Minggu, 01 Juni 2014

Syamsiar Seman: TAMAN SI MUSLIM KETJIL

  
Data buku kumpulan puisi

Judul : Taman Si Muslim Ketjil
Penulis : Sjamsiar Seman
Penerbit : Mido, Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Tjetakan : I, (1963?)
Rentjana Kulit dan Hiasan : Sjamsiar Seman
Tebal : 36 halaman (30 sadjak)

- 30 buah sadjak keagamaan untuk anak-anak umur 8 sampai 12 tahun -

Beberapa pilihan puisi anak karja Sjamsiar Seman dalam Taman Si Muslim Ketjil
(Penulisan menggunakan ejaan lama, sesuai buku)

Berwudhu

Si Muslim Ketjil sudah pandai berwudhu.
Berwudhu, mengambil air sembahjang.
Dia sering melihat ajah dan ibu.
Berwudhu sebelumnja pergi sembahjang.

Air wudhu harus baik!, kata si Muslim.
Dia rupanja sudah tahu.
Djika air wudhu terpakai kita.
Wudhu itu mendjadi sia-sia.

Si Muslim Ketjil sedang berwudhu.
Niatnja djuga dia sudah tahu.
Disiramnja muka dan tangan.
Ubun-ubun, telinga kiri dan kanan.
Tak lupa pula kedua kaki.
Kesemuanja itu dalam tiga kali.

Kearah kiblat si Muslim berdiri.
Tangan diangkat tersusun djari.
Ia mendo’a kepada Ilahi.

Doanja itu pendek sadja.
Karena itu ia telah hafal sadja.

Si Muslim Ketjil pandai sekali
Ibu dan bapaknja bersenang hati.

Nb. Versi terbitan 1978, penerbit Djambatan: Jika air kotor terpakai kita (bait 2, baris 3); Kesemuanya itu diulang tiga kali (bait 3, baris 6); Doanya pendek saja (bait 5, baris 1). 



Sembahjang

Si Muslim Ketjil pakai kopiah.
Berbadju putih sarongnja indah.
Ibunja heran melihat si Muslim.
Berlagak seperti orang jang alim.

Mau kemana engkau Lim? tanya ibu.
Pergi sembahjang! si Muslim Ketjil berseru
Ibu ketawa karena gembira
Hatinja senang tidak terkira

Si Muslim Ketjil sudah pergi
Disana kawan2nja sudah menanti
Si Bujung, si Udjang, si Karli.
Si Toto, si Kadir dan banjak lagi.

Pergi kesurau tudjuan mereka.
Berkawan-kawan bersama-sama.
Turut sembahjang berdjemaah.
Menjembah Tuhan memudji Allah.

Mari kita sembahjang!
Mulai sekarang!

Mari sembahjang!
Mari sembahjang!

Nb. Versi terbitan 1978: Mau ke mana engkau Muslim? tanya ibu (bait 2, baris 1);


Maulud

Maulud artinja dilahirkan.
Maulud Nabi kita, Nabi Muhammad.
Tanggal duabelas, bulan Rabi’ul awwal.
Dirajakan dengan penuh hidmad.

Nabi dilahirkan dikota Mekah.
Oleh ibu beliau Siti Aminah.
Bapak Abdullah meninggal dunia.
Nenek, Abdulmuthalib memelihara.

Ketika ketjil djadi gembala.
Kemudian pedagang jang dipertjaja.
Selalu bidjaksana dan disegani.
Muhammad digelari dengan Al Amin.

Isteri beliau Siti Chadidjah.
Tiga putera, Kasim, Ibrahim dan Abdullah.
Empat puteri, Zainab dan Rokajah.
Umu Kalsum dan Fatimah.

Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.
Empat orang sahabat Nabi.


Bersahabat

Si Muslim Ketjil banjak sahabat.
Si Muslim Ketjil banjak berkawan.
Ada laki-laki dan ada perempuan.
Besar ketjil sama-sama djadi teman.

Si Muslim Ketjil bersahabat.
Mereka selalu sepakat.

Orang bersahabat tidak berkelahi.
Orang bersahabat tidak membentji.
Orang bersahabat berbaik hati.
Orang bersahabat berbaik budi.

Djika bersahabat bertolong-tolongan.
Pekerdjaan berat mendjadi ringan.

Ada si Udin disebelah rumah.
Ada si Amin tetangga sebelah.
Ada si Titi dan Siti diseberang.
Semuanja sahabat jang senang.

Kalau ada sahabat dekat.
Hati jang rusuh dapat terobat.


Mengundjungi Orang Sakit

Bila ada jang sedang sakit.
Keluarga, famili atau saudara.
Baik teman, sahabat atau tetangga.
Kita membuang waktu barang sedikit.
Berkundjung menemuinja.

Hati si sakit harus digembirakan.
Kepadanja diberikan hiburan.
- kabar-kabar jang menjenangkan.
- tjerita-tjerita jang indah.
- bitjara jang gembira.

Bagi si sakit kita do’akan.
Semoga sakitnja lekas disembuhkan.
Kepada Allah kita mohonkan.

Kebaikan kita besar harganja.
Bagi si sakit akan kesehatannja.
Dan Allah memberikan pahala.


Puasa

Bulan puasa bulan Ramadhan.
Jaitu bulan jang kedelapan.
Berpuasa itu wadjib bagi kita.
Bagi umat Islam semua.

Puasa itu tak boleh makan.
Puasa itu tak boleh minum.
Tak boleh berkata-kata sembarangan.
Harus tertib, baik dan sopan.

Si Muslim Ketjil mulai berpuasa.
Mula-mula sangat pajah terasa.
Dia selalu berbaring-baring sadja.
Dia berkata:
- saja haus!
- saja lapar!
- saja pajah!

Tapi achirnja si Muslim Ketjil,
berpuasa sudah biasa.
Dia berkata:
- saja berpuasa!
- saja tidak haus!
- saja tidak lapar!
- saja tidak pajah!

Mari berpuasa!
Mari berpuasa!


Dengan Nama Allah

Bismillah artinja
dengan nama Allah.
Rahman, artinja jang Pengasih.
Rahim, artinja jang Penjajang.

Bismillah kita utjapkan.
Setiap dimulai pekerdjaan.
Pekerdjaan berat ataupun ringan.
Baik diwaktu siang ataupun malam.

Kita harus katakan:
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim!
Ketika mulai minum dan makan.
Ketika hendak pergi berdjalan.
Ketika ingin tidur istirahat.
Ketika apa apa jang dibuat.

Katakan itu nama Allah.
Semua pekerdjaan mendapat berkah.
Segala perbuatan djadi sempurna.
Djauhkan dosa, tjari pahala.

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim!
Selalu diutjapkan oleh Si Muslim.


Anak Jatim Piatu

Anak jatim tidak berbapak.
Anak piatu tidak beribu.

Sungguh sedih, sungguh malang.
Bila seorang anak,
tidak beribu tidak berbapak.
Dia tidak dapat memanggil bapak.
Dia tidak dapat memanggil ibu.

Anak jatim, anak piatu
Hidupnja bisa telantar.
Bila dia tidak dibantu.

Djika kita sedang bertemu.
Anak jang jatim dan piatu.
Djanganlah dia diganggu.

Islam agama kita.
Kita disuruh agama.
Memelihara anak jatim.
Djangan mendurhakai anak jatim.
Tapi dia harus dibantu.

Nb. Versi terbitan 1978: Jika kita berjumpa mereka (bait 4, baris 1);


Surga dan Neraka

Ada dua buah tempat,
dalam achirat
Surga dan Neraka.

Surge tempat kesenangan.
Tempat keindahan dan keni’matan.
Penuh kedamaian dan keni’matan.
Tersedia segala minuman dan buah2an.
Apa sadja jang diinginkan.

Neraka tempat kepedihan
Tempat pembalasan atas kemaksiatan.
Penuh tangis dan teriakan.
Tersedia segala api panas membawa
Api berkobar-kobar membakar.

Siapakah jang masuk surga?
Siapa sadja jang mulia.
Taqwa kepada Tuhan Jang Maha Esa.
Mendjalankan perintah agama.
Mendjauhi apa jang dilarangnja.

Siapakah jang masuk neraka?
Siapa sadja jang durhaka.
Kafir, tidak ber-Tuhan ingkar agama.
Mengerdjakan kemaksiatan jang tertjela.
Murtad, munafik jang tjelaka.


