Data buku kumpulan puisi
Judul: Sumpah
Saripah
Penulis: Rieke Diah Pitaloka
Penerbit: Koekoesan, Depok.
Cetakan: I, Maret
2011
Tebal: vi + 99 halaman
(19
puisi)
ISBN : 978-979-1442-40-4
Penyelaras akhir :
Damhuri Muhammad
Perancang sampul :
Gudang Ide Advertising
Tata letak : Hari
Ambari
Beberapa
pilihan puisi Rieke Diah Pitaloka dalam Sumpah Saripah
Soli Gadis Sumba
aku lihat soli gadis sumba
di terminal tiga soekarno hatta
matanya redup
“aku soli gadis sumba
jadi babu sekaligus gembala lembu
di gurun pasir berdebu…”
mata soli membara
ingat bertahun tak berupah
malah serapah
juga
majikan lelaki yang berulah
tahun berlalu
lalu
kucari soli
kucari soli di padangpadang rumput lamboya
kucari soli di ladangladang mete wejewa
kucari soli di sawahsawah subur waikelosawa
lalu
kucari soli
kucari soli di sungaisungai jernih kodi
kucari soli di pantaipantai pasirputih rua
lalu
tak kujumpai soli
yang kujumpai gadisgadis kecil
perut buncit rambut jagung
yang kujumpai gadisgadis kecil
baju merahputih tanpa alas kaki
lalu
gadis-gadis kecil berlari kecil di jalanan berbatu
berlari
menuju kampung besar:
tosi, keretana,
ranggabaki, waenyapu
kampungkampung yang kau jumpai
di dunia maya
mengundang manusiamanusia
bermata biru atau coklat
lalu
gadisgadis kecil itu tatap lensa
gusti!
mata gadisgadis kecil itu mata soli
apakah soli
ina kalian?
gadisgadis kecil menarikku ke dalam mimpi
mimpi soli kecil jadi barbie
bajunya sutra dan linen
tenun ikat jadi keset
soli kecil menari
mimpi soli kecil jadi putri raja
soli kecil berdendang
mimpi soli kecil jadi permaisuri
tahun berlalu
lalu
datang lelakilelaki bule beli bukit bangun istana
datang lelaki-lelaki bule pinang solisoli remaja
ternyata
soli hanya jadi babu
pemuas nafsu pembersih kamar
sekaligus tukang cuci sekaligus koki
bertahun tak berupah
hanya serapah
juga
suami bule yang berulah
lalu
lahir soli kecil
soli kecil serupa barbie berhidung pesek
lalu
soli kecil dibawa pergi
lalu
soli
ditinggal
sendiri
dengan rindu memanah hati
pada soli barbie berhidung pesek
lalu
tinggal
soli
sendiri
seperti sumba yang sepi
kecuali di istanaistana punya lelakilelaki bule
seratus soli ada di sana
bukan jadi putri atau permaisuri
seratus soli hanya jadi babu
pemuas nafsu pembersih kamar
sekaligus tukang cuci sekaligus koki
seratus soli duaratus soli
jadi babu di sumba
lalu
soli tak lagi ada di sumba
seribu soli jadi babu di negeri jiran
sejuta soli jadi babu di gurun pasir
bertahun berlalu
lalu
kujumpai seorang gadis
di terminal empat soekarno hatta
matanya gelap
namun
kutahu pasti
ia soli gadis sumba
“aku soli gadis sumba!”
di dalam tas soli
ada kepala lelaki yang menyeretnya jadi babu
sumba, 303010
Perempuanperempuan Indramayu
I
namaku ngatinem
pedagang rumba di pasar tegal gubug
dua anak
tiga orang cucu
suami kuli bangunan
tbc
mati
II
namaku raisem
janda
tiga orang anak
pembantu
mbok pedagang rumba di pasar tegal gubug
pergi ke arab dua tahun lalu
III
namaku surtini
anak pertama dua adik
pernah sekolah sampai kelas satu smk
mbokku raisem
nenekku ngatinem
nenek pedagang rumba di pasar tegal gubug
mbok pembantu di arab
bapakku kawin lagi dengan sintren
IV
namaku ningsih
kelas dua smp
anak kedua satu kakak satu adik
nenekku pedagang rumba di pasar tegal gubug
mbok pembantu di arab
kata yayuk bapak kawin lagi dengan sintren
seingatku
bapak lelaki yang mulutnya bau anggur
matanya selalu merah
seingatku
bapak lelaki yang bicara seperti
geledek
pergi siang
pulang pagi
marahmarah
mendengkur
makan
pergi lagi
pulang
pergi
tak pulangpulang
V
namaku mariani
anak terakhir dua kakak
nenekku pedagang rumba di pasar tegal gubug
aku tak tahu rupa bapak
aku tak ingat wajah si mbok
kata yuk tini bapak sudah mati
kata yuk ning bapak kawin lagi dengan sintren
kata nenek tak perlu kupikirkan
mana yang benar
yang benar si mbok jadi pembantu di arab
tapi kenapa
si mbok tak pulangpulang?
katanya si mbok pergi biar kami bisa sekolah
tapi kenapa
yuk tin berhenti sekolah?
katanya si mbok pergi biar kami bisa sekolah
tapi kenapa
yuk ning tak bisa bayar uang ujian?
yang benar si mbok sudah tak kirim uang
yang benar si mbok sudah tak kirim surat
yang benar
si mbok masih jadi pembantu di arab?
yang benar
yuk tini minggu depan
akan pergi ke arab
yang benar yuk tini akan jadi pembantu
yang benar yuk tini akan cari si mbok
yang benar yuk tini jadi pembantu
katanya
biar yuk ning biar aku bisa sekolah
yang benar
yuk?
yang benar aku tak mau yayuk pergi
yang benar aku mau yayuk di sini saja
yang benar aku tidak mau sekolah
tapi yayuk lalu hilang seperti si mbok
yang benar
aku takut…
biar di sini saja yuk
kita sama-sama
bantu nenek jual rumba di pasar tegal gubug
kita sama-sama
tunggu berita dari si mbok
menurutku
itu yang benar…
ruang komisi IX 300910
Good Boy Good Boy
sepotong pisang goreng
membawa
secangkir teh tubruk
mengajak
selinting tembakau
dan
pagi jadi hangat
meski berita masih saja menyengat
tentang lelaki itu
ia masih saja berkutat
dengan
surat
yang sarat dengan
syarat
dari bos besar
good boy, good boy!
di perjalanan dinas
atau
jelang senja di beranda belakang
lelaki itu
tulis berlusin syair tentang negri
yang
katanya
amat dicintai
berlusin syair direkam
dibawakan biduanbiduan ternama
lelaki itu senang
sementara
bos besar
keruk perut buminya
sementara
lelaki itu marah besar
karena
kasetnya dijual di pasar gelap
di pinggir jalan kota
sementara
tempat hiburan dan karaoke
masih hidup sampai pagi
dan
kakikaki perempuan
melintas mengajak kencan
dan
lapaklapak vcd bajakan
dirazia polisi pamongpraja
dan
perempuanperempuan menangis histeris
karena gerobak mereka digaruk petugas
perempuanperempuan menangis histeris
karena dipaksa naik ke mobil patroli
di mata perempuanperempuan itu
berbayang
anakanak di rumah
tertidur dengan sabar
anakanak yang lelap tutupi lapar
tanpa mimpi tentang sekolah
citacita
jadi tabu ditanyakan pada mereka
sementara
lelaki itu marah besar
karena kasetnya dijual di pasar gelap
sementara
bos besar masih keruk isi buminya
sementara
perempuanperempuan
menangis histeris
sementara anakanak tak punya mimpi
dan
citacita
jadi tabu ditanyakan pada mereka
cerita ini
tak pernah ada di syair lelaki itu
cerita ini
hanya ada di koran kuning
yang singgah
di pembungkus
sepotong pisang goreng
membawa
secangkir kopi tubruk
memanggil
selinting tembakau
dan
pagi tetap hangat
meski kabar masih saja menyengat
tentang lelaki
yang masih saja bekutat
dengan surat
yang sarat dengan syarat
dari bos besar
good boy
good boy!
sit boy sit
boy!
si bos besar eluselus kepala lelaki itu
lelaki itu kibaskibaskan ekornya
sepotong tulang sudah membuat senang
padahal
si bos besar pergi
bawa isi perut bumi
dengan tenang
good boy
good boy!
