Minggu, 05 Februari 2012

H.B. Jassin: DARAH LAUT


Data buku kumpulan puisi

Judul : Darah Laut, Kumpulan cerita pendek dan puisi
Penulis : H.B. Jassin
Cetakan : I, 1997
Penerbit : Balai Pustaka, Jakarta
Tebal : xvi + 88 halaman (15 puisi)
ISBN : 979-666-048-2
Pengantar : Sapardi Djoko Damono
Penyunting : Venus Khasanah
Desain Sampul : Mas’ud

Beberapa pilihan puisi H.B. Jassin dalam Darah Laut

Kesasar di dalam Pikiran

Pernah kubaca, manusia angkuh berkata:
“Akulah puncak segala yang sudah.
Dan mengandung segala yang datang.”

Sunglap kata, sunglap pikiran,
Ahli pikir, ahli penyair, pujangga-pujangga.
Semua mereka berputar-putar
Ke sasar di dalam pikiran
Semua suara ‘lah pernah kudengar,
Yang bodoh, yang bijaksana,
Yang bijaksana sebijaksananya,
Berpuluh abad sudah tuanya.
Tiada ubah-ubahnya,
Ah, membosankan belaka,
Permainan khayal bagi orang tiada bekerja,
Melupakan dunia yang nyata.

1943


Ciptakan Dunia Bahagia

Alangkah rapuh badan manusia
Walau seabad hidup di dunia
Hanya sedetik di samudra masa,

Lebih lama waktu terasa
Lebih hebat menderita raga dan jiwa
Oleh dikacau nafsu kebendaan,

Di atas bumi sedang berputar
Hilangkan angkara murka
Ciptakan bahagia di stasiun antara
Dari keabadian ke keabadian

1945



Perbaruan Tekad

Di tempatku terpencil jauh terasing
Kudengar suaramu penyanyi radio
Engkau menghibur hati dan jiwa
Orang yang sakit badan merana

Di tempatku terpencil jauh terasing
Kubaca madahmu, wahai pengarang
Kau alirkan rasa, kau atur pikiran
Terkuak kegelapan, menyinar benderang.

Kulihat pula sekeliling orang berjasa
Dokter dan suster, mantri dan kacung
Bekerja bersama dalam susunan
Melawan penyakit menumpas derita.

Demikian adanya hidup di dunia
Saling membantu bahagia membahagiakan
Ya, Tuhan, kembalilah tenaga, kuatlah sayapku,
Aku ingin turut berbakti.

1945


Mimpi dan Hidup

Pernah saudara bermimpi
Mendapat uang perak dan emas,
Lekas digenggam kuat dan keras,
Takut ‘kan hilang orang rampas,
Kemudian terinsyaf bangun,
Tiada sesen di dalam kantung?

Nampak saudara orang
Mengumpul harta dunia,
Memeras tenaga cepat lekas,
Inginkan harta limpah-limpahan,
Kemudian...
Diusung ke kubur
Di dalam kafan?

Saudara. Coba bandingkan:
Mimpi dan Hidup mana yang benar,
Dalam kedua tiada bawaan.

1942


Selintas Kesan

Genderang berderam-deram,
Sepatu berderap-derap,
Terompet meteret-tet-tet,
Sorak manusia riuh gempita.

Lihat mereka tegap dan gagah,
Arab, India, Tionghoa, dan Indonesia.
Berbaris rapat teguh bersatu,
Satu tujuan: Asia Raya!

Menderu melintas mesin udara,
Tamsil pelindung yang Maha Kuasa,
Atas rakyat berjuta-juta.

Seluruh Asia bangun berbangkit,
Melepaskan belenggu perbudakan Barat,
Menuju Sinaran Matahari Terbit.

(Dimuat dalam Panji Pustaka No. 20 Th. VI, 16 Maret 1942)


Doa

Di atas runtuhan lahir dan batin
Oleh gempa peperangan dunia
Dalam sedih dan duka dunia berjuang
Terlahir Negara Indonesia Merdeka

Semoga bangsa mulia sempurna
Senantiasa ingat kepada Tuhan
Penjelmaan lahir segala yang indah
Di dalam laku dan perbuatan

Ya, Allah, berilah ilham yang suci abadi
Dalam pekerjaan bangsa kami
Turut membentuk perdamaian dunia
Manusia utama lahir dan batin

1945


Tentang H.B. Jassin
H.B. Jassin lahir di Gorontalo, Sulawesi Utara, pada 31 Juli 1917. Karya yang telah diterbitkan Angkatan 45 (1945), Tifa penyair dan daerahnya (1952), Kesusastraaan Indonesia Modern dalam kritik dan esai I-IV (1954 & 1967), Heboh Sastra 1968: Suatu Pertanggungjawab (1970), Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra Dunia (1983), Pengarang Indonesia dan Dunianya (1983), Surat-surat 1943-1983 (1984), Sastra Indonesia dan Perjuangan Bangsa (1993), Koran dan sastra Indonesia (1994). Karya terjemahan Renungan Indonesia (karya Sjahrazad, 1947), Terbang Malam (karya A. De St. Exupery), Api Islam (karya Syed Ammer Ali, 1966), Max Havelaar (karya Multatuli, 1984) dan Quranul Karim – Bacaan Mulia (1978)

Catatan Lain
     Saya terharu menemukan buku ini, sejak jaman sekolahan tak pernah sekalipun membaca karya H.B. Jassin, seseorang yang dijuluki Paus Sastra Indonesia. Baru di umur yang menjelang 33 tahun ini saya temukan di perpustakaan Banjarbaru. Membaca puisi-puisinya tak kalah terharu, sehabis membaca Darah Laut, kepala saya merancang untuk menerbitkan puisi-puisi yang bergaya pujangga baru. Sangat nostalgik! Kelimabelas puisi dalam Darah Laut, semuanya pernah diterbitkan, yaitu dalam Panji Pustaka, Asia Raya, dan Pembangunan, dengan rentang tahun 16 Maret 1942 sampai 25 Mei 1946 (daftarnya ada dalam lampiran buku). Buku Darah Laut, diterbitkan untuk memperingati ulang tahun H.B. Jassin ke-80 pada tanggal 31 Juli 1997.
       Dalam pengantarnya, Sapardi Djoko Damono menulis begini,”Sejak pertengahan tahun 1940-an tampaknya ia tidak berminat menulis karya kreatif lagi dan memusatkan perhatian pada kritik sastra. Pandangannya yang sangat maju dalam bidang kritik sastra, antara lain tampak dalam sebuah tulisannya yang memperkenalkan sajak-sajak Chairil Anwar. Dalam tulisan itu ia menjelaskan pengertian ekspresionisme yang diterapkan pada puisi Chairil Anwar. .... Akan tetapi, kritikus yang dalam banyak tulisannya suka mengelu-elukan berbagai kecenderungan baru dalam kesusastraan itu ternyata dalam karya kreatifnya sama sekali tidak berminat terhadap pembaruan.” Saya sungguh tergelak.       

1 komentar:

  1. Sajak puisi syair indah semua tapi tak seindah bila dipandang mata ... alangkah indahnya jika keindahan dalam sajak puisi dan syair terlihat dalam kehidupan negara Indonesia ... smoga Tuhan memperkenankanNya ... amin.

    BalasHapus