Data buku kumpulan puisi
Judul : Karena
Bola Matamu
Penulis : Syaiful
Irba Tanpaka
Cetakan : I, Mei
2007
Penerbit : bukupop, Jakarta
Tebal : viii
+ 80 halaman;
13,5 x 20 cm (68 judul puisi)
ISBN : 978-979-1012-13-3
Beberapa pilihan puisi Syaiful Irba Tanpaka dalam Karena
Bola Matamu
Penyair
Cinta
aku penyair cinta.
menulis kerinduan. 1000 tahun
tak sudah.
menyeru-nyeru namamu. dari sepi malam
dari gemuruh siang.
gelisah yang mengambang
aku mengembara. 1000
tahun
di negeri penuh bunga
dibasahi embun.
digatali mimpi
menyaksikan gelombang
kasihku. kapan kita
ketemu?
kalau aku bulan. kau
purnamanya
kalau aku matahari.
kau cahayanya
kalau aku lautan. kau
ombaknya
kalau aku biola. kau
iramanya
begitu hati
menyala-nyala. padamu
aku penyair cinta.
menulis puisi cinta. dari senyuman bibirmu
dari tatapan matamu.
dari segala dirimu. asmara
membuatku mabuk dan
menderita
Sungguh
Cintaku
sungguh cintaku.
lautan yang kesuma. musim semi abadi
kau bawa untukku.
mawar mekar. 100 kerinduan
matahari pijar. bayang-bayang
mengental. aroma dirimu
sungguh cintaku.
kelopak melati bernyanyi. 100 harapan
kupersembahkan padamu.
ketika kota tertidur
ketika pohon-pohon
mendengkur. hatiku menyala
100 purnama. irama
kebunbunga. kau kirim buatku
bersama nyala lilin.
bersama embun pagi. 1000 liter buaian. Ahai!
maha kesejukan. aku
bermimpi. sungai bermadah. langit merekah
merpati pulang ke
rumah.
sungguh cintaku.
kuntum tengadah. berzikir selalu
1000 tahun. membikin
qasidah bulan. nafas impian
wangi dupa. cahaya
doa. gemuruh jalanraya…
sungguh cintaku. aku
dibakar sembilu. maha peluru
berdesau-desau. merabu
diri. berbongkah-bongkah nyeri
merindukan dirimu
Kota
Membawamu Pergi
kota membawamu pergi.
cintaku. tak tercari
dalam keriuhan
lalu-lintas. kemewahan mall. hotel-hotel. diskotik
restoran. kafe-kafe.
di manakah engkau sembunyi?
kekasihku. teratai
mekar berseri. bening kolam bernyanyi
kuntum-kuntum embun
hati. desa musim semi. untaian 100 puisi
aku nestapa kini.
merindu-rindu dirimu. memburu-buru bayangmu
mengigau-igau namamu
di manakah engkau
sembunyi?
dalam gemerlap
lampukota. seperti kudengar suaramu
menyanyikan musim
gugur. daun-daun tertidur.
ranting-ranting
menyeking. menyeru-nyeru namaku. entah dari mana
di kota berdebu ini.
cintaku. tak tercari
Kaulah
Cinta, Tanah Tumpah Rinduku
kaulah cinta, tanah
tumpah rinduku
tanah kalbu. cakrawala
yang membiru
di sini aku berdiri.
menyemai musim semi
99 kembang bernyanyi.
sayap-sayap embun pagi
bagimu semesta nurani
kaulah cinta, tanah
tumpah rinduku
tanah beludru.
kesetiaan yang menyahdu
di sini aku berdiri.
menuliskan gairah puisi
99 taman hati. kelopak
mawar dan melati
bagimu mekar kesturi
padamu aku berjanji.
padaMu aku mengabdi
kaulah cinta, tanah
tumpah rinduku
karenamu aku bahagia.
karenamu aku tertawa
karenamu aku cemburu.
karenamu aku tersedu
kaulah cinta. tanah
rempah rinduku!
Kembang
Ibu
-
buat putriku tersayang Syana Salsabila Nanpermai
ibu menanam kembang.
ada mawar. ada melati. 99 rupa kembang
lihatlah anakku. lihat
dalam kalbumu. aroma kembang ibu
kasihsayang paling
beludru. buaian sutra keteduhan
kebeningan embun jiwa.
kesejukan bulan purnama
jalan tak bertepi.
sepanjang langkahmu
duhai putriku sayang.
kecuplah tangan ibu. belaian ketulusan.
kesucian hati nurani.
kemurnian yang sejati. 1000 tahun.
kembang ibu mekar.
mengajar bahasa keindahan.
huruf-huruf kearifan.
ayat-ayat kebijaksanaan. sepanjang langkahmu
kembang ibu mekar.
kebun bunga di halaman.
dipagari cahaya bulan.
disuburkan matahari. tak pernah lapuk.
tak pernah lekang.
dekaplah sayang. kembang ibu.
kembang lautan. maha
melati kehidupanmu
Lampu-lampu
Mengalir ke Dalam Tubuhmu
kotamalam. lampu-lampu
gemerlapan. mengalir ke dalam tubuhmu
seakan sungai biru.
melayarkan diriku. di atas arus beludru
sunyi yang menderu.
kekasihku. aku membaca tugu-tugu. kotamalam
percintaan yang
syahdu. kau dan aku. 12 purnama berlagu
mutiara paling
permata. berkilau-kilauan. seindah lautan bulan
cinta kita.
berayun-ayun di tengah gelombang
tubuhmu gelinjang
daunan. wangi parfum di pembaringan
membawaku terbang. 7
khayangan terbentang
di atas sprei
awan-gemawan. mataku tajam alang-alang
kau. dewi subadra.
roromendut. ataukah bidadari
aku arjuna. aku
pranacitra atau pangeran kelana. aku tak tahu
terbang tanpa sayap.
jadi kunang-kunang. gemerlapan
mengalir ke dalam
tubuhmu
maka kita berdekapan.
di pelaminan kotamalam
aroma rintik hujan.
bagai musik di luar. bau tanah basah
bagai lukisan di
pajangan. tak usah peduli. seperti juga mereka
tak pedulikan kita.
berlayar di sungai biru. ratusan kilo harapan
kita pakai di kepala.
maka kita terbang. jadi kisah cinta
di antara tangis dan
tawa. kotamalam. mengalirkan kerinduan
kekasihku. 100 kilo
mimpi. aku tempuh denganmu. 100 kilo sunyi
kita bakar. keringat
meluber di lantai
maka lampu-lampu
gemerlapan. kotamalam selimutan
karena embun turun.
karena dingin halimun. ac dalam ruangan
kita tertidur.
begitulah kelahiran mimpi. bermula dari malam
lalu lampu-lampu
bersinar. gemerlap cahayanya
mengalir ke dalam
tubuhmu
Di
Atas Sungai Bulan Bercermin
bulan bercermin. di
atas sungai, sayangku. wajahmu berkilauan
senyummu keemasan.
seperti dulu. waktu kita berdekapan
ada yang takterbaca.
seperti lolong srigala
di atas sungai,
sayangku. bulan berlayar ke muara
menempuh arus
bianglala. dengan selendang melati
kain tapis
bintangperak. berbaju kembang purnama
alangkah cantiknya.
terbang melenggang. awan putih menunggu
takada lagi sepi.
pohon-pohon berseri. rumah cinta menanti
halaman yang indah.
kebun bunga berlimpah
juga warna-warni
kupu-kupu. membunuh kenangan itu
merobek sepatu biru.
jalan yang dulu
di atas sungai,
sayangku. irama bulan kumandang
alangkah syahdunya.
mengaca untuk kita. membacakan makna cinta
membukukan arti rindu.
serupa syair pujangga
memadahkan kelopak
jiwa. impian paling permata
Karena
Bola Matamu
aku terpesona. 1000
butir embun. berkilau di bolamatamu
maha keindahan. istana
1001 impian. akulah rajanya
lalu siapakah engkau?
kusebut gadis atau
cinta. putri maha jelita. berkelana dalam diriku
1000 tahun nyanyian.
melagukan 1 tatapan.
aku terpesona. bagai
ikan menggelepar. bagai daun bergoyang
bagai pelangi
menari-nari. jiwaku tungku melati. putih dalam keindahan
indah dalam kedamaian.
karena bola matamu. 100 khayal padaku
maha kerajaan.
keriangan yang biru. Ahai!
karena bola matamu. 17
purnama berlagu. malamku maha cahaya
maka rindu bermadah.
maka gelisah merambah. maka nestapa…
aku disileti
bayanganmu
kenapa begitu pedih.
kenapa begitu perih. kenapa begitu, cintaku
tangisan yang beludru.
kau sulam di hatiku
Laut
Sampan dan Pantai
kenangan mengalir.
dari lautan. dibawa sampan.
hingga ke pantai.
senja di cakrawala.
senja jugakah di hati?
cuma deru angin,
melambai
menulis nama kita. di
pasir
kemudian samar-samar.
di sapu ombak
di sapu ombak
sayangku. lalu tak terbaca
kecuali keheningan
itu. memberi kita lautan
memberi kita sampan.
memberi kita pantai
ach! begitu maha
perpisahan. terkaca di bola mata
100 kerinduan
menggigil. dan kenangan mengalir
Liang
Shan Po dan Chu Yindai atawa Sampek dan Engtai
sepasang kupu-kupu
cinta. dari kubur setia. terbang ke angkasaraya. aduhai!
kebebasan kembang
hati. kemesraan sayap melati. ketulusan embun pagi
mahkota salju
keperakan. tahta nisan berkilau-kilau. huruf merah dan hitam
yang merah chu yindai.
