Data
buku kumpulan puisi
Judul: Bunga Anggrek untuk
Mama
Penulis: Sherly Malinton
Penerbit: PN Balai Pustaka,
Jakarta
Cetakan: 1, 1981
Pengantar: PN Balai Pustaka
dan Sherly Malinton
Hiasan kulit dan dalam:
Nana Resmana
BP No. 2944
Percetakan: PN Balai
Pustaka, Jakarta
Tebal: 48 halaman (37
puisi)
Beberapa pilihan puisi karya Sherly Malinton dalam Bunga
Anggrek untuk Mama
ADA TELAGA JERNIH DI HITAM MATAMU, MAMA
Ada telaga jernih di hitam matamu, Mama
airnya setiap pagi mengaliri putra –putri
dengan tatapan kasih. Saya kira embun pagi yang
menetes pada daun-daun dan air hujan yang menyegarkan
tanaman, bersumber pada air matamu itu.
Ada telaga jernih di hitam matamu, Mama
saya ingin berenang-renang setiap pagi,
menyegarkan tubuh agar cepat menjadi besar.
Dan dapat menggantikan engkau bekerja di dapur. Karena
setiap hari kelihatannya engkau lelah sekali.
Jakarta,
1976
BUNGA ANGGREK UNTUK MAMA
Di pekarangan rumah tetangga
Serumpun anggrek yang manis dan anggun
menyeling di antara dedaunan hijau
hingga nampak serasi dan menarik hati
Kutatap indahmu setiap fajar dan
petang yang cerah, ... wangi harummu
sampai ke jendela kamar
Tante tetangga, menyapa ramah
seakan mengerti maksudku
dipetiknya dua tangkai untukku
Terima kasih, Tante, hari ini kan
kuhiaskan anggrekku di sanggul Mama
April, 1978
DOA YATIM PIATU
Tuhan
beri aku Mama
Tuhan
beri aku Papa
Amin ....!
RINTIHAN DI BULAN SUCI RAMADHAN
Di keheningan malam itu di bulan Ramadhan
Di tepi sebuah jalan yang sepi ....
Terdengar tangisan seorang gadis kecil
Meratapi kepergian ibunya ke alam baka ....
Tak tahan menanggung derita, tiada
sanak tiada saudara.
Hidup terlunta-lunta.
Untuk mencari sesuap nasi ....
Di malam sepi itu
Terdengar sayup-sayup
Si kecil memanjatkan doa
Semoga arwah Ibunda diterima di sisi-Nya
....
Di malam yang sepi di bulan Ramadhan
Seorang gadis kecil bersujud di tepi jalan
Dengan penuh harapan ....
Menanti uluran tangan Insan Pengasih ....
Jakarta, 28 Agustus 1976
BULAN DI LANGIT JAKARTA
Bulan baru seperempat naik
di langit Jakarta
tepat di usia empat lima satu
dan segera pergi dengan diam-diam
saat asap-asap kota menyaput
tipis di depannya
bulan baru seperempat naik
di langit Jakarta
terpupus awan yang memudarkan
warna ketika Jakarta berusia
empat lima satu
dan pucat gemetar kuning
keemasan
lampu-lampu melumatkan merah
dan bulan pun tenggelam
karenanya.
Jakarta, 22 Juni
1978.
ANTARA DUKA DAN CITA-CITA
dalam remang cuaca
nampak sejuta duka
menghias bumi yang gersang
dalam cerah sang surya
menebar harapan
penuh cita-cita di bumi tercinta
Jakarta, September 1977.
DOAKU
Ulangan umum berlalu sudah
tanda berakhirnya keluh kesah
hasil jerih payah selama setahun
kini kunanti dengan tabah
Ya, Tuhan
aku bersujud di hadapan-Mu.
memohon berkat atas usahaku
agar kudapat naik ke kelas enam
April, 1978.
SEORANG ANAK MENGIGAU DALAM
TIDUR, KARENA BONEKA PLASTIK
MAINANNYA PECAH DIBANTING PAPA
Akh jangan Papa, jangan!
Sebenarnya boneka plastik itu tidak bersalah
Taty yang
menyimpannya di atas meja Papa dan
menumpahkan tinta.