Iblis dan Setan

Iblis dan setan.
Dia adalah machluk jang djahat.
Dia selalu banjak dengan godaan.
Kepada manusia jang sesat.

Iblis dan setan tak kita lihat.
Tapi dia ada dihati:
- orang jang dengki dan iri hati.
- orang jang djahat dan hianat.
- orang jang kedjam dan pendendam.

Iblis dan setan tak kita lihat.
Tapi dia takut kepada:
- orang djudjur dan baik hati.
- orang jang peramah dan pemurah
- orang jang taat dan beribadat.

Aku berlindung kepada Tuhan.
Kau berlindung kepada Tuhan.
Kita berlindung kepada Tuhan.
Dari godaan iblis dan setan.
Iblis dan setan jang kena radjam.


Kebersihan

Djagalah kebersihan!
Kebersihan sebahagian dari iman.

Kebersihan mendjaga kesehatan.
Kebersihan mendjadi keindahan.
Kebersihan mendjadi kesenangan.

Si Muslim selalu bersih.
Badju, tjelana dan sepatu selalu bersih.
Gigi disikat, mandi setiap hari.
Kaki dan tangan selalu ditjutji.

Si Muslim bekerdja sendiri.
Menjapu lantai, menggosok kursi.
Tempat tidur dibersihkan.
Sampah dihalaman dikumpulkan.
Indah sekali dipandang.
Ibu dan bapak selalu senang.

Bila bersih penjakit hilang.
Bila kotor penjakit datang.

Si Muslim tidak pernah lupa.
Si Muslim tidak pernah alpa.
Karena ia selalu ingat
Kebersihan sebagian dari iman!


Rahman dan Rahim

Allah, Tuhan kita semua.
Allah itu adalah Rahman.
Allah itu adalah Rahim.

Rahman artinja Pengasih.
Rahim artinja Penjajang.

DiberiNja kita matjam2 pakaian.
DiberiNja kita matjam2 makanan.
DiberiNja kita matjam2 pemandangan.
DiberiNja kita matjam2 kesenangan.
DiberiNja kita matjam2 kepandaian.

Dia telah mentjiptakan matahari dan bulan.
Dia tlh. mentjiptakan langit dan tumbuh2an.
Dia tlh. mentjiptakan daratan dan lautan.
Dia tlh mentjiptakan sungai dan pegunungan.
Dia telah mentjiptakan seluruh alam.

Karena Pemurah-Nja itulah kita ada.
Kita berbadan dan beranggota.
Kita bernafas, hidup dan ber-kata2.
Kita bergerak dan berbuat apa sadja.
Allah Maha Pemurah, Tuhan kita.

Nb. Versi terbitan 1978: (bait 4 dipecah dua, baris 4 dihilangkan)- Dia telah menciptakan bulan dan matahari/dia telah menciptakan langit dan bumi//dia telah menciptakan daratan dan lautan/Dia telah menciptakan seluruh alam. 


Ikrar

Naik saksi aku, bahwa sesungguhnja.
Tak ada lain Tuhan jang kusembah.
Hanjalah Allah.

Naik saksi aku, bahwa sesungguhnja.
Muhammad itu adalah.
Pesuruh Allah.
Bahwa sesungguhnja aku rela.
Islam itu agamaku.

Bahwa sesungguhnja aku jaqin.
Al-Qur’an sebagai petundjukku.

Bahwa sesungguhnja, wadjib bagiku.
Sembahjang lima waktu dalam sehari.

Bahwa sesungguhnja, Nabi Ibrahim,
bapakku dalam agama.

Bahwa sesungguhnja hidup dan matiku,
untuk Allah semata-mata.

Tuhan kami, hanjalah Allah.
Rasul kami, hanjalah Muhammad.
Agama kami, hanjalah Islam.
Kitab kami, hanjalah Qur’an.

Ikrar kami,
selama hidup sampai mati.


Lebaran

Lebaran ……….. Lebaran!
Hari Raja …………. Hari Raja!
Hari Raja Aidil Fitri!
Disambut dengan senang hati.

Tua dan muda.
Anak-anak dan orang dewasa.
Baik laki-laki atau wanita.
Semua bergembira, semua bersuka.