depok-kukusan 020210 20:33
Tentang Toa Masjid dan Raskin
toa masjid tebar kabar:
raskin sudah datang
di kelurahan
bisa diambil
dua ribu limaratus satu kilo
tapi
tak seorang pun datang
ke kelurahan
karena
kampung kosong
perempuanperempuan
jadi babu di arab
lakilaki jadi tukang
di kebunkebun sawit malaysia
anakanak jadi pengemis di kotakota
maka
atas inisiatif pak lurah
raskin dijual ke pasar kecamatan
tiga ribu satu kilo
katanya
warga tak ada yang minat
katanya
buat kas desa
raskin sudah datang
namun toa tak lagi tebar kabar
petugasnya sudah pergi
jadi tukang cuci di singapura
pak lurah
tak lagi jual raskin
ke pasar kecamatan
pak lurah pergi
jadi abk
di kapal nelayan korea
katanya
gajinya lebih besar dari kas desa
katanya
raskin sudah datang
berkarungkarung
terkatungkatung
di pinggir jalan
headline suratkabar hari ini:
stok beras dalam negeri aman
Sumpah Saripah
tak akan
berhenti di sini
terlanjur
kutoreh ikrar
pada ibu yang
dihisap putingnya
hingga kering
susunya
hingga
kerontang payudaranya
hingga nanah
yang tersisa
untuk adik yang
busung
yang lahir saat bapak mati diteror tbc
tak akan
berhenti di sini
terlanjur
kutoreh ikrar
pada bapak
yang dirampas
ladangnya
hingga rumah
mesti digadai
hingga cangkul
jadi kayu bakar
hingga nisan
yang tersisa
untuk adik yang
kurus
yang lahir saat dusun makin miskin
tak akan
berhenti di sini
terlanjur
kutoreh ikrar
pada dusun
yang digusur
jadi pabrik
hingga embun
dibunuh asap
hingga kali
jadi bau dan pekat
hingga sampah
yang tersisa
untuk adik yang
lapar
yang lahir saat aku pergi mengadu nasib
tak akan
berhenti di sini
terlanjur
kutoreh ikrar
pada diri
yang bertahun
jadi babu
hingga punggung
penuh luka
hingga kuping
tersumpal cacian
hingga sumpah
yang tersisa
untuk adik yang
menunggu
menunggu aku pulang
menunggu oleholeh parang
buat penggal tuan berhati arang!
jakarta-wisma mampang 170305
Surat Ari-Ari
sepucuk surat kuterima di hari jumat,
pengirimnya tak bernama tak beralamat
bau duka menyambar cepat saat kurobek sisinya
untaian huruf yang
kukenal tancapkan kenangan
hidup yang tak gampang, maut yang dirajut
hingga urung menjemput.
mata basah jatuh di tinta, merebak jadi bercak:
jejak tak terlacak tak terlacak meski bertahun-
tahun telah lewat: cerita tentang jasadjasad
yang mengambang di bengawan solo
hingga rusuh timor hingga porak jakarta
sepucuk surat kuterima di hari jumat,
pengirimnya tak bernama tak beralamat,
kurobek sisinya kubaca isinya:
sejak dalam rahim kutiupkan harga diri
lewat ariari
jangan kau buat aku malu!
sepucuk surat kuterima hari jumat, pengirimnya
tak bernama tak beralamat
tapi untaian hurufnya sungguh kukenal:
surat dari ibu!
jakarta-cik ditiro 150509
Senin Pagi di Pasar Minggu
pagi di depan taman makam pahlawan kalibata
namanya
jalan pasar minggu
senin pagi di pasar minggu
bocah lelaki menghitung uang
di pintu belakang metromini
mengapa
senin pagi begitu sepi
padahal
jalan berjejal
apakah
orang-orang berhenti naik bis kota?
bocah lelaki masih menghitung uang
di pintu belakang metro mini
jangan tanya padanya
di mana baju
merah putih
bapaknya sudah lama mati
ibunya joki three in one
tak pernah ada sarapan di pagi hari
tak ada pekerjaan rumah
yang diperiksa pak guru
biar saja
adik manis yang berangkat sekolah
bocah lelaki masih menghitung uang
di pintu belakang metromini
lima menit lagi
sampai pancoran
dua orang pekerja naik di lampu merah
tuhan
ijinkan aku
belikan adik
manis tas baru!
bocah lelaki tak berseragam
di pintu belakang metromini
di pasar minggu
manggarai!
manggarai!
bis masih kosong
barangkali tuhan masih sibuk
di selsel para koruptor
manggarai!
manggarai!
pasarminggu, 120410 08:30
Londo Ireng
di timur
tak ada matahari
barat mengemasnya jadi:
sebungkus burger
sekaleng soft drink
sekerat steik
segelas wine
di timur
tak kujumpai matahari
barat mengunyahnya
barat menelannya
barat memuntahkannya
jadi:
limbah kemiskinan
dan tanah
dan air
yang di atas
yang di bawah
di dalam bumiku
sudah digadai
budakbudak
kulit coklat
otak putih
di timur
matahari tak lagi terbit
barat mengunyahnya
barat menelannya
barat memuntahkannya
jadi:
kami makin miskin
tol jagorawi 170305 19:26
Hio Merah
tentang khoyen dan tante memey
ada pijar lilinlilin besar
di pasang di tiap pilar
membias di antara gumam para biksu -
bising pedagang - kata akhir ternak yang pasrah
di ujung pisau jagal
perempuan itu genggam jemari kecilku
menapak di dingin tegel kelenteng
bau dupa temani langkah
bukan mengurai doa-doa
sekedar sua saudara sepedih
di bawah atap naga emas
perempuan itu ajarkan tentang cinta
dari kisah perjalanan-dongeng pelarian:
salemba, nusakambangan, buru
abu hio merah tinggal satu inci mencium lidi
jadi tanda kembali ke sarang
pasar garoet sudah sepi
derap tapal kuda mengantar pulang
tuk tak tuk
tok
tuk tak tuk
tok
tuk tak tuk
tok…
saat malam turun
perempuan itu bernyanyi
kantuk membuat lirik terputus-putus
bangkitlah
kaum yang tertindas
bangunlah
kaum yang lemah
***
hangat menyusup di selimut kusam
mimpi memutus syair
saat pagi datang
perempuan itu goreskan
lembar-lembar pelajaran hargai derita
penindasan bukan dalih jadi cengeng!
perempuan itu sebarkan makna
di ayuhan tukang becak
di bahu kuli sayur
di cangkul petani
di keringat buruh pabrik tenun
tembangnya berkumandang di pasar baru,
terminal ciawitali, mandalagiri, pasar ceplak –
senandungnya menggaung di giriawas, singajaya
selecta, pasirwangi, dayeuhmanggung
trauma derap serdadu tak berarti rapuh!
perempuan itu sudah dijemput ajal
matinya dengan kepala tegak
senyum terakhir membuat ngeri dursasana
dan dasamuka
perempuan itu
kupanggil
Ibu!
Kukusan, 071104
Tentang Rieke Diah Pitaloka
Rieke
Diah Pitaloka lahir di Garut, 8 Januari 1974. Lulus dari Fakultas Sastra Belanda Universitas Indonesia dan Program Pasca Sarjana Ilmu Filsafat di Universitas yang sama. Terlibat dalam
gerakan mahasiswa 1998, pekerja seni dan aktivis perempuan yang aktif dalam
gerakan buruh di Indonesia. Menjadi anggota parlemen di komisi perburuhan
periode 2009-2014. Buku puisinya: Renungan
Kloset; dari Cengkeh sampai Ulrecht (2003) dan Ups!(2006)
Catatan Lain
Entahlah, saya tak bisa melepaskan sosok penyair
ini dari Oneng, seorang istri lugu
dalam Komedi Situasi Bajaj Bajuri.
Entah ini sebuah anugerah (keberhasilan acting) atau malah kutukan. Yang jelas,
puisi-puisinya, mau tidak mau, akan dibanding-bandingkan dengan puisi-puisi
sejenis dari generasi terdahulu macam puisi Rendra atau Wiji Thukul atau
mungkin juga F. Rahardi. Setidaknya penyair ini sudah menyumbang tiga buku.
Saya kenal Keke saat ia menjadi artis dan saya wartawan hiburan. Di sebuah seminar, ia pernah memperlihatkan puisi-puisinya kepada saya, yang ia tulis rapih di sebuah buku. Ketika saya pindah desk ke politik, saya lihat ia berada di antara mahasiswa UI yang tengah bersiap melakukan long march dari Depok ke Lenteng Agung. Ia sosok wanita yang gigih melawan ketidak-adilan dan segala bentuk penindasan terhadap kaum marginal.Kini ia kader PDIP dan anggota DPR/MPR.Semoga Senayan tak mengubah pribadinya. Terima kasih 'Kepada Puisi'.
BalasHapusIya, Mas. Semoga niatnya tulus dan tindakannya mencerminkan itu. Tentang puisi yang ditulis rapih di buku, sepertinya bagus juga. Maksudnya, kenapa tidak diterbitkan dalam tulisan tangan sekalian. Biar para ahli grafologi juga bisa menilai kepribadiannya...Hehe. Makasih dah berbagi di sini.
Hapusbagus sekali puisinya gan.
BalasHapus