Minggu, 05 Februari 2017

Hasyim Wahid : BUNGLON




Data buku kumpulan puisi

Judul : BungLon!
Penulis : Hasyim Wahid
Cetakan : I, Juli 2005
Penerbit : Fresh Book, Jakarta.
Diterbitkan pertama kali : PT Koekoesan, Depok, Juni 2005
Tebal : x + 88 halaman (71 puisi)
ISBN : 979-98459-5-5
Desain dan ilustrasi : Dina Chandra

Beberapa pilihan puisi Hasyim Wahid dalam BungLon!

Tentang Fiksi dan Kenyataan

kalau sejak dilahirkan kau jumpai
kehidupanmu penuh keanehan dan kekacauan
lalu sepanjang umurmu dalam ingatan
hari-harimu berantakan dan acak-acakan
maka fiksi adalah anugerah yang menakjubkan

kau bisa tulis apapun yang kau ingin lampiaskan
baik penggalan hidup nyata atau lamunan
dan pembacamu toh takkan bisa membedakan
kenyataan hidupmu atau sekedar impian
karena fiksi adalah anugerah yang menakjubkan

tapi kalau dalam sisa umurmu di kepalamu
muncul mahluk-mahluk yang tak pernah jelas
apakah mereka cuma fiksi atau kenyataan
namun sebaliknya mereka selalu bisa bedakan
kenyataan hidupmu atau cuma sekilas khayalan

kau lalu ingin lelehkan jam, pecahkan detik
agar bisa kembali ke masa sebelum waktu
untuk tawar-menawar lagi dengan senyap dan diam
agar kau diberi ijin untuk diciptakan ulang
bukan sebagai fiksi, bukan pula sebagai kenyataan

2005



Pembicaraan Rahasia

Ini pembicaraan rahasia
Yang bukan intel tak ambil bagian:

------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                L A P O R A N

Nama             : Hasyim Wahid
Pekerjaan      : Penganggur terselubung, pembangkang terbuka
Catatan          : Yang bersangkutan sepanjang hidupnya tidak
                           pernah melakukan kebaikan sebagai warganegara
                                   
Laporan selesai
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Baiklah!

Jika begitu
pada tarikan napas terakhir.
aku akan lakukan satu kebaikan.
Aku akan berdoa:

                                                        Tuhanku
                                                       Berkatilah
                                           generasi penerus negeri ini
                                                     sesungguhnya
                                      merekalah pewaris utang negara!

2005


Monolog

Kau bicara berbusa-busa tentang
apa yang layak disebut keindahan dan kebenaran
serta siapa yang boleh disebut penyair atau bukan
serta sikap politik yang pantas dipakai sebagai
aksesori sesuai dengan mode mutakhir.

Aku cuma tertawa di dalam hati karena
sesungguhnya kita sama-sama mengerti
ini bukan masalah puisi atau keindahan atau kebenaran
melainkan hal-hal yang paling penting bagimu:

Sandang panganmu,
gengsimu dan
agenda kepentinganmu yang tersembunyi!

2005


Monumen

Setiap monumen yang megah
selayaknya haruslah diwaspadai

Piramid Firaun
tampaknya disemen dengan tulang belulang Mesir

Tembok Besar Cina
tampaknya dicat denga air mata Han

Patung Liberty
tampaknya mengenakan gincu darah Indian

Dan… Borobudur yang agung?

Belum jelas bagiku
dalam bentuk apa dan berapa banyak
kita telah membayar untuk Borobudur

Tapi sejarah mengajarkan
setiap monumen yang megah
selayaknya haruslah disikapi
dengan saksama dan waspada

2005


Tentang Dusta Lelaki Tua

Lelaki tua itu, Socrates,
meninggalkan dusta menjengkelkan
yang terus menabuh gendang telingaku:

menikahlah, Nak, menikahlah!
Kalau kau mujur dan dapat isteri yang baik
kau akan bahagia.
Kalau kau malang dan dapat isteri yang keji
kau kan jadi filsuf seperti aku.

Lelaki tua itu, seperti lelaki tua lainnya,
adalah pembohong besar.

