


# Mantra dan Sabda Semesta

Mengalun ke dalam sanubari…
Memahatkan tanda pada takhta hidup…
Menggelegar menggetarkan dinding jiwa…
Meleburkan harap dan takut yang menyelimuti…
Membawa pada kepasrahan dalam kesatuan hidup…

Kidung langit…
Terlantun menjelma menjadi sabda semesta…
Membawa kabar kerinduan dalam kesatuan cinta…
Mengalun dalam paduan irama alam yang mendayu…
Memberi isyarat adanya daya yang melingkupi kehidupan…

Bergema gelora rindu…
Alam berenjana menari dengan genderang yang bertalu…
Dentuman magma dan deru gelombang menyelaraskan nada…
Getar perut bumi turut menahan rindu yang kian membuncah…
Menggelinjang dalam gerak yang terbangun sinergi penuh energi…

Sabda semesta…
Mengukir keyakinan di perut bumi untuk menjaga kesatuan cinta
pada langit…
Kesetiaan bumi dalam pengabdian pada langit, lengkap dengan
kasih dan kesabaran…
Kesatuan bumi dan langit dalam ikatan cinta, mewujud gerak pada
kehidupan alam…

Tanda cinta semesta, terpahat pada prasasti hidup di kedalaman
perut bumi…
Saat melantunkan prasasti hidup dari perut bumi, akan menjelma
menjadi “mantra” …
Mantra yang mampu menggetarkan dinding langit serta
melahirkan sabda semesta…
Mantra dan sabda mengalun dalam kesatuan cinta, bersama
dengan gerak semesta…

17 Februari 2014


# Keindahan yang Sederhana

Keindahan…
Terbangun dari gugus yang sederhana…
Sebagaimana cinta yang lahir dari rahim suci kehidupan…

Tanpa kata…
Begitu sederhana…
Mengurai nilai penuh makna…
Bening tanpa warna…
Menyelimuti aneka ragam warna…
Keindahan hadir dari rahim kebahagiaan…

5 Desember 2012


# Suluk Mahardika

Hong…
Kosong dalam keberadaan-Mu…
Hidup berada dalam kehidupan-Mu…
Semesta mewujud atas keagungan-Mu…
Awal dan akhir bersimpul pada dzat-Mu…

Dzat yang tunggal…
Bertahta dalam singgasana keabadian…
Maha-daya dalam mencipta kehidupan…
Meliputi segala ruang hidup tanpa batas…
Membangun garis edar atas semua gerak…
Menggelar, menata dan menggulung jagad…

Dzat yang tunggal…
Tergelar jagad dalam peraduan cinta-Mu…
Terbangun gerak hidup atas kasih sayang-Mu…
Terwujud keselamatan atas curahan keridloan-Mu…
Tersuguh keindahan sebagai perwujudan atas rahmat-Mu…
Terlahir kemuliaan yang hadir sebagai tanda atas keberkahan-Mu…

Dzat yang tunggal…
Bunga-bunga cahaya membiaskan kilau cahaya-Mu…
Bunga-bunga cahaya mekar menjadi rahmat-Mu di muka bumi…
Bunga-bunga cahaya mekar menebar aroma wangi keagungan-Mu…
Bunga-bunga cahaya tumbuh menunjukkan kesempurnaan
keindahan-Mu…
Bunga-bunga cahaya berkembang mengabarkan risalah atas
kesucian cinta-Mu…
Bunga-bunga cahaya tumbuh kembang dalam kasih-Mu, hidup
sebagai kekasih-Mu…

***
Salam rindu pada-mu bunga-bunga cahaya…
Bunga yang menebarkan aroma wangi surgawi di hamparan bumi…
Bunga yang mekar menjadi perhiasan penuh kemuliaan di muka bumi…
Bunga yang menerangi ruang persinggahan hidup yang gelap dan remang…
Bunga yang hidup dengan kelembutan kasih serta bergerak dengan
arif dan bijak…

Salam rindu pada-mu bunga-bunga cahaya…
Kilau cahaya-mu yang penuh kasih membuka mata hati…
Kilau cahaya-mu menjadi penerang jalan hidup yang penuh liku…
Kilau cahaya-mu menyingkap selimut remang yang penuh bayang semu…
Keberadaan serta gerak hidup-mu, menjadi jejak perjalanan hidup
di muka bumi…

