Data buku
kumpulan puisi
Judul : Dolanan, Kumpulan Puisi Seorang Pinggiran
Penulis : Abu Bakar
Cetakan : I, Juli 2009
Penerbit : Framepublishing, Yogyakarta.
Tebal : x + 105 halaman (80 judul puisi)
ISBN : 978-979-16848-3-5
Penyunting : Raudal Tanjung Banua
Penata Akasra : Naela Ardina
Penata Letak : Indrian Koto
PeƱata cover ; Nur Wahida Idris
Gambar cover : Abu Bakar
Beberapa pilihan puisi Abu Bakar dalam Dolanan.
Campursari
II
TUHAN hanya SATU
manusia tercabik-cabik
***
makan nasi
jangan lupa
yang nanam
minum air
jangan lupa
sumber
***
the king
can do
no wrong
‘cause
he is
the wrong’
Tiket
remaja
aku ikut
bela proklamasi ‘45
dewasa
aku
terlibat
mengisi
proklamasi
‘45
lansia
aku tersisih
derap
proklamasi ‘45
masa bodoh
diakui
atau
tidak
di kapal republik
ini
aku
bukan
penumpang gelap
dalam
kantong
hati ini
aku
membawa tiket
walau
hanya
kelas dek
Gila
kelas II SD
aku
tergila-gila
goat nio
bocah wedok
terpintar
sekelas
kelas IV SD
saya kasmaran
sutriani
cewek
terpintar
sekelas
kelas I SMP
asrama katolik
sempat waras
karena
tiada cewek
terpintar sekelas
……..
semua laki-laki
Aku
dalam
bayanganku
betapa ganteng
betapa cakep
aku
ini
dalam
bayangan
kondektur,
“pelan-pelan
orang tua
mau
turun!”
akukah
itu?
dalam
bayangan cermin
betapa kriput
betapa kisut
aku
ini
Wong Lanang
wong lanang
main gila
sepi-sepi saja
wong wedok
main gila
geger
sa’jagad
wong lanang
bikin bunting
enak saja
sembunyi
wong wedok
dibikin bunting
mau sembunyi
di mana
Janda Miskin
janda miskin
di rumah Tuhan
diam-diam
bersedekah
50 perak
0,5 penghasilan
penguasa
baru
jari-jari
gurita
di rumah
Tuhan
nyaring
bersedekah
seratus
ribuan
0,000 000
000 1 kekayaan
harta
haram
Batur
kata mister lim
bosku
saya dianggap
keluarga
anak
waktu
baby benz mogok
montir
ratusan ribu
ketika
saya sakit
kelewat kerja
bintang tujuh
belasan perak
kala
mereka pesta
makan-makan
sampai larut malam
aku sibuk
melayani
baru makan
larut malam
tiap hari
subuh
sampai
isa
aku sibuk
cuci baby benz
cuci pakaian
seabrek
setrikaan
idem ditto
ke pasar
masak
masak
masak
sampai loyo
bos
sak-rumah
sepanjang hari
santai
depan tivi
ada perlu
kirim perintah
lewat teriak
hilang sesuatu
aku diperintah
cari
sampai ketemu
kucari
sampai mati pun
tidak
ketemu-ketemu
maka
tak usahlah
dianggap anak
keluarga
aku
hanya batur
batur = babu
Bohong
bohong sekali
selamat
bohong dua kali
masih
selamat
bohong tiga kali
hampir
celaka
bohong bohong bohong
CELAKA CELAKA CELAKA
CELAKA!
Kumpul Kebo
Mr. $
Hidup bersama
Orang senyum-senyum paham
TTM: Teman tapi Mesra
Mr. O
Hidup bersama
Orang melotot murkah
Hoh, kumpul kebo!
Buk! Buk! Buk!
Kepruk!!!
Borjuis
ketika membaca
wiji thukul
saya sadar
bahwa saya
ini
borjuis
kesasar
dalam
barisan
orang
lapar
Manis Pahit
tiap
hari mbak jum
mikul
damen dari sawah
masih ada butir-butir padi tersisa
dikumpulkan tiap hari
segenggam dua genggam
pas ramadhan
sudah ada sekarung
digiling
jadi beras ¼ karung
dimasak nasi
untuk buka
dibikin tapai
untuk lebaran
idul
fitri
seluruh
keluarga
riang
gembira
makan
bersama
hasil manis
keringat pahit
Credo I
harap
maafkan aku
karena
saya
meragukan-MU
sangat
ragu
namun
saya
percaya
kalau
keraguanku
bukan
apa-apa bagi-MU
Satu
duduk di beranda
menghadap
guyuran hujan
sepanjang hari
menyiram menyegarkan
hutan rakyat
sekeliling
halimun tipis
lewat
kaburkan
pohon-pohon jauh
hujan lembab
nembus baju 5 lapis
dingin
nyaman
kami satu
saya
hujan
hutan
halimun
angin
ALAM SEMESTA
Belenggu Manusia
kulihat
bebas
berarakan awan
berterbangan burung
menari
berdendang
alam semesta
kulihat
dari balik
jeruji
belengguku sendiri
belenggu manusia
Tentang Abu Bakar
Abu
Bakar, lahir di Sulawesi Selatan, 1925. Lebih banyak berkecimpung di dunia seni
rupa, antara lain pernah berpameran di Australia, Kanada. Juga pernah meraih
juara II lomba poster intenasional di Swiss.
Catatan
lain
Pengantar penerbit diawali dengan kalimat
begini: ”Sejarah hidup Abu Bakar yang panjang (lahir 1925) niscaya merupakan
riwayat tentang kesederhanaan dan kebersahajaan.” Oom Abu, demikian ia biasa
dipanggil, setelah malang melintang bekerja professional di Jakarta dan di
kedutaan Negara sahabat, kini hidup dan tinggal di desa, di pedalaman Jawa
Tengah. Konon dikatakan, ia berkali-kali bilang “saya amatir dalam puisi.” Kata
penerbit lagi: Pada akhirnya, kita melihat, bahwa pergulatan hidup seorang Abu
Bakar yang kaya dan panjang, terefleksikan dalam buku Dolanan yang sederhana tapi kaya parodi dan ironi ini. Tidak ruwet,
gampang dicerna, cocok dengan spirit “dolanan” yang diangkatnya. Dan sebagai
pencatat, saya pun juga senang, tangan tangkas mencatat, pikiran tidak kusut
dibuatnya. Hehehe….
nice post kak
BalasHapussuka puisinyaa :D
sesama penggemar puisi saling mampir donk kak hehe
andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn andriabn