Data buku kumpulan puisi
Judul: Cahaya-Cinta, SULUK MAHARDIKA
Penulis: Saiful Anam
(Satria Mahardika)
Penerbit: Cahaya
Nusantara, Banyumas, Jawa Tengah
Cetakan : I, Agustus 2015
Tebal : xiv + 330 halaman (232 puisi)
ISBN : 978-602-7731-55-4
Editor : M. Alwi Fuadi
Pelukis cover : Nasirun
Desain cover : CNstudio
Pewajah isi : Hendri Purbo Waseso
Pengantar : KH. Slamet
Effendy Yusuf
Untuk bagian puisi, Suluk
Mahardika terbagi atas 7 sub bagian, yaitu Cahaya Keagungan (30 puisi), Kesatuan
Gerak Semesta (40 puisi), Tapal Batas
di Ruang Hidup (55 puisi), Wanita dan
Warna Indah Kehidupan (20 puisi), Cahaya
Cinta (29 puisi), Menapak Peradaban
Leluhur (32 puisi), Kemerdekaan
Negeri (23 puisi) + 3 puisi yang menjadi pembuka di bagian lain.
Beberapa pilihan puisi
karya Saiful Anam dalam Suluk Mahardika
# Laku Jalan Trabas
Ruang hidup ibarat
belantara lebat yang penuh dengan ancaman…
Tak mudah untuk melalui-nya
dan sampai pada tujuan…
Sejumlah jalur tersedia
untuk dapat mencapai tujuan…
Terdapat juga jalur khusus
yang tersembunyi…
Medan begitu berbahaya
penuh resiko…
Dalam perjalanan mencapai
tujuan…
Membutuhkan daya untuk
dapat melangkah…
Tekad serta kewaspadaan
juga sangat penting untuk berjejak…
Apalagi menapak di jalan
trabas (jalur khusus), yang hanya
berpetunjuk singkat;
Mlaku, madep, mantep, mbudeg lan micek…
Kita harus mlaku
(berjalan) untuk dapat sampai pada tujuan…
Langkah harus madep
(mengarah atau tetap ter-tuju) pada titik
utama, yang menjadi tujuan dalam
proses perjalanan…
Gerak langkah harus tetap mantap
(menapak dengan kuat), meski
banyak rintangan yang
mengaburkan arah tujuan…
Bersiap mbudek
(menjaga pendengaran dari suara sumbang yang
merusak), karena hembusan
angin kencang melahirkan suara dan
gelombang, bisa
menggoyahkan dan menumbangkan langkah…
Micek (menjaga pandangan) menjadi cara untuk menghadapi
ragam tipu daya dan bayang
semu, yang memenuhi dan menghiasi
sepanjang jalan…
Laku urip ing kahuripan…
Tumuju ing ndalem
kerso-nipun Gusti kang akaryo jagad…
20 Juni 2010
# Diam
Berbagi dalam diam…
Bersuara dalam diam…
Bergerak dalam diam…
Mengerti dalam diam…
Memahami dalam diam…
Membangun dalam diam…
Diam dalam dekap…
Diam dalam hening…
Diam dalam kerinduan…
Melihat dengan diam…
Membaca dengan diam…
Merasakan dengan diam…
Diam melebur…
Diam membatu…
Diam membangun…
Dalam diam, merajut…
Dalam diam, menyemai…
Dalam diam, menyelam…
Hidup dalam kediaman,
menata keindahan…
Hidup dalam kediaman,
menikmati kedamaian…
Hidup dalam kediaman, merasakan
kedalaman hidup…
22 Mei 2014
# Eling lan Waspodo
Saat di tengah labirin yang
tergelar…
Kesadaran atas jadi diri
begitu penting…
Untuk dapat melintas di
alur yang rumit…
Wasiat leluhur Jawa: “eling
lan waspodo” …
Eling atau ingat, akan asal
dan tujuan hidup…
Waspodo atau waspada, pada
tiap gerak dan jengkal langkah…
Eling lan waspodo…
Begitu penting dalam
menapak dan menjalani proses kehidupan…
6 April 2010
# Terkesan Sama, tapi Berbeda
Bentuk tulisan, bacaan dan
suara-nya sama…
Sama menyebutkan-Nya…
Sama mengungkap asma-Nya…
Sama-sama
mengatas-namakan-Nya
Namun…
Niat kadang dapat
membedakannya…
Kesungguhan juga dapat
membedakannya…
Hasil menjadi pembeda bagi
yang terkesan sama…
Motif yang berbeda
menghasilkan sesuatu yang berbeda…
Nafsu yang menderu memacu
malapetaka bagi kehidupan…
Rasa yang bening mengalir
menjadi nafas di ruang kehidupan…
11 Maret 2013
# Mantra dan Sabda Semesta
Mengalun ke dalam sanubari…
Memahatkan tanda pada
takhta hidup…
Menggelegar menggetarkan
dinding jiwa…
Meleburkan harap dan takut
yang menyelimuti…
Membawa pada kepasrahan
dalam kesatuan hidup…
Kidung langit…
Terlantun menjelma menjadi
sabda semesta…
Membawa kabar kerinduan
dalam kesatuan cinta…
Mengalun dalam paduan irama
alam yang mendayu…
Memberi isyarat adanya daya
yang melingkupi kehidupan…
Bergema gelora rindu…
Alam berenjana menari
dengan genderang yang bertalu…
Dentuman magma dan deru
gelombang menyelaraskan nada…
Getar perut bumi turut
menahan rindu yang kian membuncah…
Menggelinjang dalam gerak
yang terbangun sinergi penuh energi…
Sabda semesta…
Mengukir keyakinan di perut
bumi untuk menjaga kesatuan cinta
pada langit…
Kesetiaan bumi dalam
pengabdian pada langit, lengkap dengan
kasih dan kesabaran…
Kesatuan bumi dan langit
dalam ikatan cinta, mewujud gerak pada
kehidupan alam…
Tanda cinta semesta,
terpahat pada prasasti hidup di kedalaman
perut bumi…
Saat melantunkan prasasti
hidup dari perut bumi, akan menjelma
menjadi “mantra” …
Mantra yang mampu
menggetarkan dinding langit serta
melahirkan sabda semesta…
Mantra dan sabda mengalun
dalam kesatuan cinta, bersama
dengan gerak semesta…
17 Februari 2014
# Keindahan yang Sederhana
Keindahan…
Terbangun dari gugus yang
sederhana…
Sebagaimana cinta yang
lahir dari rahim suci kehidupan…
Tanpa kata…
Begitu sederhana…
Mengurai nilai penuh makna…
Bening tanpa warna…
Menyelimuti aneka ragam
warna…
Keindahan hadir dari rahim
kebahagiaan…
5 Desember 2012
# Suluk Mahardika
Hong…
Kosong dalam keberadaan-Mu…
Hidup berada dalam
kehidupan-Mu…
Semesta mewujud atas
keagungan-Mu…
Awal dan akhir bersimpul
pada dzat-Mu…
Dzat yang tunggal…
Bertahta dalam singgasana
keabadian…
Maha-daya dalam mencipta
kehidupan…
Meliputi segala ruang hidup
tanpa batas…
Membangun garis edar atas
semua gerak…
Menggelar, menata dan
menggulung jagad…
Dzat yang tunggal…
Tergelar jagad dalam
peraduan cinta-Mu…
Terbangun gerak hidup atas
kasih sayang-Mu…
Terwujud keselamatan atas
curahan keridloan-Mu…
Tersuguh keindahan sebagai
perwujudan atas rahmat-Mu…
Terlahir kemuliaan yang
hadir sebagai tanda atas keberkahan-Mu…
Dzat yang tunggal…
Bunga-bunga cahaya
membiaskan kilau cahaya-Mu…
Bunga-bunga cahaya mekar
menjadi rahmat-Mu di muka bumi…
Bunga-bunga cahaya mekar
menebar aroma wangi keagungan-Mu…
Bunga-bunga cahaya tumbuh
menunjukkan kesempurnaan
keindahan-Mu…
Bunga-bunga cahaya
berkembang mengabarkan risalah atas
kesucian cinta-Mu…
Bunga-bunga cahaya tumbuh
kembang dalam kasih-Mu, hidup
sebagai kekasih-Mu…
***
Salam rindu pada-mu
bunga-bunga cahaya…
Bunga yang menebarkan aroma
wangi surgawi di hamparan bumi…
Bunga yang mekar menjadi
perhiasan penuh kemuliaan di muka bumi…
Bunga yang menerangi ruang
persinggahan hidup yang gelap dan remang…
Bunga yang hidup dengan
kelembutan kasih serta bergerak dengan
arif dan bijak…
Salam rindu pada-mu
bunga-bunga cahaya…
Kilau cahaya-mu yang penuh
kasih membuka mata hati…
Kilau cahaya-mu menjadi
penerang jalan hidup yang penuh liku…
Kilau cahaya-mu menyingkap
selimut remang yang penuh bayang semu…
Keberadaan serta gerak
hidup-mu, menjadi jejak perjalanan hidup
di muka bumi…
Salam rindu pada-mu
bunga-bunga cahaya…
Mekar dari benih cinta yang
terjaga dalam jiwa yang merdeka…
Lahir dan dihidupkan
menjadi bunga cahaya yang indah bagi alam
semesta…
Bunga cahaya bersinar di
berbagai penjuru bumi, sebagai wujud
nyata atas kasih-Nya…
***
Dzat yang maha hidup…
Tata gelar kehidupan berada
dalam kehendak-Mu…
Semua daya dalam hidup
bersumber pada maha daya-Mu…
Segala hal yang ada di
seluruh ruang kehidpan adalah kuasa-Mu…
Meliputi semua kehidupan
jagad ageng dan jagad alit tanpa batas
ruang dan waktu…
Dzat yang maha hidup…
Keberadaan-Mu adalah
kenyataan yang nyata…
Kasih sayang-Mu menjadi
anugerah hidup yang menjaga…
Begitu agung dan indah
gerbang kerajaan-Mu yang tiada bertepi…
Kesucian-Mu membasuh kilau
cahaya yang menghias tahta
kerajaan-Mu…
Kemuliaan-Mu mengucurkan
rahmat yang begitu berharga dalam
kehidupan…
Dzat yang maha hidup…
Bismillah – Lillah – Billah
– fillah…
Kusebut “Alloh” sebagai nama
dzat-Mu yang maha segalanya…
Nama yang menjadi tanda dan
kelambu agung atas keberadaan
dzat-Mu…
Sebuah nama yang terpahat
pada kelopak bunga cahaya yang
bersinar terang…
Nama yang terukir di alam
lahir, di tengah berdiri tegak sebagai
pancer kehidupan…
Sungguh…
Tiada daya tanpa ada
kehendak-Mu, hidup-ku menjadi wujud atas
Keberadaan-Mu…
Karena-Mu aku menjadi ada,
terlahir dan hidup di dalam sistem
kehidupan…
Nafas-ku berhembus dalam
cinta-Mu yang menjadi nafas bagi
kehidupan…
Gerak dan langkah-ku berada
dalam selimut kasih sayang-Mu…
Jalan hidup-ku mengikuti
alur kisah dalam sajadah-Mu…
Sungguh…
Hanya pada-Mu, kuberserah
atas hidup dan mati-ku…
Hanya pada-Mu, kubersandar
menjalani hidup-ku…
Hanya pada-Mu, tujuan dalam
persembahan-ku…
Sungguh…
Ku memohon perlindungan
hidup pada-Mu…
Ku memohon petunjuk dan
tuntunan-Mu…
Ku memohon cahaya kemuliaan
kasih-Mu…
Ku memohon daya kekuatan
dari-Mu…
Ku memohon keselamatan
pada-Mu…
Sungguh…
Ku memohon untuk dapat
menjalankan hidup sebagaimana
tujuan-Mu mencipta-ku…
Ku memohon ampunan atas
segala kelalaian dan kesalahan dalam
gerak hidup-ku…
13 Juni 2014
# Salam Cinta Sepenuh Jiwa
Tersemai
benih cinta dalam kehidupan…
Terangkai
kata cinta dalam bait kehidupan…
Tertuang
kisah cinta dalam liku-laku kehidupan…
Terajut
makna cinta dalam deru nafas kehidupan…
Terlantun
bahasa cinta dalam gerak rasa kehidupan…
Terbangun
singgasana cinta dalam ruang kehidupan…
Terpahat
prasasti cinta pada dinding batu peradaban…
Noktah
cinta menjadikan-ku hidup dalam kehidupan…
Gerak
cinta melahirkan hidup-ku dalam keagungan dan keindahan…
Bersenyawa
dengan cinta dalam kehidupan, yang meliputi ruang dan waktu…
Banyak
yang latah mengatakan cinta, tak banyak yang mampu mengungkapkannya…
23 Desember 2013
# Sajadah Cinta
Dalam
gelaran sajadah cinta…
Nafas
cinta mengalun lembut…
Mencipta
bening energi hidup…
Menyemai
benih di ruang kehidupan…
Berlapis
lembut kabut yang menyelimuti…
Berpadu
dalam tujuh ruang dimensi penuh warna…
Risalah
cinta menuang keindahan…
Sari
cinta di kahuripan begitu lembut…