Pergi kemesjid jang besar.
Pakaian baru pakaian indah!
Hati jang penuh berdebar-debar.

Dirumah telah tersedia.
Matjam2 kue, minuman dan apa sadja.
Ajo, silahkan! Kita tidak lagi puasa!

Si Muslim berdjongkok dihadapan ibu.
Sudjud mentjium tangan ibu.
Minta ampun, minta maaf.

Ibu dan ajah mengeluarkan air mata.
Karena hatinja terharu dan gembira.


Tentang Sjamsiar Seman
Drs. H. M. Syamsiar Seman lahir di Barabai, 1 April 1936. Lulusan Fakultas Sosial Politik Universitas Lambung Mangkurat. Pernah menjadi guru sampai Kepala Sekolah (1960), bekerja di Pemerintahan Provinsi Kalsel (purna tugas 1992), dan dosen di beberapa perguruan tinggi. Pernah mengasuh ruang seni budaya daerah RRI Nusantara III Banjarmasin (1977-1988). Menerima Piagam dan Hadiah dari Gubernur Kalsel dalam bidang sastra tahun 1977. Menulis puisi, cerpen, artikel seni budaya, yang tersebar di berbagai koran dan majalah. Menulis puluhan buku cerita rakyat Kalimantan Selatan dan banyak hal tentang kebudayaan Banjar. Antologi puisinya al: Taman si Muslim Kecil (Puisi anak-anak Islami, penerbit djambatan, Jakarta, 1978), Tanah Habang (puisi bahasa Banjar, 2005), Anak Indonesia Gemar Berpantun (1996).   

Catatan Lain
Dalam kata pengantar yang ditulis oleh pengarang dan dalam bentuk bersusun itu, ditulis begini:

Pengantar

-       taman si muslim ktetjil ini, jang berisikan 30 buah sadjak adalah dimaksudkan sebagai bahan batjaan bagi anak-anak di bidang keagamaan.
-       didalamnja tersimpul pengetahuan berupa tauhid, fiqh, pendidikan achlak dan kepribadian islam.
-       dapat pula dipergunakan sebagai sadjak jang dideklamasikan bertepatan pada perajaan2 hari besar islam, sadjak mana jang sesuai dengan peristiwa itu.
-       semoga bermanfaat bagi pemakainja.

bandjarmasin, 17 agustus 1963
salam pengarang.
sjamsiar seman

     Di dalam buku ini juga terdapat sambutan dari Wakil Kepala Inspeksi Pendidikan Agama Propinsi Kalimantan Selatan, A. Chalik Dachlan. Namun sambutan ini hilang ketika diterbitkan oleh Penerbit Djambatan (tak jelas kota terbitnya) pada tahun 1978. Sambutan sebanyak 7 paragraf itu dibuka dengan sangat berapi-api. Begini bunyinya:
     “Masa orde lama telah berlalu, kini kita berada dalam suasana pembinaan orde Baru dalam semangatnja melaksanakan Pantja Sila sebagai dasar dan falsafah Negara serta Undang2 Dasar 1945 setjara murni dan konsekwen.
     Dimasa orde Lama, Pantja Sila hanja mendjadi hiasan bibir, bahkan ditjekoki oleh mental atheisme P.K.I.
     Tuhan jang Maha Rahman dan Rahim, tidak membiarkan bangsa Indonesia hanjut dan tenggelam dalam kemunaikan dan kebathilan dan ia telah memberi petundjuk bahwa komunisme, jang atheis itu adalah bathil dan harus dibasmi dari bumi Indonesia.
     M.P.R.S. sebagai suatu lembaga Negara tertinggi telah melarang adanja faham komunisme, marxisme dan sebagainja jang anti Tuhan itu. Hal ini wadjib kita sjukuri.” Dst….

            Saya tak ingin menyimpulkan apa-apa. Biarlah ia menjadi milik jamannya. Dan jika suatu saat kau tiba di bagian ini, dan jika kau seorang muslim pula, kuharap kau menundukkan kepalamu sejenak untuk mengenang pengarang buku ini, alm. Syamsiar Seman. Dan bacakanlah surah Al-Fatihah untuk kau kirimkan kepadanya. Al-Fatihah…. 
Versi penerbit Djambatan, Jakarta, 1978


Tidak ada komentar:

Posting Komentar