Selasa, 05 Agustus 2014

Isnaini Shaleh: A





Data buku kumpulan puisi

Judul : A
Penulis : Isnaini Shaleh
Publikasi : I, Desember 2010
Penerbit : self publising
Tebal : 18 halaman .pdf (29 puisi)
 
Beberapa pilihan puisi Isnaini Shaleh dalam A

Amandit

Sungai amandit
Meliuk seperti ular
Berwarna kopi susu
Melewati hijau daun
Membentur batu terjal
Membelah jantung kota Kandangan
Membawa bangkai hutan


Terbalik

Atas jadi bawah
Bawah jadi atas
Baik jadi buruk
Buruk jadi baik
Penjahat ingin jadi pejabat
Pejabat malah jadi penjahat
Binatang ingin jadi manusia
Manusia malah jadi binatang
Karena nurani jadi nafsu



Malaikat Hitam

Kau datang dengan segala janji
Menabur berbagai harapan
Memberi segala yang diperlukan
Berjalan dengan penuh kejujuran
Namun ternyata cuma luarnya
Hanya ragamu berbalut jubah putih
Tidak jiwamu
Pemberianmu penuh pamrih
Berharap bisa terpilih
Malaikat hitam
Kini tertawa riang
sambil ongkangan di kursi empuk
menikmati hasil jualan janji
yang sulit ditepati


Niat

Bulan ampunan telah tiba
Berbondong meminta belas-Nya
Putih hitam sama rata
Bersujud dan menangis di hadapan-Nya
Raga begitu sama
Tertutup tak terlihat dosa
Hanya hati tak tertebak
Kesungguhan atau kepuraan
Bulan bahagia datang menyapa
Berbondong merayakan kemenangan
Putih hitam masih sama
Bersujud dan menangis di hadapan-Nya
Raga tak lagi sama
Ada tertutup tak terlihat dosa
Ada tertutup tapi telanjang
Hati telah tertebak
Kesungguhan bagi jiwa suci
Kepuraan bagi insan munafik


Cinta

Tergores pena asmara
Pada kertas putih
Hingga terlukis warna-warni
Tuliskan kata penuh diksi
Merangkai penuh makna
Ungkapkan hati penuh rasa
Keluar dari nurani
Terucap sebuah kata
Aku cinta padamu


Mati

Angin tak lagi berbisik
Bulanpun tak tersenyum lagi
Keramaian berubah jadi kematian
Sunyi
Sepi
Sendiri
Tak ada yang menemani
Kecuali nurani yang hampir mati


Merindu (Renungan Kesunyian)

Hitam dan gelap mewarnai malam
Bulan menatap bumi disertai bintang
Menggetarkan jiwa yang sunyi
Menghadirkan cahaya dalam gelapnya hati
Menerobos mimpi
Menghujat tidur
Sunyi dan sepi
Hanya berteman bayangan
Dengan iringin musik jangkrik
Melamun
Merenung
Menatap sebuah foto
Berharap ia jadi nyata
Bukan sekedar harapan semu


Tidur

Mata terpejam
Senyum mengembang
Tidurmu begitu tenang
Tak ada ngorok tak ada ngigau
Hanya menelentang
Berselimut kain putih


Kertas

Hidup bagai kertas
Bisa terisi tulisan, gambar atau titik
Putih, warna pertama yang tercoret
Selanjutnya crayon kehidupan ikut mewarnai
Ada hitam, hijau, biru atau merah
Banyak warna yang dicoretkan
Tergantung si pemilik kertas
Ketika salah mencoret
Maka kertas dirobek
Diinjak atau diremas
Ketika coretan benar
Kertas bisa jadi lukisan
Jadi puisi
Jadi buku
Bahkan jadi uang
Hidup bagai kertas
Warnailah ia sesuai hatimu
Padukan imajinasi agar terlihat indah


Tentang Isnaini Shaleh
Sayangnya tak ada biodata penyair di ebook ini. Tapi saya teringat sesuatu, ya ternyata si penyair ada dalam antologi sastra, Bunga Penyejuk Hati (2007) diterbitkan kerjasama PBS FKIP Unlam dan DIVA Press. Buku kumpulan puisi dan cerpen, yang dieditori oleh Daud Pamungkas dan Sainul  Hermawan itu dihantar oleh Nenden Lilis A, penulis yang juga staf pengajar di Universitas Pendidikan Indonesia. Jadi begini biodatanya: Isnaini Shaleh lahir di Banjarmasin, 15 April 1985. Namun dibesarkan di Kandangan hingga selesai pendidikan tingkat SMA. Saat buku di atas terbit, ia sedang menyelesaikan studi di FKIP Universitas Lambung Mangkurat. Dia pernah menulis beberapa esai dan puisi di Banjarmasin Post dan Radar Banjarmasin.             

Catatan Lain
Sebenarnya Ebook ini memberi inspirasi kecil bahwa kumpulan puisi tidak harus dicetak dan diterbitkan oleh penerbit-penerbit itu. Ini menjadi salah satu jalan bagi puisi untuk menemui publiknya. Untuk bisa menerbitkan buku, seringkali harus bersaing dengan nama-nama besar atau jika diterbitkan secara indie, keluar uang tidak sedikit. Terus terang saya senang berjumpa dengan ebook ini. Tentang puisi-puisi di dalamnya, saya katakan, ia masih akan terus berkembang seandainya tidak berhenti hanya di sini. Ini merupakan puisi pemula yang akan terus menjadi jika terus diasah. Sesungguhnya saya senang dengan pengakuan yang ditulis dalam pengantar: (saya akan kutip dua paragraf)

“Adanya buku kumpulan ini, saya berharap bisa memacu diri saya pribadi untuk tetap menyukai puisi. Jujur, saya merasa sejak selesai kuliah, sepertinya selesai juga imajinasi kata-kata yang dulu pernah saya miliki. Rutinitas kerja itulah salah satu yang membuat saya merasa tak punya waktu lagi hanya sekedar untuk menulis dan berpikir satu bait saja. Walaupun alasan seperti itu dianggap klasik bahkan dianggap alasan yang tipis tapi itulah kenyataannya. Saya masih belum mampu membagi waktu antara kerja dengan menulis kata-kata puitis.
Huruf A, adalah nama dari kumpulan puisi ini. Kata itu tidak memiliki makna khusus bahkan dalam kumpulan puisi sendiri kata itu tidak ada menjadi judul puisi. A sendiri dianggap sebagai awal dari abjad dan berharap buku kumpulan puisi ini menjadi awal bagi saya untuk kembali menulis puisi.”

Nah, jadi kapan kau mau buat ebook?  

1 komentar:

  1. salam hangat dari kami ijin informasinya dari kami pengrajin jaket kulit

    BalasHapus