Jumat, 07 September 2012

Ajamuddin Tifani: TANAH PERJANJIAN


Data buku kumpulan puisi

Judul : Tanah Perjanjian
Penulis : Ajamuddin Tifani
Cetakan : I, 2005
Penerbit : Hasta Mitra, Jakarta bekerja sama dengan Yayasan Bengkel Seni ’78 Jakarta.
Tebal : xxvii + 286 halaman (169 puisi)
ISBN : 979-8659-38-4
Design sampul sekaligus penyantun : Tariganu
Ilustrasi : Arifin Hamdi dan Tariganu
Prolog : Abdul Hadi W.M.
Epilog : H. Syarifuddin R

Beberapa pilihan puisi Ajamuddin Tifani dalam Tanah Perjanjian

Mawar

alangkah kuntum mawar yang berbunga duri
alangkah duri kuntum yang berbunga mawar
di taman, tempat kita bercengkerama ini, teduh
tapi poranda, dan tak sekarang pun ia diam
dalam bengkalai, bahkan ketika kau kujumpa menjelma mawar
alangkah rekah mata durimu, alangkah angkuh kelopak
darahmu, tak pantaskah aku cemburui kamu, setelah
kau duli aku jadi debumu, kau takut aku menjadi
mainan resah-risaumu, alangkah duri kau
dalam dagingku, alangkah mawar kau
dalam rinai batinku yang menyuling wangimu
untuk sebagian menjadi duri, sebagiannya lagi menjadi
perih yang mengalunkan ombak di lautanmu yang lasak
menyentak kelopak agar segera memerah dengan jerit ngilu
butir-butir darah, mahkotamu darah dari segenap luka
biarkan aku mengunyah debumu, aku ditambat dalam beribu
sihir, sehingga tak semakna sihir, atau rindukah
pesona kepayang, dan aku terpingsan-pingsan hingga
terbadai di rimbun mawarmu, maka, inilah sakit
yang wangi, jerajak ini adalah jebak bagi rindu daun
kepada kering, rindu daun kering kepada humus, tapi
akulah itu yang terperangkap di dalamnya lantaran
menggebu cemburu yang tak selesai
aku tak ingin pulang dengan beban sangsai
biarkan ia mendendam, hingga igauku menyebut sirikku
padamu; berhala tak lagi patung, pepohon atau batu
atau api, tapi hening pun
lapar tak lagi zikir, tapi dendam, sabar tak lagi emas
dalam diam, tapi api, sebab manusia tidak hanya menyuap
makanan dari mulutnya, tanpa harus belajar kepada gunung
atau lautan, ia harus menjadi bintang bagi pedoman layarnya
sendiri, inilah serbuk mawar yang kau semaikan antara
sunyimu dan sunyiku, lalu aku datang kepada duri
bahkan tak ada yang mampu untuk satu luka pun
bagi mawarmu? rekah dan wangilah dalam mawar, perih
dan lukalah dalam duri, lihat, alangkah kuntum, mawar
berbunga duri, duri berbunga mawar
tapi akulah kuntum yang menghadang angin
di tengah angin

Rabu, 05 September 2012

Faisal Kamandobat: ALANGKAH TOLOL PATUNG INI


Data buku kumpulan puisi

Judul : Alangkah Tolol Patung Ini
Penulis : Faisal Kamandobat
Cetakan : I, Agustus 2007
Penerbit : Olongia, Yogyakarta.
Tebal : 135 halaman (48 judul puisi)

ISBN : 978-979-15622-5-6
 Gambar sampul : lukisan karya Nasirun berjudul “Absurd Journey”
Perancang Sampul : Adi Kamandobat
Ilustrasi isi : Nasirun

Beberapa pilihan puisi Faisal Kamandobat dalam Alangkah Tolol Patung Ini

Misterium Tremendum Et Fascinans

segalanya telah terungkap
walau kita tertahan kebisuan
matamu mengatakan segalanya
lebih dalam dari bayang-bayang
yang menampilkan cahaya

tak perlu darah menjadi luka
tak perlu bunga dibebani makna
kau dan aku sepasang isyarat
yang menjalin ada dan ketiadaan
dalam hasrat penghabisan

waktu kehilangan jejaknya
ruang tak dapat memutuskan
di mana kita berada: pertemuan ini
memusnahkan kau dan aku
dalam pengalaman di seberang dunia

2004


Lelaki di Atas Bukit
Buat Acep Zamzam Noor

aku membayangkanmu
berdiri di atas bukit
dengan telapak terluka
seperti nabi golgota
menuai kudus
dalam ayat yang murung

di sana mukamu kalah
lenganmu pecah
dadamu dihunus sajak-sajak
matamu terbius matahari
mulutmu yang terbuka
seakan menyerap dunia
ke dalam duka

aku ingin menjabatmu
tapi tanganku tak diberkati
aku ingin mati bersamamu
tapi aku tak punya tuhan
yang mewartakan penyelamatan