Salam rindu pada-mu bunga-bunga cahaya…
Mekar dari benih cinta yang terjaga dalam jiwa yang merdeka…
Lahir dan dihidupkan menjadi bunga cahaya yang indah bagi alam
semesta…
Bunga cahaya bersinar di berbagai penjuru bumi, sebagai wujud
nyata atas kasih-Nya…

***
Dzat yang maha hidup…
Tata gelar kehidupan berada dalam kehendak-Mu…
Semua daya dalam hidup bersumber pada maha daya-Mu…
Segala hal yang ada di seluruh ruang kehidpan adalah kuasa-Mu…
Meliputi semua kehidupan jagad ageng dan jagad alit tanpa batas
ruang dan waktu…

Dzat yang maha hidup…
Keberadaan-Mu adalah kenyataan yang nyata…
Kasih sayang-Mu menjadi anugerah hidup yang menjaga…
Begitu agung dan indah gerbang kerajaan-Mu yang tiada bertepi…
Kesucian-Mu membasuh kilau cahaya yang menghias tahta
kerajaan-Mu…
Kemuliaan-Mu mengucurkan rahmat yang begitu berharga dalam
kehidupan…

Dzat yang maha hidup…
Bismillah – Lillah – Billah – fillah…
Kusebut “Alloh” sebagai nama dzat-Mu yang maha segalanya…
Nama yang menjadi tanda dan kelambu agung atas keberadaan
dzat-Mu…
Sebuah nama yang terpahat pada kelopak bunga cahaya yang
bersinar terang…
Nama yang terukir di alam lahir, di tengah berdiri tegak sebagai
pancer kehidupan…

Sungguh…
Tiada daya tanpa ada kehendak-Mu, hidup-ku menjadi wujud atas
Keberadaan-Mu…
Karena-Mu aku menjadi ada, terlahir dan hidup di dalam sistem
kehidupan…
Nafas-ku berhembus dalam cinta-Mu yang menjadi nafas bagi
kehidupan…
Gerak dan langkah-ku berada dalam selimut kasih sayang-Mu…
Jalan hidup-ku mengikuti alur kisah dalam sajadah-Mu…

Sungguh…
Hanya pada-Mu, kuberserah atas hidup dan mati-ku…
Hanya pada-Mu, kubersandar menjalani hidup-ku…
Hanya pada-Mu, tujuan dalam persembahan-ku…

Sungguh…
Ku memohon perlindungan hidup pada-Mu…
Ku memohon petunjuk dan tuntunan-Mu…
Ku memohon cahaya kemuliaan kasih-Mu…
Ku memohon daya kekuatan dari-Mu…
Ku memohon keselamatan pada-Mu…

Sungguh…
Ku memohon untuk dapat menjalankan hidup sebagaimana
tujuan-Mu mencipta-ku…
Ku memohon ampunan atas segala kelalaian dan kesalahan dalam
gerak hidup-ku…

13 Juni 2014


# Salam Cinta Sepenuh Jiwa

Tersemai benih cinta dalam kehidupan…
Terangkai kata cinta dalam bait kehidupan…
Tertuang kisah cinta dalam liku-laku kehidupan…
Terajut makna cinta dalam deru nafas kehidupan…
Terlantun bahasa cinta dalam gerak rasa kehidupan…
Terbangun singgasana cinta dalam ruang kehidupan…
Terpahat prasasti cinta pada dinding batu peradaban…

Noktah cinta menjadikan-ku hidup dalam kehidupan…
Gerak cinta melahirkan hidup-ku dalam keagungan dan keindahan…
Bersenyawa dengan cinta dalam kehidupan, yang meliputi ruang dan waktu…
Banyak yang latah mengatakan cinta, tak banyak yang mampu mengungkapkannya…

23 Desember 2013


# Sajadah Cinta

Dalam gelaran sajadah cinta…
Nafas cinta mengalun lembut…
Mencipta bening energi hidup…
Menyemai benih di ruang kehidupan…
Berlapis lembut kabut yang menyelimuti…
Berpadu dalam tujuh ruang dimensi penuh warna…

Risalah cinta menuang keindahan…
Sari cinta di kahuripan begitu lembut…
Mengungkap keindahan dan kebahagiaan…
Terbangun penuh harmoni, merajut indah warna dunia…
Berpadu ragam bahasa, budaya dan warna kulit di ruang kehidupan…
Keragaman dalam kesatuan lantunan bahasa rasa, terpintal dalam
sajadah cinta…