2005


Tentang Perempuan di Pengasingan
(untuk YRD)

Ketika aku terbangun
di tempat tidur yang kosong.
dan pulang tanpamu
ke tempat tidur yang kosong

Ketika ingatanku yang
lelah oleh konspirasi kosong
tak lagi mampu mengenangmu
dan sel penjara yang telah kosong

Ketika aku mencarimu, terbang tinggalkan
negeri yang bernurani kosong
dan kembali tanpamu, melintas bumi ke
republic yang bergagasan kosong

Ketika itu aku tahu bahwa
aku benar-benar sendiri dan kosong

2005


Laba-laba Gila yang Dipelihara oleh Penyair

malam itu                            pada awalnya kita duduk
berseberangan                   dan aku bacakan untukmu
puisi-puisi        tentang kewarasan maupun kegilaan

setelah  10 puisi aku bacakan     dan ¼ botol anggur
aku teguk,   kau jadi sangat tersinggung dan jengkel
dengan teknik pembacaanku yang kau sebut sangat
amatiran dan jelek lalu dengan agak kasar kau rebut
buku kumpulan puisi yang ada di tanganku

kemudian kau bacakan 5 puisi lain                 dan aku
teguk lagi ½ gelas anggur                               lalu aku
rebut kembali buku puisi itu              dari tanganmu
dan setelah itu tak jelas                                     apakah
aku yang pindah duduk                          di sampingmu
ataukah kau yang pindah                       ke sampingku

                     lalu kita duduk berdampingan
                           dan tertawa bersama
                               ketika membaca
                                   sebuah puisi
                                      tentang
….Sebuah ciuman kecil, seperti seekor laba-laba gila,
                        Akan berlari mengitari lehermu….*

dan seketika itu juga laba-laba gila itu melompat
keluar dari kumpulan puisi dan berlari
mengintari jiwa serta tubuh kita
lalu kita bergegas mengejar
laba-laba gila itu dan
mencegahnya
pulang ke
rumah penyair
yang memeliharanya nun jauh di seberang samudera

2005
* Bait-bait dari puisi “Rêvé pour I’hiver”, Karya Arthur Rimbaud (1854-1891), penyair terkemuka Perancis. Terjemahan bahasa Indonesia oleh Wing Kardjo.


Kalau

kalau kita tak bicara
tentang kejahatan tak berarti
kejahatan akan segera lenyap jadi uap
kalau kita tak omong tentang kemelaratan
tak berarti kita semua akan jadi kaya mendadak
kalau kita bungkam tentang ketidakadilan tak
berarti kita akan seketika jadi
makmur aman sentosa
adil damai sejahtera
Amin!

2005


Berkebun
(dibaca pada kecepatan 30 kata per menit)

berkebun adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan
demi berkebun itu sendiri tanpa harus berpikir apakah
bibit yang kau tanam akan tumbuh liar atau teratur tanpa
perlu cemas apakah akan tumbuh jadi mawar atau melati
atau bunga bangkai tanpa perlu waswas apakah daunnya
akan menjadi pisau yang mengupas apel kecemburuan eva
kepada adam atau mengiris jiwa tukang kebun atau.
berkebun adalah: !

2005


Tentang Jimi Hendrix*

Permisi! Biarkan aku mencium langit!**
Katanya

lantas dia teriak dan mainkan gitarnya
sampai langit jadi murka

lalu langit kirimkan luka
ke dalam kerongkongannya

lantas dia menggeliat
dan keraskan teriakannya

lalu langit kirimkan neraka
ke dalam jari jemarinya

lantas dia jadi tambah menderita
dan kemudian mendera tali-tali gitarnya

lalu langit kirimkan cinta
ke dalam hatinya

kali ini langit salah duga –

pada puncak kasmaran
dia katakan lagi:
Permisi! Biarkan aku mencium langit!**

2005
-----------
*Jimi Hendrix (1942-1970), gitaris, penyanyi dan penulis lagu psychedelic rock. Salah satu ikon  generasi bunga di awal dasawarsa 1970-an.
**Terjemahan bebas dari bait lagu “Purple Haze” karya Jimi Hendrix.


