Data buku kumpulan puisi
Judul
: kita masih punya cinta
Penulis : J.S.A.
Putra
Cetakan
: I, Januari 2006
Penerbit
: bukupop, Jakarta
Tebal
: viii + 71 halaman (71 puisi)
ISBN
: 979-99943-1-4
Perwajahan
: Radite C. Baskoro
Rancangan
sampul : Nanok K.
Beberapa pilihan puisi J.S.A. Putra dalam kita masih punya cinta
sekeping doa
sekeping doa ia
bisikkan
menempel di antara
pucuk-pucuk daun
segala pinta,
segala mohon, ia nyatakan
kunjungi pagi
berlumur embun menggantung
makna sebait puisi
sebelum ku datang
mengetuk pintu
hatimu
ku hanya
tinggalkan sebait sajak
yang kutulis di
kening mimpi kita
semoga kau
mengerti apa maknanya
sketsa senja
di pojok ruang
angin membelai
keheningan
mengajak kita
temukan cinta
tanpa pelangi
tersaji
di sketsa senja
keemasan
kau di sisiku
tanpa jarak
mencipta sesuatu
dalam riak jantungku
rindu 1
senja yang jatuh
bersama hujan
beriringan
terselip rindu
di balik
rerumputan
kau hadir
serpihan malam
tertinggal di
pelukan
dalam mimpi yang
terpotong subuh
kau hadir di sini
terbit mengiringi
pagi
gugur daun 2
telah kau saksikan
kematian mereka
penuh keikhlasan
meninggalkan
resonansi kehidupan
rohnya hampa
jantungnya diam
melepas senyuman
terlepas dari
tangkai
terlepas dari ibu
pohon
kita masih punya cinta
mari diam
mendiamkan sejuta
masalah dan amarah
kita tak patut
lagi memindahkan hati
menuju ujung
kecewa
karena esok kita
masih punya cinta
renungan malam
dalam renungan
malam
dalam hening
suasana
dalam kelamnya
ruang
dalam diamnya
pijakan
dalam tangisnya
hati
dalam jeritnya
nurani
dalam sesalnya
laku
dalam tenangnya
jiwa
dalam gejolak raga
dalam sesaknya
dada
dalam hilangnya
bayang
dalam tetes air
mata
dalam teduhnya
kasih
dalam merdunya
nada
dalam khusuknya
doa
aku merasa dekat
dengan-Mu
seperti dulu
kita cukup di sini
menengok tebaran
sinar bintang
menghirup udara
malam
menyelipkan
kunang-kunang
menghirup buih
angin
seperti dahulu
lukisan bintang
ia selalu melukis
bintang bercahaya
memetik sinar
peraknya
menyelipkan di
saku piyama
kelap-kelip itu
abadi
di sisi hatinya
itu – putih
senyumnya
suaranya lembut
bercerita tentang
dongeng lama
pagi purba
membawanya pergi
namun senyumnya
tertinggal di sini
mekar di taman
bunga matahari
katamu
benar apa katamu
adakalanya kita
sendiri
dalam waktu
sendiri
dalam ruang
sendiri
dalam dunia
sendiri
benar apa katamu
adakalanya kita
harus menyendiri
terpojok sendiri
terdiam sendiri
terpekur sendiri
benar apa katamu
adakalanya kita
harus menyendiri
mengutus sepi
mengukur sunyi
menanti henti
warna tangis
warna tangis yang
kau lelehkan
memuai menjadi
bening-bening diam
aku tak mampu
selamatkan damai
hanya titik-titik
sepi mengembang
menjadi
bunga-bunga hidup
namun duniaku
selalu kuncup
tanpa rekah
sajak kematian
di detak jantungku
gemuruh halilintar
bertalu
memecah dinding
keseharian
aku lantak
menjadi nyawa
terpisah
aku lantar
tanpa kamboja
istirah
di atas pusaraku
nanti
aku dijatuhi
hempasan angin
menuju dasar tanah
merah
basah –
perjalanan
kita tak pernah
tahu
seberapa jauh
berjalan
seberapa lama
melangkah
habiskan waktu
untuk dunia baru
mungkin musim
masih kemarau
sebab kau puja
pucuk-pucuk daun berguguran
dan kekeringan
tersipu di atas akar-akarnya
mungkin musim
telah penghujan
sebab kau puja
titik-titik gerimis berlumuran
dan kesegaran
termaktub di palung bumi
janji 1
seperti janji yang
kau lukis
di layar putih
aku tak sempat
mengguntingnya
karena senja
terlalu cepat membuka mantra
seperti janji yang
kau kirim
di ujung bukit
aku tak sempat
membacanya
karena hujan
terlalu cepat mengirim kata
tegak
aku tegak
menyongsong lafadz
indah-Mu
menjadikannya
serpihan angin
mengetuk hati yang
damai
Tentang J.S.A. Putra
Tak ada biodata J.S.A. Putra di buku ini.
Catatan Lain
Tak ada semacam pengantar, biodata penyair, endorsemen. Di sampul belakang
hanya ada dua bait puisi tanpa judul, yang jika ditelusuri puisi tersebut
berjudul Janji 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar