Data buku kumpulan puisi
Judul : A
Penulis : Isnaini Shaleh
Publikasi : I, Desember 2010
Penerbit : self
publising
Tebal : 18 halaman .pdf
(29 puisi)
Link download ebook :http://shaleholic.com; http://id.scribd.com/doc/45508921/Kumpulan-Puisiku
Beberapa pilihan puisi Isnaini
Shaleh dalam A
Amandit
Sungai amandit
Meliuk seperti ular
Berwarna kopi susu
Melewati hijau daun
Membentur batu terjal
Membelah jantung
kota Kandangan
Membawa bangkai hutan
Terbalik
Atas jadi bawah
Bawah jadi atas
Baik jadi buruk
Buruk jadi baik
Penjahat ingin jadi pejabat
Pejabat malah jadi penjahat
Binatang ingin jadi manusia
Manusia malah jadi binatang
Karena nurani jadi
nafsu
Malaikat
Hitam
Kau datang dengan segala janji
Menabur berbagai harapan
Memberi segala yang diperlukan
Berjalan dengan penuh kejujuran
Namun ternyata cuma luarnya
Hanya ragamu berbalut jubah putih
Tidak jiwamu
Pemberianmu penuh pamrih
Berharap bisa terpilih
Malaikat hitam
Kini tertawa riang
sambil ongkangan di kursi empuk
menikmati hasil jualan janji
yang sulit ditepati
Niat
Bulan ampunan telah tiba
Berbondong meminta belas-Nya
Putih hitam sama rata
Bersujud dan menangis di hadapan-Nya
Raga begitu sama
Tertutup tak terlihat dosa
Hanya hati tak tertebak
Kesungguhan atau kepuraan
Bulan bahagia datang menyapa
Berbondong merayakan kemenangan
Putih hitam masih sama
Bersujud dan menangis di hadapan-Nya
Raga tak lagi sama
Ada tertutup tak terlihat dosa
Ada tertutup tapi telanjang
Hati telah tertebak
Kesungguhan bagi jiwa suci
Kepuraan bagi insan
munafik
Cinta
Tergores pena
asmara
Pada kertas
putih
Hingga terlukis
warna-warni
Tuliskan kata
penuh diksi
Merangkai penuh
makna
Ungkapkan hati
penuh rasa
Keluar dari
nurani
Terucap sebuah
kata
Aku cinta padamu
Mati
Angin tak lagi
berbisik
Bulanpun tak
tersenyum lagi
Keramaian
berubah jadi kematian
Sunyi
Sepi
Sendiri
Tak ada yang
menemani
Kecuali nurani yang hampir mati
Merindu (Renungan Kesunyian)
Hitam dan gelap
mewarnai malam
Bulan menatap
bumi disertai bintang
Menggetarkan
jiwa yang sunyi
Menghadirkan
cahaya dalam gelapnya hati
Menerobos mimpi
Menghujat tidur
Sunyi dan sepi
Hanya berteman
bayangan
Dengan iringin
musik jangkrik
Melamun
Merenung
Menatap sebuah
foto
Berharap ia
jadi nyata
Bukan sekedar harapan semu
Tidur
Mata terpejam
Senyum mengembang
Tidurmu begitu
tenang
Tak ada ngorok
tak ada ngigau
Hanya
menelentang
Berselimut kain putih
Kertas
Hidup bagai kertas
Bisa terisi tulisan, gambar atau titik
Putih, warna pertama yang tercoret
Selanjutnya crayon kehidupan ikut mewarnai
Ada hitam, hijau, biru atau merah
Banyak warna yang dicoretkan
Tergantung si pemilik kertas
Ketika salah mencoret
Maka kertas dirobek
Diinjak atau diremas
Ketika coretan benar
Kertas bisa jadi lukisan
Jadi puisi
Jadi buku
Bahkan jadi uang
Hidup bagai kertas
Warnailah ia sesuai hatimu
Padukan imajinasi agar
terlihat indah
Tentang Isnaini Shaleh
Sayangnya tak ada biodata penyair di ebook ini. Tapi saya teringat
sesuatu, ya ternyata si penyair ada dalam antologi sastra, Bunga Penyejuk Hati (2007) diterbitkan kerjasama PBS FKIP Unlam dan
DIVA Press. Buku kumpulan puisi dan cerpen, yang dieditori oleh Daud Pamungkas
dan Sainul Hermawan itu dihantar oleh
Nenden Lilis A, penulis yang juga staf pengajar di Universitas Pendidikan
Indonesia. Jadi begini biodatanya: Isnaini Shaleh lahir di Banjarmasin, 15 April 1985. Namun dibesarkan di Kandangan hingga
selesai pendidikan tingkat SMA. Saat buku di atas terbit, ia sedang
menyelesaikan studi di FKIP Universitas Lambung Mangkurat. Dia pernah menulis
beberapa esai dan puisi di Banjarmasin
Post dan Radar Banjarmasin.
Catatan
Lain
Sebenarnya Ebook
ini memberi inspirasi kecil bahwa kumpulan puisi tidak harus dicetak dan
diterbitkan oleh penerbit-penerbit itu. Ini menjadi salah satu jalan bagi puisi
untuk menemui publiknya. Untuk bisa menerbitkan buku, seringkali harus bersaing
dengan nama-nama besar atau jika diterbitkan secara indie, keluar uang tidak
sedikit. Terus terang saya senang berjumpa dengan ebook ini. Tentang
puisi-puisi di dalamnya, saya katakan, ia masih akan terus berkembang
seandainya tidak berhenti hanya di sini. Ini merupakan puisi pemula yang akan
terus menjadi jika terus diasah. Sesungguhnya saya senang dengan pengakuan yang
ditulis dalam pengantar: (saya akan kutip dua paragraf)
“Adanya buku kumpulan ini, saya berharap bisa
memacu diri saya pribadi untuk tetap menyukai puisi. Jujur, saya merasa sejak
selesai kuliah, sepertinya selesai juga imajinasi kata-kata yang dulu pernah
saya miliki. Rutinitas kerja itulah salah satu yang membuat saya merasa tak
punya waktu lagi hanya sekedar untuk menulis dan berpikir satu bait saja.
Walaupun alasan seperti itu dianggap klasik bahkan dianggap alasan yang tipis
tapi itulah kenyataannya. Saya masih belum mampu membagi waktu antara kerja
dengan menulis kata-kata puitis.
Huruf A, adalah nama dari kumpulan puisi ini.
Kata itu tidak memiliki makna khusus bahkan dalam kumpulan puisi sendiri kata
itu tidak ada menjadi judul puisi. A sendiri dianggap sebagai awal dari abjad
dan berharap buku kumpulan puisi ini menjadi awal bagi saya untuk kembali
menulis puisi.”
salam hangat dari kami ijin informasinya dari kami pengrajin jaket kulit
BalasHapus