yang hitam liang shan po. tak bersatu di dunia
sepasang sesudah mati
kita sekeping
matauang. kau kekasihku. aku kekasihmu. kita jadi bernilai
meski maut merenggut.
meski perjodohan merebut. cintaku tak berkabut
airmata jadi tanda.
tangisan jadi keranda. 1000 tahun. kasihku tak surut
maka awan gelap. maka
angin topan. maka gemuruh petir. jadilah nyanyian
sampek dan engtai.
dari kota hangzhou. menulis kisah cinta. sampai padamu
99 kenangan. tragedi
memilukan. Ach! sejarah kesedihan
liang shan po dan chu
yindai. dusun zhujia bersaksi. seorang gadis sunyi
menabur matahari.
kebebasan kembang hati. kemesraan sayap melati
maha cinta di pundak.
1000 tahun. menyulam gaun pengantin. tak selesai
direnggut kematian.
begitulah! ketika kubur terkuak. yindai melompat
satu liang lahat.
bersama liang shan po.
Aduhai! setelah kubur
tertutup
terbanglah ke
angkasaraya. sepasang kupu-kupu cinta
Laut
Bermimpi
laut bermimpi.
melayarkan kita kembali. sebagai sepasang kekasih
dalam perahu matahari.
ketika siang mengembang. langit biru keemasan
hari begitu tenang.
aku membaca buku. kau sedang memasak
anak-anak bermain.
alangkah indahnya. alangkah bahagia
laut bermimpi. kita
mendayung. perahu berlayar
ombak menghidupkan
hati. pulau-pulau setia menunggu
cakrawala yang
beludru. amboi!
1000000 kemesraan
berlagu. inilah cinta sayangku
samudra tanpa karang.
jalanraya tanpa lubang
senyuman paling mawar.
manisku
laut bermimpi. kita
kembali berpelukan
sebagai sepasang
kekasih. bersayap purnama
terbang menerangi
malam. pohon-pohon sepi kegelapan
aku pergi ke masjid.
kau sedang berzikir. anak-anak belajar mengaji
laut bermimpi.
alangkah indahnya. alangkah bahagia
Semua Berzikir untuk Cinta
dan laut. dan ombak.
dan riak. dan camar. dan nelayan.
dan perahu. dan bagan.
dan ikan. dan karang. dan lumut
dan angin. dan langit.
dan cakrawala. dan awan. dan
matahari. dan senja.
dan pohon. dan daun. dan bukit.
dan lembah. dan sawah.
dan ladang. dan kebun. dan buah.
dan bunga. dan
belalang. dan kupu-kupu. dan burung.
dan aku. dan engkau.
dan dia. dan semua…
berzikir untuk cinta
ya cintaMu
maha esa. maha
perkasa. maha pemurah. maha pengasih.
maha penyayang. maha
suci. maha melihat. maha
mendengar. maha
pengampun. maha pelindung. maha
besar. maha penyabar.
maha agung. maha mulia. maha
merindu. maha segala…
di
tubuh semesta
maka laut. maka ombak.
maka riak. maka camar. maka
nelayan. maka perahu.
maka bagan. maka ikan. maka
karang. maka lumut.
maka angin. maka langit. maka
cakrawala. maka awan.
maka matahari. maka senja. maka
pohon. maka daun. maka
bukit. maka lembah. maka
sawah. maka ladang.
maka kebun. maka buah. maka
bunga. maka belalang.
maka kupu-kupu. maka burung.
maka aku. maka engkau.
maka dia. maka semua…
berzikir untuk cinta
ya
cintaMu
juga maha airmata
Tentang Syaiful Irba Tanpaka
Syaiful Irba Tanpaka lahir di Telukbetung, 9 Desember 1961, alumnus
FISIP unibersitas Saburai, Bandarlampung. Mulai mengakrabi dunia kepenulisan
sejak tahun 1981. Kumpulan puisi tunggalnya: Mata-mata (1984) dan Buku
Puisi (1996). Selain tentunya banyak termuat dalam antologi puisi bersama
dan media massa. Pernah diundang Dewan Kesenian Jakarta pada Forum Puisi
Indonesia ’87. Pertemuan Sastrawan Nusantara di Kayu Tanam, Sumbar (1997),
Kongres Cerpen II di Jembrana Bali (2002). Merupakan Ketua Harian Dewan Kesenian
Lampung dan Sekretraris Parfi cabang Lampung.
Catatan
Lain
Saya beli buku ini pada Senin, 12 September 2011 di TB Karisma. Waktu
itu harganya Rp. 17.600,- Kayaknya, penyair ini adalah spesialis penyair cinta.
:D Tapi cinta yang melankolis, kayaknya. Dalam puisi Metamorfosis Cinta, ia mengutip ucapan Siluman Babi dalam cerita
Sun Go Kong, “begitulah cinta. deritanya
tiada akhir.” Maka pengen juga saya plesetkan ungkapan itu: “Begitulah puisi. Keisengannya tiada henti!”
Hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar