Data buku
kumpulan puisi
Judul
: -
Penulis :
Ibrahim Sattah
Sumber : Majalah
Sagang No. 184, Januari 2014
Beberapa pilihan puisi Ibrahim Sattah
SEBAB
ingin kujanjikan laut jadi gurun
ikan dan sekalian hewan
pindahlah ke
bulan
sebab laut sebab pantai
sebab laut bernama laut sebab pantai bernama
pantai
sebab maut bernama maut
sebab saatnya
sampai
1980-1981
TAFAKUR
hhhhhhhuuuuuuu
allah
luangkan ruang kanan di gaunggaib gunaguna-Mu
dan kepadanya
berikan
1972
SANSAUNA
Angin berzanji jejak ke punca
cemara
membawa dunia
ke rimba di rimba ke rimba
sansauna
di sana dia di sana rimbanya
di sana sansauna
membuka
telaga
ditimbanya debu dari debu dari
situ
ditimbanya batu dari batu
ditimbanya
aku
ditimbanya lipan dari lipan dari
hewan
ditimbanya naga ditimbanya singa
dari sana
ditimbanya bulan dari bulan
dari telaga
cahaya
nya
sansauna rimba sansauna rimba
cahaya
ke
rimba
di
rimba
ke
rimba sansauna
di sana angin berzanji jejak ke
punca cemara
membawa
dunia
ke
rimba
di
rimba sansauna
di sana dia
di sana sansauna
menyimpan
janji
nya
1980
KAKI
ada kaki kaki kau ada kuku kuku kau
ada katak katak kau ada kuda kuda kau ada kuli
kuli kau
tokkek
kuku kuli kuku kau kaki kuli kaki kau
kaki kuda kaki kau kuku kuda kuku
kau
kuku katak kuku kau
kaki katak kaki
kau
tokkek
kaki ke kanan jauh ke depan jauh ke matahari
mendaki kekiri ke
punca ke mana
kaki ka pai ka ma katamu kataku kaki ka pai
lai
kaki ka pai ka ma katamu kataku
kaki ka pai kini
kaki ka pai ka ma katamu
kataku kaki
ka pai
juo
kaki ke mana kita katamu kataku diamlah kau
kaki kau kaki katak kuku katak kuku kau
kuku kuda kuku kau kaki kuda kaki
kau
kaki kuli kaki kau kuku kuli kuku
kau
tokkek
sebut sekian kaki satu sekian kaki kau
sebut sekian kali kali sekian kaki
kau
sebut sekian depa berapa rimba ke kau
sebut sekian dupa berapa mantera ke
kau
sebut sekian kata
berapa doa ke
kau
sebut sebanyak rumput sebut sebanyak mulut
tumpahkan tuak
biar bijak
jejak ke
kau
ke mana kita katamu
kataku diamlah
kau
1980-1981
IBRAHIM
I
maaaaaaak bulan menjilat kudaku huu bulan tak
malu
lihat ‘tu kuda menggeliat talinya putus
shiii hausnya putus
mak minta parang – mau apa parang – mau nebang
pering -
- mau apa pering - mau juluk bulan – mau apa
bulan –
- maaaaaaak kudaku kaku kudaku kaku kudaku –
- kaku
- ?
II
alangkah sukanya masa kanak kemanamana main
kasti
kemanamana lari ke tiangtiang
kena rejam maka tak jadi menang
cokcok kelupit kelupit tulang daing
dilidi dilecit dicubit dilepas sampai jauh
mengerling
pergi
sejauh hati
semakin jauh
ke rimba di rimba ke rimba sansauna
ke mana kita katamu kataku diamlah kau
naga tak ada singa tak ada rimau tak ada di
sana
sansauna lebih hebat dari naga lebih bisa dari
singa
lebih pukau dari rimba
dari walau
wa
walau
wa
walau
wu
walau
wi
1980
KAU
kuku
karang kuku kau kuku laut kuku kau
kuku
ombak kuku cahaya
suara
karang suara kau suara laut suara kau
suara
ombak suara kau
mengapa
hilang
di
mana
mengapa
jauh
di
mana
mengapa
tegak
di
mana
mengapa
pijak
di
mana
mengapa
ada
di
mana
mengapa
diam
di
mana
datang
aku datang cahaya datang laut
datang
ombak datang karang
bisa
kau
bisa
cahaya
bisa
laut
bisa
ombak
bisa
karang
bisa
pulau
tidak
kau
tidak
cahaya
tidak
laut
tidak
ombak
tidak
karang
tidak
pulau
tidak
bumi
tidak Adam
tidak ada
tidak aku
tidak dayang-dayangmu
menggapai
menggapaigapai ke
langit
mencari surgawi
mencari wa
mencari wu
mencari wi
mencari wa wu wi
mencari wi wu wa
yang hanya wa
yang hanya wu
yang hanya wi
yang hanya wa wu wi
yang hanya wi wu wa
kuku
karang ku kau kuku laut kuku kau
kuku
ombak kuku cahaya
pulang cahaya
pulang kau
pulang karang
pulang laut
pulang ombak
pulang kau
pulang cahaya
tinggalkan
aku di mana tapi
jangan tinggalkan aku
pulang kau
pulang kau pulang kau
pulang
aku
dalam
hala-Mu
1972
DUKA
duka
?
duka
itu anu
duka
itu saya saya ini kau kau itu duka
duka
bunga duka daun duka duri duka hari
dukaku
duka siapa dukamu duka siapa duka bila duka apa
duka
yang mana duka dunia ?