Akh jangan Papa, jangan!
Akh ......!
Boneka plastik milikku satu-satunya, kini
telah patah dan kepalanya pecah.
Karena Papa telah membantingnya di lantai,
padahal Taty hanya menyimpannya di atas
meja. Sehingga menumpahkan tinta.
ADAKAH KICAU BURUNG GEREJA ITU DI PAGI INI
Adakah kicau burung gereja itu
di pagi ini, Mama
sehari kemarin ia berhenti
menyanyi
barangkali kehausan, paruhnya
memerah seakan terbakar
adakah burung itu bernyanyi
kembali pagi ini, Mama
karena kemarin paruhnya terluka
dan kakinya patah
setelah dilempar anak-anak nakal
terkapar di tanah
kasihan Mama, kemarin ia ditinggal
teman-temannya lalu kuobati
adakah sekarang ia terbang
bersama kembali?
UNTUK PENJUAL KORAN
Sahabat, apakah kau tak pernah lelah
seharian berdiri di jalan-jalan
dalam hujan debu
dan asap-asap kendaraan?
Suaramu menggugah ....
orang yang serba ingin tahu
“Ada berita apa hari ini?”
Seorang pengemis mati tertabrak!!
mayatnya tergeletak
di tengah keramaian lalu-lintas kendaraan
Berkat kau juga
kegembiraan para petani
dalam memetik hasil panen
sampai kepada kami
Terima kasih, sahabat, terima kasih!!!
MIMPI
Tadi malam aku mimpi bertemu
dengan Papa, Mama
wajah Papa yang sedih
menghampir dan memelukku
Ia berjanji esok lusa
akan tiba
membawa kembang gula
dan hadiah untuk Mama.
Jakarta, Desember 1977
MAMA, ADA ORANG MINTA-MINTA DI PINTU PAGAR
Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar
kasihan sekali. Matanya buta, jalannya meraba-raba
Sherly hanya dapat memberinya sepotong coklat dan
gula-gula. Karena sisa uang jajanku hari ini habis untuk
membeli buku.
Mama, ada orang mita-minta di pintu pagar
kasihan sekali. Tampaknya lapar belum makan dari pagi
barangkali uang belanja masih tersisa. Sebagian dapat
diberikan padanya, untuk membeli sebungkus nasi atau
makanan.
Mama, orang minta-minta itu telah meninggalkan pintu
pagar. Dengan uang yang dua puluh lima rupiah, wajahnya
kelihatan cerah. Ia kembali berjalan tersaruk-saruk
dituntun
oleh tongkatnya menuju rumah tetangga.
SAJAK UNTUK PAPA
Papa, adakah kau serta
menghuni hatiku?
Tatkala haus merasuk dahagaku
kering, tandus menyerpih duka ....
Papa, adakah namaku tertera
dalam bathinmu?
Adakah seserpih hasil yang tersisa buatku?
Sayang Pa, kita hanya dapat bersua dalam angan
hingga gejolak rinduku, pengaduanku
hanya dapat berputar di sekitar mimpi
mimpi ....
BILA BURUNG PIPIT BERSIUL DI ATAP BILIKKU
Bila burung pipit bersiul di atap bilikku
terjagalah aku dari kepulasan mimpi
pertanda pagi menjelang
pipit riang bersiul menyambut
pagi yang cerah
mengiring langkah-langkahku
menuju ke persawahan
bila burung pipit bersiul di atap bilikku
bernyanyi tentang masa panen yang
kan tiba damai sejuk menyiram
kalbu menghapus sejuta duka
membayang seberkas harapan penuh cita
Jakarta, September 1997
AKAN!
Esok lusa akan kumulai menulis puisi
dengan tinta air samudra yang tak pernah kering
Esok lusa akan kuserap semua gerak
di jagat raya ini dan akan kuungkapkan
dalam sebuah puisi
Esok lusa akan kujelajah bintang-bintang
akan kutuangkan dalam puisi
yang maha pendek terdiri dari tiga suku kata
kata: Ku
a
sa
Esok lusa akan kutelusur ladang-ladang mimpi
relung-relung hati para penyair
kan kuurai dalam puisi
Tentang Sherly Malinton
Nama
lengkapnya Sylvia Sherly Maria Catharina Malinton. Lahir tanggal 24 Februari
1963 di Jakarta. Di samping meneruskan
sekolahnya di SMA Negeri III Jakarta, ia aktif bergerak di bidang menyanyi,
melukis, menjadi foto model, main film, juga menjadi penyiar radio swasta
niaga, Prambors.
Khusus
di bidang puisi, ia mulai aktif di sekitar 1976, dengan menulis puisi anak-anak
yang dimuat di surat kabar Kompas, Sinar Harapan, Yudha Sport dan Film, Pelita
dan lain-lain. Puisi-puisi remajanya dimuat di majalah Putri, Gadis, Kartini.
Selain puisi ia juga menulis artikel-artikel.
Kegiatannya
di bidang drama dan film dimulai dengan bergabung pada grup drama Sanggar
Prakarya, pimpinan almarhum Sutjahjono R. Pada tahun 1974 ia terjun ke dunia
film. Film pertamanya adalah “Senyum dan Tangis.” Sampai sekarang sudah kurang
lebih 10 film dibintanginya.
Sempat
pula berperan dalam pembacaan puisi dan pantomim di TVRI, di taman Ismail
Marzuki, di gelanggang –gelanggang Remaja, dan tempat-tempat lain. Buku Bunga Anggrek untuk Mama ini adalah
kumpulan puisinya yang pertama.
(Riwayat hidup pengarang ditulis berdasarkan halaman
belakang buku)
Catatan Lain
Berdasarkan
pengantar yang ditulis penulisnya, salama tiga tahun periode penulisan puisi,
yakni tahun 1976, 1977, dan 1978, telah menghasilkan puisi-puisi yang dimuat
dalam harian “Pelita”, “Sinar Harapan”, “Gala”, “Majalah Kucica”, dan “Majalah
Fajar” di sekolah Sherly. Bagi penulisnya, penerbitan buku puisinya yang
pertama ini mempunyai arti yang sangat penting. Ia berharap buku ini membantu
meningkatkan rasa cinta terhadap seni sastra, khususnya di kalangan anak-anak.
Sedangkan pada pengantar yang ditulis penerbitnya, buku ini diterbitkan dengan
maksud mengisi kekurangan buku bacaan anak-anak, khususnya di bidang puisi.
Mengenai
buku ini, sebenarnya bukan pertama kalinya saya memegang buku ini. Sebelumnya
saya pernah memegang dan membaca sekira 2 puisi dari kumpulan ini ketika
dipinjamkan kakak saya. Kalau tidak salah puisi yang saya baca itu yang
judulnya Seorang Anak Mengigau dalam
Tidur, karena Boneka Plastik Mainannya Pecah Dibanting Papa dan Rintihan di Bulan Suci Ramadhan.
(AHMAD FAUZY)
boleh saya minta kontak bapak ? saya ingin bertanya mengenai sumber sumber buku yang anda poskan di blog ini karena saya tertarik untuk meminjamnya untuk keperluan skripsi saya :) trims
BalasHapuswaduh, masalahnya buku ini bukan punya saya. saya pun cuma pinjem,dari perpus pula. begini saja, silakan cantumkan e-mail anda di kolom komen, semoga urusanx bisa diurus.
Hapusoya, ngomong2 buku yg anda maksudkan itu buku d post ini atau juga bukubuku lain yg ada d blog ini? jika ingin meminjam atau bertanya sumber buku, silakan hubungi admin blog ini via email di: m.nahdiansyah.abdi@gmail.com.semoga bisa bantu :)
HapusSajian sajian puisi selalu asyik...
BalasHapussaya sangat senang dapat puisi anak-anak ini...sangatbermanfaat
BalasHapusTerima kasih, Kang. Puisi anak memang sering memesona kita yang "mantan" anak-anak ini... :)
HapusApakah Anda tau apakah pengarang buku puisi tersebut masih hidup atau sudah meninggal?
BalasHapusMasih, baru bberapa hari lalu berita beliau muncul di beranda google, beliau skrang tinggal di amerika brsma kluarga bahagia nya, dan masih sehat walafiat.. klo yg anda maksud ibu sherly malinton
Hapus