Sabtu, 03 Agustus 2013

Abu Bakar: DOLANAN



Data buku kumpulan puisi

Judul : Dolanan, Kumpulan Puisi Seorang Pinggiran
Penulis : Abu Bakar
Cetakan : I, Juli 2009
Penerbit : Framepublishing, Yogyakarta.
Tebal : x + 105 halaman (80 judul puisi)
ISBN : 978-979-16848-3-5
Penyunting : Raudal Tanjung Banua
Penata Akasra : Naela Ardina
Penata Letak : Indrian Koto
PeƱata cover ; Nur Wahida Idris
Gambar cover : Abu Bakar

Beberapa pilihan puisi Abu Bakar dalam Dolanan.

Campursari II

TUHAN hanya SATU
manusia tercabik-cabik
***

makan nasi
jangan lupa
yang nanam

minum air
jangan lupa
sumber
***

the king
can do
no wrong

‘cause
he is
the wrong’



Tiket

remaja
aku ikut
bela proklamasi ‘45

dewasa
aku terlibat
mengisi
proklamasi ‘45

lansia
aku tersisih
derap
proklamasi ‘45

masa bodoh

diakui
atau
tidak
di kapal republik ini
aku
bukan penumpang gelap
dalam kantong
hati ini
aku membawa tiket
walau
hanya kelas dek


Gila

kelas II SD
aku
tergila-gila
goat nio
bocah wedok
terpintar
sekelas

kelas IV SD
saya kasmaran
sutriani
cewek
terpintar
sekelas

kelas I SMP
asrama katolik
sempat waras
karena
tiada cewek
terpintar sekelas
……..
semua laki-laki


Aku

dalam
bayanganku
betapa ganteng
betapa cakep
aku
ini

dalam
bayangan kondektur,
“pelan-pelan
orang tua
mau turun!”
akukah
itu?

dalam
bayangan cermin
betapa kriput
betapa kisut
aku
ini


Wong Lanang

wong lanang
main gila
sepi-sepi saja

wong wedok
main gila
geger
sa’jagad

wong lanang
bikin bunting
enak saja
sembunyi

wong wedok
dibikin bunting
mau sembunyi
di mana


Janda Miskin

janda miskin
di rumah Tuhan
diam-diam
bersedekah
50 perak
0,5 penghasilan

penguasa baru
jari-jari gurita
di rumah Tuhan
nyaring
bersedekah
seratus ribuan
0,000 000 000 1 kekayaan
harta haram


Batur

kata mister lim
bosku
saya dianggap
keluarga
anak

waktu
baby benz mogok
montir
ratusan ribu

ketika
saya sakit
kelewat kerja
bintang tujuh
belasan perak

kala
mereka pesta
makan-makan
sampai larut malam
aku sibuk
melayani
baru makan
larut malam

tiap hari
subuh
sampai
isa
aku sibuk
cuci baby benz
cuci pakaian
seabrek
setrikaan
idem ditto
ke pasar
masak
masak
masak
sampai loyo

bos
sak-rumah
sepanjang hari
santai
depan tivi
ada perlu
kirim perintah
lewat teriak
hilang sesuatu
aku diperintah
cari
sampai ketemu
kucari
sampai mati pun
tidak
ketemu-ketemu

maka
tak usahlah
dianggap anak
keluarga
aku
hanya batur

batur = babu


Bohong

bohong sekali
selamat
bohong dua kali
masih selamat
bohong tiga kali
hampir celaka

bohong bohong bohong
CELAKA CELAKA CELAKA

CELAKA!


Kumpul Kebo

Mr. $
Hidup bersama
Orang senyum-senyum paham
TTM: Teman tapi Mesra

Mr. O
Hidup bersama
Orang melotot murkah
Hoh, kumpul kebo!
Buk! Buk! Buk!
Kepruk!!!


Borjuis

ketika membaca
wiji thukul
saya sadar
bahwa saya ini
borjuis
kesasar
dalam barisan
orang lapar


Manis Pahit

tiap hari mbak jum
mikul damen dari sawah
        masih ada butir-butir padi tersisa
        dikumpulkan tiap hari
              segenggam dua genggam

              pas ramadhan
              sudah ada sekarung

                       digiling
                       jadi beras ¼ karung
                       dimasak nasi
                       untuk buka
                       dibikin tapai
                       untuk lebaran

idul fitri
seluruh keluarga
riang gembira
makan bersama
              hasil manis
              keringat pahit


Credo I

harap maafkan aku
karena
saya meragukan-MU
sangat ragu

namun
saya percaya
kalau keraguanku
bukan apa-apa bagi-MU


Satu

duduk di beranda
menghadap
guyuran hujan
sepanjang hari
menyiram menyegarkan
hutan rakyat
sekeliling

halimun tipis
lewat
kaburkan
pohon-pohon jauh

hujan lembab
nembus baju 5 lapis

dingin
nyaman
kami satu
saya
hujan
hutan
halimun
angin
ALAM SEMESTA


Belenggu Manusia

kulihat
bebas
berarakan awan
berterbangan burung
menari
berdendang
alam semesta

kulihat
dari balik
jeruji
belengguku sendiri
belenggu manusia

  
Tentang Abu Bakar
Abu Bakar, lahir di Sulawesi Selatan, 1925. Lebih banyak berkecimpung di dunia seni rupa, antara lain pernah berpameran di Australia, Kanada. Juga pernah meraih juara II lomba poster intenasional di Swiss.


Catatan lain
Pengantar penerbit diawali dengan kalimat begini: ”Sejarah hidup Abu Bakar yang panjang (lahir 1925) niscaya merupakan riwayat tentang kesederhanaan dan kebersahajaan.” Oom Abu, demikian ia biasa dipanggil, setelah malang melintang bekerja professional di Jakarta dan di kedutaan Negara sahabat, kini hidup dan tinggal di desa, di pedalaman Jawa Tengah. Konon dikatakan, ia berkali-kali bilang “saya amatir dalam puisi.” Kata penerbit lagi: Pada akhirnya, kita melihat, bahwa pergulatan hidup seorang Abu Bakar yang kaya dan panjang, terefleksikan dalam buku Dolanan yang sederhana tapi kaya parodi dan ironi ini. Tidak ruwet, gampang dicerna, cocok dengan spirit “dolanan” yang diangkatnya. Dan sebagai pencatat, saya pun juga senang, tangan tangkas mencatat, pikiran tidak kusut dibuatnya. Hehehe…. 

1 komentar:

  1. nice post kak
    suka puisinyaa :D
    sesama penggemar puisi saling mampir donk kak hehe

    andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn

    BalasHapus