:
DUKA DUKI
Dukaku.
Dukamu. Duka diri dua jari dari sepi
1972
1974
burung dan ramarama mengangkat sayapnya
pergi berdepan dengan matahari
sebelum akhirnya kembali mendiamkan
sepi
MAUT
dia diamdiam diamdiam dia dia diamdiam diamdiam dia
diamdiam dia dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam
diamdiam
maut
Tentang
Ibrahim Sattah
Ibrahim Sattah lahir
tahun 1943 di Tarempa, Pulau Tujuh, Riau. Ibrahim Sattah yang
tercatat sebagai anggota Polri ini mulai dikenal ketika puisi-puisinya dimuat
di majalah sastra Horison pada tahun 70-an.
Karya-karya penyair berpendidikan
terakhir kelas 1 SMA dan pernah menjadi dosen Universitas Islam Riau serta
Wakil Kepala Pusat Penerangan Angkatan Bersenjata RI Riau/Sumatera Barat itu
terkumpul dalam: Dandandid (1975), Ibrahim (1980), dan Hai Ti (1981).
Tahun 1975 Ibrahim Sattah
membacakan puisi-puisinya di Den Haag, Belanda. Di musim panas 1976 ia terpilih
menjadi peserta Festival Puisi Antar Bangsa di Rotterdam, mengikuti program
Asean Poetry Reading International di Rotterdam.
Pada tahun 2006 penerbit Unri Press
menerbitkan kembali kumpulan sajak-sajak Dandandid, Ibrahim dan Haiti dalam
buku bertajuk Sansauna. Ibrahim Sattah meninggal pada usia 45 tahun pada selasa
pagi 19 Januari 1988.
Oya, 2 sajak di bawah tambahan dari Ahmad Fauzi, dicomot dari majalah Horison...
Bismillah
bismillah mawar
bismillah langit bismillah laut bismillah bumi
bismillah hati
bismillah sekali janji
a i u e o a i u e o a i u e o a i u e o
a i u e o a i u e o
a i u e o
patala mawar rinduku
petala langit bapaku petala bumi ibuku
petala laut lukaku
a i u e o
namaku
mari mawar mari bumi
mari hati
mari laut lepaskan ombakmu
mari langit tuangkan anggurmu
mabuk pun aku
bismillah sekali janji
t r r r r r r r a a a a a a a k k k k k k k k
!
(puisi Bismillah itu penulisannya rata kanan-kiri, tapi di kolom komen jadinya rata kanan)
Dan Dan Did
Maka adalah pasir
Maka adalah batu
Adalah bayang
Adalah air
Dan ini dan itu dan engkau dan aku: Dan Dan did
Di sana pasir di sini pasir di sana batu di sini batu
Di sana bayang di sini bayang di sana ar di sini air
Siapa itu?
Maka adalah lengang
Terkepung dalam beragam makna di mana aku ada
Dan sebagaimana biasa aku pun lupa sesuatu
Yang tak kutahu:
Indandid indekandekid indekandekudeman
indandid
Kaulah itu
Yang membasuh kaki yang membasuh bumi
Yang ada dan tak ada yang hilang tak hilang jauh
tak jauh
Di pasir di batu di bayang di air di sunyi di situ di
sana di sini
Di mana aku?
Kuraba anumu
Kusapa jua diriku
Kanak-kanak dan kupu-kupu
Yang di kakimu itu: Dan dan did
Indekandekid indekandekundeman indandid
1971
Oya, 2 sajak di bawah tambahan dari Ahmad Fauzi, dicomot dari majalah Horison...
Bismillah
bismillah mawar
bismillah langit bismillah laut bismillah bumi
bismillah hati
bismillah sekali janji
a i u e o a i u e o a i u e o a i u e o
a i u e o a i u e o
a i u e o
patala mawar rinduku
petala langit bapaku petala bumi ibuku
petala laut lukaku
a i u e o
namaku
mari mawar mari bumi
mari hati
mari laut lepaskan ombakmu
mari langit tuangkan anggurmu
mabuk pun aku
bismillah sekali janji
t r r r r r r r a a a a a a a k k k k k k k k
!
(puisi Bismillah itu penulisannya rata kanan-kiri, tapi di kolom komen jadinya rata kanan)
Dan Dan Did
Maka adalah pasir
Maka adalah batu
Adalah bayang
Adalah air
Dan ini dan itu dan engkau dan aku: Dan Dan did
Di sana pasir di sini pasir di sana batu di sini batu
Di sana bayang di sini bayang di sana ar di sini air
Siapa itu?