Meski
(untuk Tita Yulia Purwanti)

Meski ada orang bilang
pencipta rock ‘n’ roll adalah Elvis Presley (1)
rocker sejati pasti mengerti
rock ‘n’ roll putra sulung blues
dan blues putra sulung negro

Meski ada orang bilang
sejarah manusia adalah sejarah peradaban
orang yang punya otak pasti mengerti
kulit merah kulit hitam kulit coklat kulit kuning kulit putih
dibunuh sebelum dan sesudah Piagam HAM ditandatangani

Meski ada orang bilang
sejarah adalah dusta yang disepakati bersama (2)
sejarah yang jujur maupun bohong, seperti juga manusia
telanjang jiwanya waktu lahir
dan telanjang jiwanya waktu mati

2005
------------------
(1) Elvis Aaron Presley (1935-1977), penyanyi rock ‘n’ roll kulit putih. Oleh beberapa narasumber kulit putih ia disebut-sebut sebagai Pencipta musik rock ‘n’ roll.
(2) Francois-Marie Arouet Voltaire (1694-1778), esais, dramawan, penyair, dan filsuf Perancis yang dianggap sebagai salah satu Bapak Abad Pencerahan. Ia terkenal dengan gayanya yang penuh satir dalam tulisan-tulisannya.


Napak Tilas Husain bin Mansur*
(untuk Amanda dan Hari Suharnoko)

Kau
Yang lintas ruang tembus waktu

Yang masukkan malam ke dalam siang
dan
masukkan siang ke dalam malam

Yang keluarkan hidup dari mati
dan
keluarkan mati dari hidup**

Yang amarah Nya mendidikku
dan
karunia Nya menyiksaku

Yang memaksaku sujud
dalam sombongku
dan
mendorongku tegak
dalam rendah hatiku

Biarkan aku pulang
ke dalam pergi Mu!

2005
--------------------------
*Husain  ibn Mansur al-Hallaj (856-922M), sufi yang dijatuhi hukuman mati karena ajaran tasawuf yang dikembangkan bertentangan dengan aliran tasawuf yang umumnya dianut di daerah tempat tinggalnya di Iraq.
**Al Qur’an al Karim, surah Ali Imran 27


Doa Untuk Naik ke Surga Bersama Charlie Chaplin*

Selewat umur limapuluh
ketika tak sanggup lagi menempa kata
ketika terlalu lelah untuk membentuk tawa
aku cuma berdoa agar bisa
naik surga bersama Charlie Chaplin

Ketika seorang gila di Eropa
membunuh berjuta-juta nyawa
seorang diri ia melawan
dengan menirukan bentuk kumisnya

Ketika pemodal raksasa di Amerika
mencekik leher buruh berjuta-juta
seorang diri ia melawan
dengan mencemooh keserakahan mereka

Karena itu, wahai Yang Maha Mulia, perkenankan ia
yang pernah menghibur ratusan juta jiwa
masuk ke surga Mu
(agar aku pun bisa
ikut berjalan di belakangnya
menghadap Mu)

Yang Maha Agung di surga
ijinkan aku naik ke langit Mu yang penuh duka bersama
pembangkang baka yang jarang tertawa
pelawak abadi yang selalu sedih
incaran polisi, musuh politisi

Biarkan kami datang ke hadapan Mu
Biarkan kami mengibaskan topi di hadapan Mu
Biarkan kami menghibur Mu

2005
---------------------
*Sir Charles Spencer Chaplin (1889-1977), pelawak, aktor dan sutradara film.


Kutipan

Aku penyair tanggung
Kau birokrat ulung
Aku mengutip kata, membuang uang
Kau membuang kata, mengutip uang

2005


di negri ini

di negri ini
orang miskin memulung sampah

di negri ini
orang sekolahan mendaur wacana

di negri ini
orang se RT mati ketiban sampah

di negri ini
orang pembangkang diam kerna ngeri

di negri ini
orang pinter mimpi dapat blbi*

di negri
orang goblok harus tau diri dan nggak usah sekolah

di negri ini
orang sehat dilarang sakit

di negri ini
orang sakit harus tau diri dan segra mati

di negeri ini
orang nganggur jadi edan dan nulis puisi

di negeri ini
orang ngopi dan bayar pakai obligasi

2005
-----------
* blbi : bantuan likuiditas Bank Indonesia berjumlah Rp. 650 rilyun pada tahun 1998


Kedekatan dan Pertemuan

Kedekatan terasa ada di antara kita
meski nama dan tampang kita
terasa asing buat masing-masing

Di panas musim kerontang
yang muncul dari bumi yang
hutannya telah kau gunduli
ada namamu, ada tampangku

Di banjir bandang musim hujan
yang muncul di dusun dan kota yang
saluran airnya telah kau bikin buntu
ada tampangmu, ada namaku

Di butiran pecah beras miskin
yang jadi menu harian orang terusir yang
kau gusur dari tempat tinggalnya
ada namamu, ada tampangku

Di suara kecrek kerikil dalam botol plastik
yang dimainkan anak jalanan yang
cari makan di lampu lalu lintas kota
ada tampangmu, ada namaku

Sementara kau asah lidahmu
dan kuasah kapak merahku
aku selalu ada di dekatmu karena
selama ini kita cuma menunda pertemuan

2005


Tentang kegilaan

Orang gila pertama menerka:
Mungkin para cerdik cendekia berpikir bahwa
cara tercepat menghapuskan kemiskinan adalah
dengan membunuh orang-orang miskin.

Orang gila kedua berpikir:
di sini mungkin ada sedikit
inkonsistensi pada pemikiran kawanku –
Mengapa mereka tidak mencabut pula
subsidi obat-obatan?
Mengapa mereka tidak melakukan
privatisasi atas kematian
kemudian mensubsidi
malaikat maut untuk sejenak
kerja lembur di kampung ini?

2005


Tentang Bunglon dan Manusia

Ratusan bunglon penuh warna-warni
asyik bertarung sendiri di dalam
kandang beton berkubah dua
setelah menyandera lebih dari
dua ratus juta manusia.

Nah, pertanyaannya, saudara:

Apakah bunglon-bunglon itu
terlalu sadis ataukah
manusia-manusia itu
terlalu masokhis?

2005


Untuk Pablo, Ho & Mao *

Puisi ini aku tulis untuk kalian
tiga empu agung yang berdiri ke kiri

Aku bersimpuh
bukan karena kalian
pemilik kebenaran

Aku bersimpuh
karena kalian terampil
memainkan puisi dan senapan

2005
-----------------
*Pablo Neruda (1904-1973), penyair, gerilyawan kiri dan diplomat Chili, pemenang hadiah Nobel Sastra 1971.
Ho Chi Minh (1890-1969), penyair, gerilyawan kiri, Presiden pertama Republik Demokratik Rakyat Vietnam.
Mao Ze-dong (1893-1976), penyair, gerilyawan kiri dan Ketua Partai Komunis Cina.


Menulis Puisi

Ketika kau ambil seonggok kata
kau acak-acak dan susun kembali
lalu kau tak tahu kapan akan berhenti

Ketika kau ambil sejumput imaji
kau pilah-pilih dan rekatkan kembali
lalu kau ngeri melihat kekejian di dalam diri

Menulis puisi adalah kutukan

Kemudian ketika kau ingin robek semua naskah
lantas semua mesin kau ingin belah
agar tak ada puisi yang naik cetak

Menulis puisi adalah kutukan

2005


Kristal
(untuk Prabowo Subianto)

mesin peras itu menggiling batang tebu sampai gepeng
sehingga keluar cairan manis yang kemudian diuapkan
lalu dikristalkan menjadi butiran-butiran coklat muda
yang keruh lantas butiran-butiran coklat muda itu
dilarutkan lagi dalam air dan diuapkan dan kemudian
dikristalkan kembali menjadi kristal yang putih dan
bening yang membawa rasa nyaman di lidah kita

sampai saat kita belanja gula dari belantara
manis-manisan dunia dan mesin peras
itu lalu melindas batang tubuh
petani besar kecil tua muda
sehingga keluar cairan
amis berwarna merah
yang kemudian kita
upayakan dengan
semua wacana
dan dusta
agar tidak
mengkristal
jadi kemarahan

2005


tak bisa

ingin
hapus sajak
26 huruf
bungkam oda
12 nada
agar kembali
kepada
makna sebelum kata
kepada
wujud sebelum rupa
kepada
saat sebelum masa
kepada
nyawa sebelum ada
tapi
tak bisa

2005


Tentang Hasyim Wahid
Hasyim Wahid lahir di Jakarta 30 Oktober 1953. Menaruh perhatian pada anggur, sastra, musik klasik/rock/metal, seni tempa logam/tosan aji, mistisisme Islam, sejarah, geopolitik, dan masalah intelegen. BungLon! (2005) adalah kumpulan puisinya yang pertama.  


Catatan Lain
Di sampul belakang ada dua testimoni, yaitu dari Budiarto Danujaya dan Radhar Panca Dahana. Di sampul depan, ada testimoni KH. Mustofa Bisri yang cuma satu kata itu: “Dahsyat!” Begitu sampul depan dibuka, ada separagraf petikan dari Harian Kompas, dan halaman paling belakangnya juga separagraf petikan wawancara dengan harian Kompas, bertanggal 28 Mei 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar