Data
buku kumpulan puisi
Judul
: Sajak Sikat Gigi
Penulis : Yudhistira ANM Massardi
Cetakan
: I, 1983
Penerbit
: PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Tebal
: 82 halaman ( 62 judul puisi)
Gambar
jilid: A. Wakidjan
Dicetak
: Karya Nusantara, Bandung
Beberapa
pilihan puisi Yudhistira ANM Massardi dalam Sajak Sikat Gigi
Biarin!
kamu bilang hidup ini brengsek. Aku bilang biarin
kamu bilang hidup ini nggak punya arti. Aku bilang biarin
kamu bilang aku nggak punya kepribadian. Aku bilang
biarin
kamu bilang aku nggak punya pengertian. Aku bilang
biarin
habisnya, terus terang saja, aku nggak percaya sama
kamu
Tak usah marah. Aku tahu kamu orangnya sederhana
cuman, karena kamu merasa asing saja makanya kamu
selalu bilang seperti itu
kamu bilang aku bajingan. Aku bilang biarin
kamu bilang aku perampok. Aku bilang biarin
soalnya, kalau aku nggak jadi bajingan mau jadi apa coba,
jadi lonte?
aku laki-laki. Kalau kamu nggak suka kepadaku sebab
itu
aku rampok hati kamu. Tokh nggak ada yang nggak
perampok di dunia
ini. Iya nggak? Kalau nggak percaya tanya saja sama
polisi
habisnya, kalau nggak kubilang begitu mau apa coba
bunuh diri? Itu lebih brengsek daripada membiarkan
hidup ini berjalan
seperti kamu sadari sekarang ini
kamu bilang hidup ini melelahkan. Aku bilang biarin
kamu bilang itu menyakitkan
1974
Sajak Hidup
Menderita
Sesuap
nasi, selalu lewat begitu saja. Tanpa dikunyah
Tidak
ada olahraga. Semua hanya persis dan habis. Dan tidak sehat
sekarang
hidup, tidak usah menulis. Banyak orang tak menerima surat
Tidak
ada telegram. Tapi banyak hal lain yang lebih mengejutkan
tutup
gelas tak boleh dibuka. Orang tak minum
Hidup
begitu memang sulit. Lebih-lebih jika sakit
1974
Sajak Ingat
pada Ibu
Padahal
dulu tak pernah terpikir
bahwa
semua akan dialami
Lalu
sekarang, sesudah merasa dewasa
semua
seperti membebani
Juga
perasaan ingin berbakti itu
Mungkin
akan tiba saatnya
Seorang
anak, menangis di negri orang
Lantas
ingin pulang, tapi tak punya harapan
Dan
akhirnya hanya doa
semoga
ibu tak lekas mati
supaya
anaknya sempat kembali
dan
bercerita tentang hidup senang serba kecukupan
seperti
dalam dongeng-dongeng
1975
Rasa Sekam
Sungguh
tak enak. Makan tak doyan
Minum
tak haus. Tidur tak ngantuk
Lelah
tak ngaso. Jujur tak benar
Brisik
tak baik. Pergi tak tahan
Jalan
tak lurus. Belok tak bisa
Lari
tak aman. Diam tak kuat
Bangkit
tak berani. Kompromi tak mau
Nyerah
tak sudi. Brontak disikat.
1975
Sajak Sikat
Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya
sebelum tidur
Di dalam tidur ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok
mulutnya supaya terbuka
Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak
bisa kembali
Dan dia berpendapat bahwa, kejadian
itu terlalu berlebih-lebihan.
1974
Hari
Ini Rebo Pertama
tak
ada kudengar suara apa pun hari ini
juga
suaraku
adakah kehilangan demi kehilangan
juga
bayanganku
adalah cemas yang mengerikan
saat
kukunyah saat
kutelan
kedua
mataku saat
kuremuk seluruh
tubuhku
untuk
kenyang belulangku untuk sepi
yang
abadi untuk
musik yang
abadi
yang
abadi
Tak
ada kudengar suara apa pun hari ini
1974
Suara
kudengar
kata-kataku di telinga
kutemukan
gema dalam mulutku sendiri
Suara
sesekali
terdengar semacam gonggong yang asing
namun
terasa, betapa dekat anjing itu bersembunyi
1976
Tilpon
Tilpon
berdering. Seseorang melompat dan mengangkat tilpon itu.
“Halo?”
