Data buku kumpulan puisi
Judul : Gurindam
Dua Belas
Penulis : Raja
Ali Haji
Cetakan : I,
2003
Penerbit : Unri
Press, Pekanbaru, Riau.
Tebal : 17
halaman (12 pasal gurindam)
ISBN :
979-8692-97-7
Link : http://www.rajaalihaji.com/
Inilah Gurindam Dua
Belas Namanya
Segala puji bagi Tuhan
seru sekalian alam serta shalawatnya Nabi yang akhirul jaman serta keluarganya
dan sahabatnya sekalian adanya. Amma ba’du daripada itu maka tatkala sampailah
Hijratun Nabi 1263 Sunnah kepada dua puluh tiga hari bulan Rajab Selasa mana
telah ta’ali kepada kita yaitu Raja Ali Haji mengarang satu gurindam cara
melayu yaitu yang boleh juga jadi diambil faedah sedikit-sedikit daripada
perkataannya gurindam itu hanya dua belas pasal di dalamnya.
Gurindam pasal yang pertama
Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilangkan nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal Tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang teperdaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
Gurindam pasal yang kedua
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Gurindam pasal ketiga
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Apabila terpelihara kuping
Kabar yang jahat tiadalah dumping
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Bersungguh-sungguhlah engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fiil yang tiada senonoh
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
Gurindam pasal yang keempat
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikit pun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Di mana tahu salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan takabur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
Gurindam pasal kelima
Jika hendak mengenal orang yang berbangsa
Lihatlah kepada budi dan bahasa
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia sia
Jika hendak melihat orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak melihat orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
Gurindam pasal keenam
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Cahari olehmu akan istri
Yang boleh menyerahkan diri
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
Gurindam pasal yang ketujuh
Apabila banyak berkata kata
Di situlah jalan masuk dusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itulah tanda hampirkan duka
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Apabila banyak mencela (mencacat?) orang
Itulah tanda dirinya kurang
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sahajalah umur
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Apabilah perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat honar
Gurindam pasal yang kedelapan
Barangsiapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
Lidah yang suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
Orang yang suka menampakan jasa
Setengah daripada syirik mengaku kuasa
Kejahatan diri sembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban diri hendaklah sangka
Gurindam pasal yang kesembilan
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah Iblis punya penggawa
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaituan jadi berseteru
Gurindam pasal yang kesepuluh
Dengan bapa jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Dengan isteri janganlah alpa
Supaya malu jangan menerpa
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
Tuk membaca dua pasal gurindam berikutnya, kunjungi link ini
ya… :D
Tentang Raja Ali Haji
Raja Ali Haji adalah tokoh penguasa dan
budayawan Melayu yang hidup tahun 1700-an. Beliaulah yang mampu
menyatukan beberapa pulau di semenanjung Malaka, yang saat ini
adalah Provinsi Kepulauan Riau, Singapura dan Malaysia. Makam beliau berada di Pulau Penyengat, tak jauh dari Pulau Bintang Tanjung Pinang. Untuk baca lengkap riwayatnya baca di wikipedia atau di lamannya langsung ya... :D http://www.rajaalihaji.com/id/biography.php
Lain-lain
Di bagian belakang buku ada
beberapa keterangan. Misalnya. Gurindam
Dua Belas selesai ditulis oleh Raja Ali Haji di Pulau Penyengat pada 23
Rajab 1263 Hijriah atau tahun 1846. Saat pengarang berusia sekitar 38 tahun.
Karya ini kemudian diterbitkan tahun 1854 dalam Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap No. II sebagai terbitan
dua bahasa, yaitu dengan huruf Arab dan terjemahannya ke dalam bahasa Belanda
oleh Elisa Netscher, yang dilengkapi dengan keterangan dan anotasi.
Gurindam Dua Belas dapat dipandang sebagai saripati dari dua karya
Raja Ali Haji yang ditulis sesudahnya, yaitu Muqaddima Fi Intizam dan Tsamarat
al-Muhimmah. Dalam dua karya tersebut dipaparkan dengan rinci seluruh isi
gurindam, baik yang tersurat maupun yang tersirat.
Saya tak menemukan keterangan
apapun dari buku tipis yang teronggok di rak Hajri ini. Apakah dia beli, kapan,
di mana, berapa harganya? Tak ada keterangan sedikitpun. Saya hanya menduga
(belum dikonfirmasi), buku ini dia dapatkan saat ada pertemuan sastrawan di
Pekanbaru, Riau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar