Kamis, 09 Maret 2017

Anthony Sutanto Atmaja: DOA DOA BINAL


Data buku kumpulan puisi

Judul : Doa-doa Binal, Antologi Puisi Bilingual (Indonesia-English)
Penulis : Anthony Sutanto Atmaja
Cetakan : I, Juli 2013
Penerbit : Garudhawaca, Yogyakarta
Tebal : 154 halaman (64 puisi, 5 lukisan)
ISBN : 978-602-7949-05-8
Alih bahasa : Frans Lambut
Penyelaras : Dwi Prasetyanto
Lay out dan cover : Ahmad Jalidu
Gambar cover : Lukisan Ing Puncaking Ardi. Anthony SA, 2013
Prolog : Asa Jatmiko

Beberapa pilihan puisi Anthony Sutanto Atmaja dalam Doa-doa Binal

Menjaring Angin
Sepertinya aku akan menjaring angin dari setiap mata
arah
lalu aku tuangkan dalam nafas, dalam gerak angan
agar meniupkan putik-putik bunga kecil
Sepertinya aku akan menghalau angin
yang akan merontokkan mahkota, membawanya
terbang entah ke mana

2007


Aku Daun dan Engkau Bumi
Rindu warna kuning, jatuh, mengering
Kemudian membusuk untuk-Mu.

Jogjakarta, 2000



Ketika Indonesia Merdeka
Pagi ini Indonesia merdeka,
tetapi tidaklah demikian dengan kita.
Mulut kita terjahit rapat.
Aku hanya bisa mendesis seperti ular,
ingin berkelit dari penjara kata-kata.
Pagi ini Indonesia merdeka,
tetapi kita terpenjara.
Tidak mampu menelorkan cerita dan
mengembangkan tawa.

2007


Devosi
Tuhan, sejak kapan Engkau biarkan
para calo mengerumuni terminal terakhir
menuju-Mu?

2011


Sebatang Rokok
Sebatang rokok ini ingin kubiarkan terus menyala
hingga baranya membakar bibirku yang najis.

Jakarta, 2012


Aku Membaca Ragu
Aku membaca ragu, di perbatasan musim waktu itu
Riak-riak ketakutanku yang menggelembung
Ada batas-batas kecemasan yang menggeliat
seperti lembayung diakhiri temaram
Waktu telah menghembuskan angin
dan angin telah menumbuhkan biji-biji cinta
yang mekar jadi kidung asmaradhana
Kidungku dan kidung-Mu

2003


Ketika Malam Hampir Pagi
Secangkir kopi telah raib.
Kulingkarkan butir-butir rosario
dalam imaji sunyi penuh kabut.
Aku merabai wajahmu
dengan mulut bermantra doa-doa
ketika malam hampir pagi.

Tomohon, 2005


Rosario #1
Merangkai mawar
di tanah gersang yang rindu hujan.
Merangkai harap tak berkesudahan.

2010


Rosario #2
Memantrakan doa-doa bunga mawar
hora sancta enam puluh waktu
melingkari batas jiwa yang tanpa batas.

2010


Padang Cahaya
Terperangkap di kabut pekat
Hilang waktu ku mencari cahaya
Dan langit gelap bintang tak nyata
kisahkan cerita romansa
Aku ingin pulang
ke padang cahaya
untuk berbagi terang
berkisah cerita cinta

Jakarta, 2012


Dor..!!
                : Mgr. Aerts, MSC dkk

Orang-orang Belanda itu ditembak Jepang.
Tubuhnya dibiarkan terapung di pinggir pantai
digerogoti anjing gila.
Kini di makam itu aku kidungkan requiem panjang
sebagai pengecut yang kalah perang.

2008


Dua Roti, Lima Ikan
Tidak ada dua roti padaku,
apalagi lima ikan.
Jadi apa yang harus kubagikan;
Jiwa atau cinta?
atau imajinasi; atau kata-kata
dua roti, lima ikan.
Perziarahan gersang ini tidak ada padaku
apa yang harus kubagikan untuk-Mu?

2011


Malaikat
Aku kecup keningmu
sambil kusertai sembahyang panjang
menjulang pada langit-langit.
Selamat tidur malaikatku.
Esok kita menyerap angin
menumbuhkan putik-putik hidup.

mBuntu, 2007


Lingkaran
kekecewaan melahirkan kegelisahan
kegelisahan melahirkan pencarian
pencarian melahirkan penemuan
penemuan melahirkan pengetahuan
pengetahuan melahirkan pengertian
pengertian melahirkan perhatian
perhatian melahirkan kasih sayang
kasih sayang melahirkan cinta
cinta melahirkan kebahagiaan
kebahagiaan melahirkan kebijaksanaan
kebijaksanaan melahirkan kehidupan
kehidupan melahirkan pergerakan
pergerakan melahirkan kejatuhan
kejatuhan melahirkan kekecewaan

Manado, 2004


Kali
Pada jembatan lengkung aku berdiri gigil.
Air menggigil sepitubuh
sebelum membenamkannya dalam arus deras,
sederas pikirku tentang-Mu

Pineleng-Manado, 2006


Nyanyian Pasir
Aku adalah butiran-butiran pasir
yang rindu menyatu batu, menjadi altar
persembahan remuk redam jiwa-jiwa.

Novisiat, 2002


Telaga Air Mata
Air matamu tumpah
menggenang dalam telaga
Aku membasuh roh, melempar mimpi
Kabut-kabut hampir hilang ditempa cahaya.
Bayangku menyemburat siluet
dan menari-nari pada kata-kata sunyi,
seperti pucuk-pucuk cemara, menyanyi tanpa nada.
Aku ingin mengayuh sampan, melintasi telaga air
mata.

Menjer-Wonosobo, 2007


Tentang Anthony Sutanto Atmaja
Anthony Sutanto Atmaja lahir di Gamping, Sleman, 10 Juli 1980. Menulis puisi dan cerpen. Menyelesaikan studi filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STF-SP), Manado, Sulawesi Utara. Mendirikan teater COR dan mementaskan beberapa karya, musikalisasi puisi dan film. Kini mengelola ASA-Art Management dan Trimata Art Production. Sepertinya Doa-doa Binal adalah kumpulan puisi tunggalnya yang pertama.


Catatan Lain

Buku ini dipersembahkan untuk satu nama saja: Benedictus Fillio Awignamastu. Halaman genap buku ini, alias sebelah kiri kita, ada puisi berbahasa Indonesia. Dan sebelah kanannya, terjemahan puisinya dalam bahasa Inggris. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar