Tampilkan postingan dengan label D. Zawawi Imron. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label D. Zawawi Imron. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Desember 2014

D. Zawawi Imron: REFREIN DI SUDUT DAM




Data buku kumpulan puisi

Judul : Refrein di Sudut Dam
Penulis : D. Zawawi Imron
Cetakan : I, Juni 2003
Penerbit : Bentang Budaya, Yogyakarta.
Tebal : xiv + 104 halaman (100 judul puisi)
ISBN : 979-3062-88-6
Perancang sampul : Buldanul Khuri
Gambar sampul : Alfi
Pemeriksa aksara : Trie Hartini
Penata aksara: Ari Y.A.

Kenyang memang sekejap/Tapi lapar yang lain/hadir tak kenal musim//Tuhan, mohon ijinkan/lapar hakiki ini kubawa ke mana-mana
(Sajak Makan, D. Zawawi Imron)
  
Beberapa pilihan puisi D. Zawawi Imron dalam Refrein di Sudut Dam

Sebuah Syal

Pada syal yang baru kubeli
kutitipkan leherku
Bayangkan, kalau tiba-tiba
syal itu menjelma ular
Ah, musim dingin! Musim yang dingin,
Bukan sekadar rindu di hati pohon poplar
Pada ujung jarum yang bisik
tersimpan segumpal gelegar


Refrein Den Haag Sore

Seorang anak kecil
menyemburkan udara kabut
dari mulutnya yang mungil
ke arah seorang kakek

Sang kakek membalasnya
dari bawah kumisnya yang tebal

Kabut-kabut itu menyatu
di udara dingin
pusat kota Den Haag
Kabut itu tiba-tiba menjelma
seorang bidadari
yang menyanyi tentang cinta yang fitrah
tentang kesinambungan denyut darah

Bahwa yang selain bunga pun harus mekar
tanpa menunggu musim panas yang segar

Jumat, 04 Oktober 2013

D. Zawawi Imron: BANTALKU OMBAK SELIMUTKU ANGIN


Data buku kumpulan puisi

Judul : Bantalku Ombak Selimutku Angin
Penulis : D. Zawawi Imron
Cetakan : II, September 2000 (Cet. I, 1996 oleh Ittaqa Press)
Penerbit : Gama Media, Yogyakarta.
Tebal : ix + 155 halaman (59 judul puisi)
ISBN : 979-9193-56-7
Lukisan cover : D. Zawawi Imron
Penyunting : Abdul Wachid B.S
Editor : Suningcih S.Pd
Olah cover : A. Sidarta
Tata letak : Evi E. dan Giyanto

Bantalku Ombak Selimutku Angin, terbagi atas empat kumpulan sajak dalam rentang 1963-1995, meliputi: Semerbak Mayang (24 sajak), Madura, Akulah Lautmu (11 sajak), Tembang Dusun Siwalan (17 sajak), dan Bantalku Ombak Selimutku Angin (7 sajak)
  
Beberapa pilihan puisi D. Zawawi Imron dalam Semerbak Mayang

Ibu

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu, ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku

1966

Minggu, 03 Maret 2013

D. Zawawi Imron: BERLAYAR DI PAMOR BADIK



Data buku kumpulan puisi

Judul : Berlayar di Pamor Badik
Penulis : D. Zawawi Imron
Cetakan : II, Oktober 2003 (Cet. I, Juli 1994)
Penerbit : Tifa Nusantara, Yogyakarta.
Tebal : xx + 96 halaman; 12 x 19 cm (78 judul puisi)
Gambar sampul dan Ilustrasi : D. Zawawi Imron
Desain sampul : Narto
Penata Letak : Amin Barokah
Esai Pengantar : Drs. Nunding Ram, M.Ed

Beberapa pilihan puisi D. Zawawi Imron dalam Berlayar di Pamor Badik

Nyanyian Rahasia

Antara dua tebing
Jeram menjeritkan teka-teki

Antara dua badik
Tatapmu penuh arti


Nyanyian Gadis Mandar

Di sisi bulan dan kecapi
kutenun kasihmu, Abang!
Lembah selatan kabur diterpa hujan
menyanyikan rahmat yang biru
O, di jauh mana engkau berdebar
di laut apa peluhmu jadi garam?
Sebagai bukti kau anak Mandar

Petiklah kecapi, Abang!
Tuk mengalahkan gelombang dalam diri
Awan putih akan hinggap di lehermu
mengalungkan setiaku yang membaca
lembar-lembar jejakmu dengan membisu

Kalau matahari
nanti tak terbit lagi di Tinabung
Meski tenunanku belum selesai
Kucari mayatmu ke gunung ombak
Di sana sajadah kuhampar
Sebagai bukti: dalam diri ada Mandar

Senin, 01 Oktober 2012

D. Zawawi Imron: BULAN TERTUSUK LALANG


Data buku kumpulan puisi

Judul : Bulan Tertusuk Lalang
Penulis : D. Zawawi Imron
Cetakan : I, 1982
Penerbit : PN. Balai Pustaka, Jakarta.
Tebal : 72 halaman (57 judul puisi)
Perancang Sampul : Hanung S.

Beberapa pilihan puisi D. Zawawi Imron dalam Bulan Tertusuk Lalang

Bulan Tertusuk Lalang

bulan rebah
angin lelah di atas kandang

cicit-cicit kelelawar
menghimbau di ubun bukit
di mana kelak kujemput anak cucuku
menuntun sapi berpasang-pasang

angin termangu di pohon asam
bulan tertusuk lalang

tapi malam yang penuh belas kasihan
menerima semesta bayang-bayang
dengan mesra menidurkannya
dalam ranjang-ranjang nyanyian

1978


Nyanyian Tanah Garam

angin yang diluluhkan bauan wangi
barangkali tak akan mampu
menghitung kerikil-kerikil sepi
perih ya, perih!
adakah duri di semak rindu?

aduh, paman!
kudaki punuk pundak sapimu
dengan secawan nira di tangan
untuk mengisi ruas nyawaku
wahai, bulan betah mengasuh kemarau

dari ekor bintang yang semalam gemetar
bisa diduga, siapa yang harus dilecut
agar bangkit kejantanan
umbul-umbul berlukis wayang
sudah tegak di sudut ladang

dan sebagai anak dunia
lagu lebah kuresapkan
dan sebagai anak madura
kugali kubur sebelum berperang

1978