-- seandainya tilpon itu tidak
diangkat
apakah para tentara mengangkat senjata? –
Orang
itu melangkah surut. Kemudian mulai yakin
bahwa
kabel tilpon, bisa digunting. Oleh siapa saja.
1976
Seorang
Orang
Seorang
murid tak mau bertanya
gurunya
mengunyah kembang-gula
Seorang
gadis mendesak kawin
pacarnya
mengancingkan celana
Seorang
kondektur turun dari bis kota
para
penumpang menjual karcis
Seorang
wartawan membawa pancing
ikan-ikan
pada mencibir
Seorang
pegawai menolak gaji
kasir
melepas kacamatanya
Seorang
kawan menodongkan belati
kita
semua merasa terancam!
1978
Tak
Sempat
Pemburu
tak sempat menembak
Pencopet
tak sempat mencuri
Pelaut
tak sempat berlayar
Pelacur
tak sempat makmur
(Sungguh
genting!)
1975
Tak
Lari
Ketika
radio dimatikan
datanglah
sepi yang terkenal itu
Sewaktu
kopi dihabiskan
matilah
lampu. Dan gelap yang terkenal itu datang juga
Padahal,
kalau sepi janda-janda pada lari
kalau
gelap, perawan-perawan juga lari, ke rumah kekasihnya
Akibatnya
banyak orang bunting
lari
tak bisa, tak lari tak bisa.
1975
Jam
Selalu
pada jam kita menengok
Mencari
jarum untuk menjahit
Mengokohkan
kancing baju atau merapikan potongan
Dengan
jam di tangan, kita merasa perlente
Pergi
ke toko dan memilih-milih, menawar dasi
Lantas
kita melipat dompet, mencocokkan waktu
Dan
tidak pernah merasa yakin
Sebab,
waktu begitu mendesak, dan sepatu tak sempat disemir
1976
Sketsa
1.
Sekelompok
orang berkerumun di ujung gang
Kesibukan
terhenti
Seseorang jatuh
ke dalam kali
Sebuah becak
terguling tiba-tiba
“Ada ambulans!”
pekik seseorang dari dalam kali
2.
Sekelompok
orang berkerumun di dalam ambulans
Percakapan
terhenti
Seseorang telah
mati
Sebuah becak
menindihnya tiba-tiba
“Ada yang jatuh
ke dalam kali!” pekik seseorang dari bawah becak
3.
Sekelompk
orang berkerumun di dalam becak
Kesedihan
terhenti
Seseorang keluar
dari dalam kali
Sebuah becak
dikayuhnya tiba-tiba
“Ada yang berak
di dalam ambulans!” pekik seseorang di ujung gang
1974
Tentang
Yudhistira ANM Massardi
Yudhistira Ardi Nugraha
Massardi, kelahiran Subang, Jawa barat 28 Februari 1954. Aktif menulis sejak
1970, berupa puisi, cerpen, esai, sandiwara dan lirik lagu. Novelnya, Arjuna Mencari Cinta dinyatakan sebagai
fiksi terbaik 1977 oleh Yayasan Buku Utama. Novelnya yang lain, Mencoba Tidak Menyerah (Aku Bukan Komunis)
memenangkan hadiah sayembara roman yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta
(1977). Sandiwaranya Wot atawa Jembatan
(1977) dan Ke (1978) juga memenangkan
hadiah sayembara DKJ. Novelnya yang lain: Ding
Dong (1978), Obladi Oblada (1978)
dan Arjuna Mencari Cinta Part II
(1980). Kumcernya: Penjarakan Aku dalam
Hatimu (1979), Yudhistira Duda
(1981) dan Wawancara dengan Rahwana
(1983). Ia juga menulis lirik lagu, sejak 1977, yang dinyanyiakn Franky &
Jane yang terekam hingga 7 kaset. Kumpulan sajaknya yang lain Rudi Jalak Gugat (1982).
Catatan Lain
Buku koleksi perpustakaan
provinsi kalsel ini terbagi atas 4 bagian, yaitu Hari-hariku (1974), 8 puisi; Piala
(1975-1976), 22 puisi; Biarin
(1974-1975-1976), 18 puisi; Omong Kosong (1976-1977-1978), 14 puisi.
puisi-puisi yg menarik, jadi inget Remy Sylado :). saya juga punya buku Yudhistira, bukan Sajak Sikat Gigi, tapi yg 99 Sajak
BalasHapus-AF-
Wah, buku hanyar tu... Mantap!
Hapus