Mengungkap
keindahan dan kebahagiaan…
Terbangun
penuh harmoni, merajut indah warna dunia…
Berpadu
ragam bahasa, budaya dan warna kulit di ruang kehidupan…
Keragaman
dalam kesatuan lantunan bahasa rasa, terpintal dalam
sajadah
cinta…
30 November 2013
Wanita & Warna Indah Kehidupan
Pada diri wanita…
Tersuguh jalan cinta…
Tergelar sajadah kasih…
Terdapat benih kehidupan…
Tersimpan kemuliaan hidup…
Lembut kasih wanita…
Mengurai kebekuan jiwa…
Merajut keindahan hidup…
Menghias laju peradaban…
Wanita…
Hadir menampung ragam kisah…
Hidup dengan balutan aneka warna…
Aneka warna yang menawarkan corak kehidupan…
Aneka warna yang menjadi tanda bagi jalan hidup…
Aneka warna yang juga kerap menjerat gerak jiwa…
27 Juli 2014
# Menapak di Jalan Sunyi
Jalan sunyi…
Menjadi jalan rahasia…
Menjadi jalur laku utama…
Dipenuhi aneka warna bunga…
Berselimut lembut aroma
bunga…
Melalui jalan sunyi…
Irama langkah terus
mengalun…
Mengikuti petunjuk peta
sang fajar…
Peta yang terpahat pada
lembar kehidupan…
Menapak di jalan sunyi…
Menelusuri jejak bebatuan…
Menuju istana tempat cinta
bertakhta…
Kesunyian…
Membalut ruang hening…
Memadu rasa yang berdesir…
Melantunkan nada kehidupan…
Mengiringi langkah yang
berjejak…
Gerak rasa larut dalam
kesunyian…
Kesunyian melantunkan
kidung cinta…
Kidung cinta mengalir
bening pada rasa…
Beningnya rasa menyuguhkan
rangkaian aksara…
Aksara yang terpahat pada
lembaran peta kehidupan…
31 Desember 2012
# Warisan Luhur Leluhur
Di tempat leluhur bersama sedulur…
Leluhur yang menjadi obor
bagi lelaku…
Lelaku bangsa Jawa yang
luhur dan mituhu…
Mituhu dalam kehendak Gusti
yang maha-agung…
“Merga manungsa makhluk
kang agung ing ndalem gelaring
jagad…”
Jiwa – Jawa menjaga “rasa
lan rumangsa”…
Jiwa – Jawa menyemai
kelembutan rasa…
Jiwa rumangsa yang menjaga
kesadaran diri…
Jiwa yang mengerti dan
memahami hakekat hidup…
Bahasa rasa mengalir dalam
pitutur luhur…
Mengurai dan meresapkan
nilai dalam laku…
Menata laku seirama dengan
gerak semesta alam…
Menjadi tanda luhur atas
warisan mulia para leluhur…
Menjalani hidup penuh
kesadaran dengan kedalaman rasa…
Cahaya hidup menjadi
penerang jagad…
Mewujud pada diri manusia
yang agung…
Menjaga laras perpaduan
gerak alam…
Menyatu dalam kesatuan
hidup…
Menjadi saka bagi semesta…
Mbrojol soko selaning garu…
Jati ning jati soko guru
jati, kang mbabar lan ndadari…
Nir kalis ing sambi kolo…
“Merga kinayungan
rahayu-ning Gusti kang murbeng dumadi” …
3 Juni 2013
# Banyubiru dan Saripo-aji
Menapak di bumi perdikan…
Menyibak lembaran kisah
leluhur…
Merajut kembali tali
persaudaraan…
Menyalakan kembali obor
yang luhur…
Salam mengetuk pintu…
Ramah dan hangat menyambut…
Berpadu dalam peluk di
ruang sederhana…
Mengungkap kedalaman rasa
di Banyubiru…
Saudara tua teguh menjadi
pamomong luhur…
Menjaga obor leluhur yang
menerangi ruang sekitar…
Menyerap jernih dan
beningnya banyu-biru yang terjaga…
Menyemaikan kearifan yang
sejuk dalam bingkai kebajikan…
Mengikuti langkah jiwa
luhur yang menempuh jalan hidup kautaman…
Banyubiru, menjadi tanda
bumi merdeka…
Banyubiru, bening menyimpan
risalah hidup…
Banyubiru, kedalamannya
menjaga Saripo-aji…
Banyubiru, dengan tenang
mendekap erat tongkat jati…
Aroma wangi menyelimuti