Selasa, 04 September 2012

K.H. A. Mustofa Bisri: PAHLAWAN DAN TIKUS


Data buku kumpulan puisi

Judul : Pahlawan dan Tikus
Penulis : K.H. A. Mustofa Bisri
Cetakan : I, 1995
Penerbit : Pustaka Firdaus, Jakarta
Tebal : vi + 108 halaman (56 judul puisi)
Disain Sampul : Jean Kharis

Beberapa pilihan puisi K.H.A. Mustofa Bisri dalam Pahlawan dan Tikus

Kepada Penyair

Brentilah menyanyi sendu
tak menentu
tentang gunung-gunung dan batu
mega-mega dan awan kelabu
tentang bulan yang gagu
dan wanita yang bernafsu

Brentilah bersembunyi
dalam simbol-simbol banci

Brentilah menganyam-anyam maya
mengindah-indahkan cinta
membesar-besarkan rindu
Brentilah menyia-nyiakan daya
memburu orgasme dengan tangan kelu

Brentilah menjelajah lembah-lembah
dengan angan-angan tanpa arah

Tengoklah kanan-kirimu
Lihatlah kelemahan di mana-mana
membuat lelap dan kalap siapa saja
Lihatlah kekalapan dan kelelapan merajalela
membabat segalanya
Lihatlah segalanya semena-mena
mengkroyok dan membiarkan nurani tak berdaya

Bangunlah
Asahlah huruf-hurufmu
Celupkan baris-baris sajakmu
dalam cahya dzikir dan doa
Lalu tembakkan kebenaran
Dan biarlah Maha Benar
yang menghajar kepongahan gelap
dengan mahacahyaNya

1414

Senin, 03 September 2012

Abdul Hadi W. M.: MEDITASI


Data buku kumpulan puisi

Judul : Meditasi, sajak-sajak 1971 - 1975
Penulis : Abdul Hadi W. M.
Cetakan : I, 1982
Penerbit : PN. Balai Pustaka
Tebal :  71 halaman (31 judul puisi)
Perancang kulit : Budiono

Beberapa pilihan puisi Abdul Hadi W. M. dalam Meditasi

Sehabis Hujan Kecil

Retakan hujan yang tadi jatuh, berkilau
pada kelopak kembang yang memerah
Antara batu-batu hening merenungi air kolam
angin bercakap-cakap, sehelai daun terperanjat dan lepas

1972


Gerimis

I
Seribu gerimis menuliskan kemarau di kaca jendela
Basah langit yang sampai melepaskan senja
Bersama gemuruh yang dilemparkan jarum jam, kata-kata
bermimpilah bunga-bunga menyusun kenangannya
dari percakapan terik dan hama

“Kau toreh bibirnya yang merkah,” kata hama
“Dan kuhisap isi jantungnya yang masih merah”

II
Kenapa ia tak terkulai
dan masih bertahan juga
Dan bersenyum pada surya
yang mengunyah-ngunyah air matanya

III
Untukku ingar itu pun senantiasa menyurat
Atau mimpi
Tapi angin masih saja menggigil
mendesakkan pagi

IV
Tuhan, kau hanya kabar dari keluh

V
Burung-burung pun
asing di sana
karena jarak dan bahasa

1971

Minggu, 02 September 2012

SURAT BUNGA DARI UBUD


Data buku kumpulan puisi

Judul : Surat Bunga dari Ubud, edisi dua bahasa.
Penulis : Putu Oka Sukanta
Cetakan : I, Mei 2008
Penerbit : Penerbit Koekoesan, Depok, bekerjasama dengan Galeri Publik dan Institute for Global Justice
Tebal : xxiii + 152 halaman (71 puisi)
ISBN : 978-979-1442-14-5
Disain Sampul : MN. Jihad
Pengantar : Keith Foulcher (diterjemahkan Maymunir Munir)
Penerjemah puisi ke dalam Bahasa Inggris : Keith Foulcher, Vern Cork, Sylvia Tiwon dan Kaja McGowan

Beberapa pilihan puisi Putu Oka Sukanta dalam Surat Bunga dari Ubud

Surat Bunga dari Ubud

Tak ada perangko buat mengirim
kutempel bunga di pojok amplop

Yang terhormat Dunia
aku tumbuh warna-warni
dari darah pelukis yang dibantai
harumku seharum namanya

Ubud, 13 Oktober 2004


Tolong Pak Presiden Baru

tolong hati-hati membawa pantat
jangan sampai basah kebanyakan dijilat

tolong hati-hati membeli kacamata
jangan salah pilih kacamata kuda

tolong sering-sering memeriksakan gigi
jangan sampai taring memanjang sendiri

tolong buatkan instruksi khusus
agar wajib memasang perangkap tikus
di tempat kerja dan di dalam dada