30 November 2013


Wanita & Warna Indah Kehidupan

Pada diri wanita…
Tersuguh jalan cinta…
Tergelar sajadah kasih…
Terdapat benih kehidupan…
Tersimpan kemuliaan hidup…

Lembut kasih wanita…
Mengurai kebekuan jiwa…
Merajut keindahan hidup…
Menghias laju peradaban…


Wanita…
Hadir menampung ragam kisah…
Hidup dengan balutan aneka warna…
Aneka warna yang menawarkan corak kehidupan…
Aneka warna yang menjadi tanda bagi jalan hidup…
Aneka warna yang juga kerap menjerat gerak jiwa…
                       
27 Juli 2014


# Menapak di Jalan Sunyi

Jalan sunyi…
Menjadi jalan rahasia…
Menjadi jalur laku utama…
Dipenuhi aneka warna bunga…
Berselimut lembut aroma bunga…

Melalui jalan sunyi…
Irama langkah terus mengalun…
Mengikuti petunjuk peta sang fajar…
Peta yang terpahat pada lembar kehidupan…

Menapak di jalan sunyi…
Menelusuri jejak bebatuan…
Menuju istana tempat cinta bertakhta…

Kesunyian…
Membalut ruang hening…
Memadu rasa yang berdesir…
Melantunkan nada kehidupan…
Mengiringi langkah yang berjejak…

Gerak rasa larut dalam kesunyian…
Kesunyian melantunkan kidung cinta…
Kidung cinta mengalir bening pada rasa…
Beningnya rasa menyuguhkan rangkaian aksara…
Aksara yang terpahat pada lembaran peta kehidupan…

31 Desember 2012


# Warisan Luhur Leluhur

Di tempat leluhur bersama sedulur…
Leluhur yang menjadi obor bagi lelaku…
Lelaku bangsa Jawa yang luhur dan mituhu…
Mituhu dalam kehendak Gusti yang maha-agung…
“Merga manungsa makhluk kang agung ing ndalem gelaring
jagad…”

Jiwa – Jawa menjaga “rasa lan rumangsa”…
Jiwa – Jawa menyemai kelembutan rasa…
Jiwa rumangsa yang menjaga kesadaran diri…
Jiwa yang mengerti dan memahami hakekat hidup…

Bahasa rasa mengalir dalam pitutur luhur…
Mengurai dan meresapkan nilai dalam laku…
Menata laku seirama dengan gerak semesta alam…
Menjadi tanda luhur atas warisan mulia para leluhur…
Menjalani hidup penuh kesadaran dengan kedalaman rasa…

Cahaya hidup menjadi penerang jagad…
Mewujud pada diri manusia yang agung…
Menjaga laras perpaduan gerak alam…
Menyatu dalam kesatuan hidup…
Menjadi saka bagi semesta…

Mbrojol soko selaning garu…
Jati ning jati soko guru jati, kang mbabar lan ndadari…
Nir kalis ing sambi kolo…
“Merga kinayungan rahayu-ning Gusti kang murbeng dumadi” …

3 Juni 2013


# Banyubiru dan Saripo-aji

Menapak di bumi perdikan…
Menyibak lembaran kisah leluhur…
Merajut kembali tali persaudaraan…
Menyalakan kembali obor yang luhur…

Salam mengetuk pintu…
Ramah dan hangat menyambut…
Berpadu dalam peluk di ruang sederhana…
Mengungkap kedalaman rasa di Banyubiru…

Saudara tua teguh menjadi pamomong luhur…
Menjaga obor leluhur yang menerangi ruang sekitar…
Menyerap jernih dan beningnya banyu-biru yang terjaga…
Menyemaikan kearifan yang sejuk dalam bingkai kebajikan…
Mengikuti langkah jiwa luhur yang menempuh jalan hidup kautaman…

Banyubiru, menjadi tanda bumi merdeka…
Banyubiru, bening menyimpan risalah hidup…
Banyubiru, kedalamannya menjaga Saripo-aji…
Banyubiru, dengan tenang mendekap erat tongkat jati…

Aroma wangi menyelimuti pusaran leluhur…
Berseri bunga hati, tumbuh penuh keindahan…
Berkibar Saripo-aji, membawa kelembutan hati…
Berdiri tegak tongkat jati, menjadi tiang penyangga Saripo-aji…
Berpadu antara kasih dan sayang, membangun kehidupan penuh
harmoni…

6 Januari 2012


# Mata Air – Air Mata

Di bawah kulit-nya…
Bumi menyimpan resapan air…
Menyatu dan muncul ke permukaan melalui alur-nya…
Alur sebagai titik temu yang menjadi mata air…
Mengalir membentuk jalur di permukaan bumi…
Mengiringi irama tarian musim…

Sebagaimana bumi…
Di balik kulit yang membalut tubuh…
Tersimpan air nan jernih…
Mengalir di permukaan melalui kelopak mata…
Mengikuti alunan irama musim…
Musim yang dengan lembut menyelimuti jiwa…

Air mata…
Sebagai salah satu tanda kehidupan di jagad alit…
Tersedia selama hayat masih di kandung badan…
Melengkapi kesejukan rasa di peraduan jiwa…
Buliran air bening yang menjadi embun jiwa…
Kebeningan-nya terjaga dalam linangan…

25 April 2014


# Biru Mempesona

Mengalun nafas penuh cinta…
Menghidupkan jiwa penuh pesona…
Membangkitkan denyut nadi kehidupan…
Menyegarkan kelopak bunga di taman syurgawi…

Sejuk sapa udara berbalut angin…
Berhembus penuh kesegaran membasuh jiwa…
Mengiringi pesona malam yang bertabur bintang biru…

Beralaskan jernih-nya langit…
Sejernih langit yang meliputi jiwa suci…
Cahaya kebiruan begitu mempesona…
Meresap dalam darah yang mengalir…
Darah para kekasih yang senantiasa dalam peluk kasih-Nya…

24 Maret 2012


# Membaca Diri

Telah kubaca sejumlah karya…
Saat membaca buku filsafat; kujumpai berbagai pengembaraan
alam pikir…
Saat membaca beberapa karya Khalil Gibran; kulihat luasnya
pengembaraan jiwa…
Saat membaca karya Jalaluddin Rumi; kulihat indahnya tarian
cinta yang penuh totalitas…
Saat membaca karya Bahauddin Naqsyabandi; kulihat kedalaman
cinta yang terukir…
Saat membaca karya Ibnu Atha’illah As-Sakandari; kudapati
mutiara-mutiara cinta…
Saat membaca karya Abd al-Qadir al-Jaelani; kulihat kilau cahya
cinta…

Saat membaca serat leluhur jawa;
terdapat bening-nya “rohso” yang menyatu dalam nafas cinta…

Selanjutnya membaca diri-ku sendiri;
Yang terlihat hanya buntalan daging yang bau dan gampang
membusuk…

Kemudian berjalan…
Melewati sejumlah medan dengan selimut musim yang silih
berganti…

Lalu…
Menapak ruang kehidupan…
Berjumpa aneka warna dan ragam peristiwa;
Berjejak di comberan sampai lantai licin istana…
Berjalan dari pesisir pantai sampai puncak gunung…
Berkawan dengan penjahat sampai dengan agamawan…
Bercengkrama dengan pelacur sampai dengan tuan putri…
Berjabat dan berbincang dengan pengemis sampai presiden…

Kujumpai benih cinta pada mereka semua, dengan kadar yang
berbeda-beda…

25 April 2014


# Menyikapi Laju Keinginan

Segala bentuk “keinginan” adalah nafsu…
Keinginan baik atau-pun keinginan buruk…
Keinginan dapat membuat jiwa menjadi gelap…

Keinginan bersarang kuat di dalam diri…
Keinginan menjadi jerat bagi kesucian jiwa…
Nyala keinginan dapat berkobar membakar jiwa…
Kuatnya keinginan dapat menjadi gelombang penghancur…

Nyala keinginan bisa menjadi kekuatan…
Nyala keinginan bisa menjadi obor penerang…
Nyala keinginan juga dapat membakar dan merusak…
Nyala keinginan yang berkobar dapat menghanguskan diri sendiri…

Aneka ragam keinginan meliputi jiwa…
Tidak mudah untuk dapat mengelola keinginan…
Tidak mudah mengolah keinginan buruk menjadi baik…
Tidak mudah juga untuk mengarahkan keinginan yang baik…

Saat keinginan tak terwujud…
Amarah menjadi semakin berkobar
Kekecewaan-pun hadir mencabik-cabik…

Gerak keinginan  begitu lekat dengan kehendak…
Hanya dengan kasih-sayang-Nya, dapat membaca hal yang lembut…
Diam kadang menjadi alternatif saat menghadapi deru dan laju
gelombang…
Menanti “hal” yang terbaik dari-Nya…

24 Juni 2013


# Mekar Bunga Semesta

Jika…
Luasnya langit menjadi dinding jiwa…
Bumi yang menghampar membalut raga…
Api amarah telah dibasuh menjadi bara suci…
Udara menyatu dalam hembusan nafas kehidupan…
Beningnya air bersenyawa dengan darah yang mengalir…
Dan…
Cahaya telah menyatu dengan sumber cahaya…
Hidup dalam kehidupan yang maha hidup…
Kuasa-Nya mewujud dalam gerak…
Maka…
Mekarlah bunga alam semesta…
Sebagaimana tujuan IA mencipta…

31 Desember 2012


Tentang Saiful Anam
Saiful Anam lahir di Desa Kedawung, Kec. Kroya, Kab. Cilacap, Jawa Tengah, pada 24 Juli 1982. Merupakan anak pasangan Kyai Muslih Khanafi dan Ny. Mujiatun. Pendiri dan ketua Cahaya Muda Indonesia (CMI), sebuah organisasi sosial dan kepemudaan.


Catatan Lain
Buku ini merupakan kumpulan dari 3 genre tulisan. Ada puisi (menghabiskan 190 halaman, dibagi ke dalam 7 sub bagian),  Prosa (1 buah saja, yang diberi judul Menuju Negeri Cahaya (Liku-Laku Bersama Gadis Mawar), menghabiskan 20 halaman), sejumlah tulisan lepas/esai, yang berisi catatan pertemuan dengan orang-orang/ide-ide seperti Gus Dur, Ahmad Tohari, Guru-guru Tarekat dan Pesantren, Riwayat Kakek dan leluhur penulis, dll. Kesemua tulisan disatukan di bawah sub bagian Risalah pada Lembaran Waktu. Dan bagian terakhir buku ini, dijuduli Bakti untuk Negeri, berisi catatan atas peristiwa komunal yang dialami penulis.
Oya, buku ini saya temukan di rak buku ayah saya. Kata beliau, ini oleh-oleh dari Muktamar NU ke 33 di Jombang, 1-5 Agustus 2015 kemarin. Kata Beliau, ini dikasih gratis. Terakhir, saya ingin mengutipkan satu-satunya puisi berbahasa Jawa. Judulnya Menapak Peradaban Leluhur.   


Menapak Peradaban Luhur

Cahya Kahuripan
Cahya ing buana…
Hayu ing memayu…
Jaya ing kawijayan…
Remesep ing madu…
Hurip ing kahuripan…
Hong ing kawiwitan…
Mlaku lelaku ing jagad…
Mluku kahanan ing ndalem jagad…
Jagad gumelar kang mbabar kahuripan…
Hurip gumelar ing jagad nata…
Nata rasa, nata cipta lan nata raga…
Sir suci dzat mulya lan raga sempurna…
Suci jaya merta…
Dharma manungsa Nusa-Jawa…
Ndadari kahanan kang jaya binangun…
Ambarukma sumekar ing pagelaran jagad…
Nyebar ganda arum kusuma jatining – jati…
Jati galih kang jejeg dadi piadeg ing
kahuripan…
Semillah kanti nyebut asma dzat kang
murbeng dumadi…
Dzat kang nginayungi karahayon lan ngreksa
ing kahuripan…
Dzat kang hamengku jagad gumelar lan kang
nggulung jagad…
Sawaji lan nyawiji ing ndalem kersanipun dzat
kang akaryo jagad…

9 Juli 2014

4 komentar:

  1. bagus blogx..mampir di blog ane gan
    pantunjenaka1.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Thanks om, sangat bermanfaat :-) :-)

    BalasHapus
  3. Sipp...semoga bermanfaat fiddini wal akhiroh...

    BalasHapus
  4. Siip Mantap ... Semoga Menjadi berkah Amin

    BalasHapus