Maka adalah lengang
Terkepung dalam beragam makna di mana aku ada
Dan sebagaimana biasa aku pun lupa sesuatu
Yang tak kutahu:
Indandid indekandekid indekandekudeman
indandid
Kaulah itu
Yang membasuh kaki yang membasuh bumi
Yang ada dan tak ada yang hilang tak hilang jauh
tak jauh
Di pasir di batu di bayang di air di sunyi di situ di
sana di sini
Di mana aku?
Kuraba anumu
Kusapa jua diriku
Kanak-kanak dan kupu-kupu
Yang di kakimu itu: Dan dan did
Indekandekid indekandekundeman indandid
1971
Ijin share puisinya Ibrahim, Mas (^ ^)
BalasHapussaya ambil dari Horison Sastra Indonesia 1 Kitab Puisi:
Bismillah
bismillah mawar
bismillah langit bismillah laut bismillah bumi
bismillah hati
bismillah sekali janji
a i u e o a i u e o a i u e o a i u e o
a i u e o a i u e o
a i u e o
patala mawar rinduku
petala langit bapaku petala bumi ibuku
petala laut lukaku
a i u e o
namaku
mari mawar mari bumi
mari hati
mari laut lepaskan ombakmu
mari langit tuangkan anggurmu
mabuk pun aku
bismillah sekali janji
t r r r r r r r a a a a a a a k k k k k k k k
!
(puisi Bismillah itu penulisannya rata kanan-kiri, tapi di kolom komen jadinya rata kanan)
Dan Dan Did
Maka adalah pasir
Maka adalah batu
Adalah bayang
Adalah air
Dan ini dan itu dan engkau dan aku: Dan Dan did
Di sana pasir di sini pasir di sana batu di sini batu
Di sana bayang di sini bayang di sana ar di sini air
Siapa itu?
Maka adalah lengang
Terkepung dalam beragam makna di mana aku ada
Dan sebagaimana biasa aku pun lupa sesuatu
Yang tak kutahu:
Indandid indekandekid indekandekudeman
indandid
Kaulah itu
Yang membasuh kaki yang membasuh bumi
Yang ada dan tak ada yang hilang tak hilang jauh
tak jauh
Di pasir di batu di bayang di air di sunyi di situ di
sana di sini
Di mana aku?
Kuraba anumu
Kusapa jua diriku
Kanak-kanak dan kupu-kupu
Yang di kakimu itu: Dan dan did
Indekandekid indekandekundeman indandid
1971
-AF-
Sip. Mantap! Akan ditambahkan... :)
HapusSaya anak dari Alm ibrahim sattah. Saya punya koleksi buku" Alm & foto asli, kalo ada yg berminat bisa invite bbm sy 580ddc87.
BalasHapusAnak yang mana? Kok saya yang anak kandung tak kenal...
HapusHalo mbak Tien.. saya sangat menyukai puisi Pak Ibrahim. Apakah ada karya bapak yang berjudul sembilu? 🙏
HapusBuk Tien ini anak kandung alm. Ibragim Sattah. Saya kbtlan tgal d tmpat alm. Ibrahim Sattah
HapusMaksudnya bukan minat dijual yaa, tapi siapa tau ada yg sekedar mau mengenal beliau lbh dekat lewat buku" koleksinya & langsung dengan keluarganya.
BalasHapusMakasih banyak, Mas, atas kesediaannya membuka informasi tentang diri dan karya penyair alm. Nah, para pecinta puisi, silakan bagi yang ingin mengkaji lebih serius bisa menghubungi Mas Afandy Arf lewat pin BBM di atas. Semoga bisa terbantu. Sekali lagi terima kasih dan salam takzim saya.
BalasHapusTerimakasih atas apresiasinya pak M.Nahdiansyah Abdi. Saya anak kandung beliau, tak mengenal Afandy yang mengaku sebagai anak kandung. Insya Allah saya akan bagikan buku beliau dalam waktu beberapa hari lagi -mengenang haul beliau- secara gratis lewat akun fb saya Tien Triani Sattah.
Hapus#Tabik
Mohon info, dimne Boleh dapatkan buku2 kupulan puisi alm ini....
HapusSye inbox ke akun fb Wira Sattah yg same bermastautin di Batam tapi, tak direspons
Kalo gitu coba coba hubungi akun fb Tien Triani Sattah. Siapa tahu beliau bisa membantu...
Hapusapa maksud dari puisi *KAU* dalam karya ibrahim sattah??
BalasHapusMohon koreksi Untuk Puisi Dan Dan Dit
BalasHapusTerkepung=Terkapung
Jauh tak jauh = Jauh tak jarak, dekat Tak sentuh
Puisi puisi Ibrahim Sattah hampir mirip dengan Karya karya Sutrdji Cholzum Bachri dua-dua dari Riau….apakah mereka satu generasi saling membaca dan saling mempengaruhi…..saya suka mereka.
BalasHapus