pusaran leluhur…
Berseri bunga hati, tumbuh
penuh keindahan…
Berkibar Saripo-aji,
membawa kelembutan hati…
Berdiri tegak tongkat jati,
menjadi tiang penyangga Saripo-aji…
Berpadu antara kasih dan
sayang, membangun kehidupan penuh
harmoni…
6 Januari 2012
# Mata Air – Air Mata
Di bawah kulit-nya…
Bumi menyimpan resapan air…
Menyatu dan muncul ke
permukaan melalui alur-nya…
Alur sebagai titik temu
yang menjadi mata air…
Mengalir membentuk jalur di
permukaan bumi…
Mengiringi irama tarian
musim…
Sebagaimana bumi…
Di balik kulit yang
membalut tubuh…
Tersimpan air nan jernih…
Mengalir di permukaan
melalui kelopak mata…
Mengikuti alunan irama
musim…
Musim yang dengan lembut
menyelimuti jiwa…
Air mata…
Sebagai salah satu tanda
kehidupan di jagad alit…
Tersedia selama hayat masih
di kandung badan…
Melengkapi kesejukan rasa
di peraduan jiwa…
Buliran air bening yang
menjadi embun jiwa…
Kebeningan-nya terjaga
dalam linangan…
25 April 2014
# Biru Mempesona
Mengalun nafas penuh cinta…
Menghidupkan jiwa penuh
pesona…
Membangkitkan denyut nadi
kehidupan…
Menyegarkan kelopak bunga
di taman syurgawi…
Sejuk sapa udara berbalut
angin…
Berhembus penuh kesegaran
membasuh jiwa…
Mengiringi pesona malam
yang bertabur bintang biru…
Beralaskan jernih-nya
langit…
Sejernih langit yang
meliputi jiwa suci…
Cahaya kebiruan begitu
mempesona…
Meresap dalam darah yang
mengalir…
Darah para kekasih yang
senantiasa dalam peluk kasih-Nya…
24 Maret 2012
# Membaca Diri
Telah kubaca sejumlah karya…
Saat membaca buku filsafat;
kujumpai berbagai pengembaraan
alam pikir…
Saat membaca beberapa karya
Khalil Gibran; kulihat luasnya
pengembaraan jiwa…
Saat membaca karya
Jalaluddin Rumi; kulihat indahnya tarian
cinta yang penuh totalitas…
Saat membaca karya
Bahauddin Naqsyabandi; kulihat kedalaman
cinta yang terukir…
Saat membaca karya Ibnu
Atha’illah As-Sakandari; kudapati
mutiara-mutiara cinta…
Saat membaca karya Abd
al-Qadir al-Jaelani; kulihat kilau cahya
cinta…
Saat membaca serat leluhur
jawa;
terdapat bening-nya “rohso”
yang menyatu dalam nafas cinta…
Selanjutnya membaca diri-ku
sendiri;
Yang terlihat hanya
buntalan daging yang bau dan gampang
membusuk…
Kemudian berjalan…
Melewati sejumlah medan
dengan selimut musim yang silih
berganti…
Lalu…
Menapak ruang kehidupan…
Berjumpa aneka warna dan
ragam peristiwa;
Berjejak di comberan sampai
lantai licin istana…
Berjalan dari pesisir
pantai sampai puncak gunung…
Berkawan dengan penjahat
sampai dengan agamawan…
Bercengkrama dengan pelacur
sampai dengan tuan putri…
Berjabat dan berbincang
dengan pengemis sampai presiden…
Kujumpai benih cinta pada
mereka semua, dengan kadar yang
berbeda-beda…
25 April 2014
# Menyikapi Laju Keinginan
Segala bentuk “keinginan”
adalah nafsu…
Keinginan baik atau-pun
keinginan buruk…
Keinginan dapat membuat
jiwa menjadi gelap…
Keinginan bersarang kuat di
dalam diri…
Keinginan menjadi jerat
bagi kesucian jiwa…
Nyala keinginan dapat
berkobar membakar jiwa…
Kuatnya keinginan dapat
menjadi gelombang penghancur…
Nyala keinginan bisa
menjadi kekuatan…
Nyala keinginan bisa
menjadi obor penerang…
Nyala keinginan juga dapat
membakar dan merusak…
Nyala keinginan yang
berkobar dapat menghanguskan diri sendiri…
Aneka ragam keinginan
meliputi jiwa…
Tidak mudah untuk dapat
mengelola keinginan…
Tidak mudah mengolah
keinginan buruk menjadi baik…
Tidak mudah juga untuk
mengarahkan keinginan yang baik…
Saat keinginan tak
terwujud…
Amarah menjadi semakin
berkobar
Kekecewaan-pun hadir
mencabik-cabik…
Gerak keinginan begitu lekat dengan kehendak…
Hanya dengan
kasih-sayang-Nya, dapat membaca hal yang lembut…
Diam kadang menjadi
alternatif saat menghadapi deru dan laju
gelombang…
Menanti “hal” yang terbaik
dari-Nya…
24 Juni 2013
# Mekar Bunga Semesta
Jika…
Luasnya langit menjadi
dinding jiwa…
Bumi yang menghampar
membalut raga…
Api amarah telah dibasuh
menjadi bara suci…
Udara menyatu dalam
hembusan nafas kehidupan…
Beningnya air bersenyawa
dengan darah yang mengalir…
Dan…
Cahaya telah menyatu dengan
sumber cahaya…
Hidup dalam kehidupan yang
maha hidup…
Kuasa-Nya mewujud dalam
gerak…
Maka…
Mekarlah bunga alam semesta…
Sebagaimana tujuan IA
mencipta…
31 Desember 2012
Tentang Saiful Anam
Saiful Anam lahir di Desa Kedawung, Kec. Kroya, Kab.
Cilacap, Jawa Tengah, pada 24 Juli 1982. Merupakan anak pasangan Kyai Muslih
Khanafi dan Ny. Mujiatun. Pendiri dan ketua Cahaya Muda Indonesia (CMI), sebuah
organisasi sosial dan kepemudaan.
Catatan Lain
Buku
ini merupakan kumpulan dari 3 genre tulisan. Ada puisi (menghabiskan 190
halaman, dibagi ke dalam 7 sub bagian),
Prosa (1 buah saja, yang diberi judul Menuju Negeri Cahaya (Liku-Laku Bersama Gadis Mawar), menghabiskan
20 halaman), sejumlah tulisan lepas/esai, yang berisi catatan pertemuan dengan
orang-orang/ide-ide seperti Gus Dur, Ahmad Tohari, Guru-guru Tarekat dan
Pesantren, Riwayat Kakek dan leluhur penulis, dll. Kesemua tulisan disatukan di
bawah sub bagian Risalah pada Lembaran
Waktu. Dan bagian terakhir buku ini, dijuduli Bakti untuk Negeri, berisi catatan
atas peristiwa komunal yang dialami penulis.
Oya,
buku ini saya temukan di rak buku ayah saya. Kata beliau, ini oleh-oleh dari
Muktamar NU ke 33 di Jombang, 1-5 Agustus 2015 kemarin. Kata Beliau, ini
dikasih gratis. Terakhir, saya ingin mengutipkan satu-satunya puisi berbahasa
Jawa. Judulnya Menapak Peradaban Leluhur.
Menapak Peradaban Luhur
Cahya Kahuripan
Cahya ing buana…
Hayu ing memayu…
Jaya ing kawijayan…
Remesep ing madu…
Hurip ing kahuripan…
Hong ing kawiwitan…
Mlaku lelaku ing jagad…
Mluku kahanan ing ndalem jagad…
Jagad gumelar kang mbabar kahuripan…
Hurip gumelar ing jagad nata…
Nata rasa, nata cipta lan nata raga…
Sir suci dzat mulya lan raga sempurna…
Suci jaya merta…
Dharma manungsa Nusa-Jawa…
Ndadari kahanan kang jaya binangun…
Ambarukma sumekar ing pagelaran jagad…
Nyebar ganda arum kusuma jatining – jati…
Jati galih kang jejeg dadi piadeg ing
kahuripan…
Semillah kanti nyebut asma dzat kang
murbeng dumadi…
Dzat kang nginayungi karahayon lan
ngreksa
ing kahuripan…
Dzat kang hamengku jagad gumelar lan kang
nggulung jagad…
Sawaji lan nyawiji ing ndalem kersanipun
dzat
kang akaryo jagad…
9 Juli 2014
bagus blogx..mampir di blog ane gan
BalasHapuspantunjenaka1.blogspot.com
Thanks om, sangat bermanfaat :-) :-)
BalasHapusSipp...semoga bermanfaat fiddini wal akhiroh...
BalasHapusSiip Mantap ... Semoga Menjadi berkah Amin
BalasHapus